e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 18 Oktober 2024
Ayat SH: Keluaran 10:21-29
Judul: Empati dalam Dunia yang Gelap
Dalam agama Mesir kuno, "Ra" adalah dewa matahari dan dewa kehidupan. Menurut mitos, tiap malam ia berlayar melalui dunia orang mati. Menjelang subuh, ia bertarung melawan seekor ular besar dan mengalahkannya supaya ia bisa muncul kembali menghadirkan hari yang baru.
Nabi Musa menantang kesaktian Ra. Sesuai perintah Allah, Musa mengangkat tangannya. Maka, langit di atas Mesir seketika menjadi gelap gulita. Hal itu berlangsung selama tiga hari (22). Dalam sanubari orang-orang Mesir, Ra telah dikalahkan dan mati.
Kekacauan besar melanda seluruh Mesir seiring kematian dewa jagoan mereka. Bahan makanan telah lama menjadi langka. Kalaupun ada, sekarang mereka tidak dapat menyiapkan makanan sebab semuanya gelap gulita. Tidak ada yang dapat berpindah tempat tanpa membahayakan dirinya (23). Keputusasaan mencekik orang-orang Mesir.
Dalam situasi genting antara hidup dan mati itu, apa yang dilakukan oleh Firaun? Ia tawar-menawar dengan Musa. Ia masih menimbang-nimbang kerugian ekonomis bila harus melepaskan bangsa Israel dan semua ternak mereka (24). Seperti Firaun, sifat seorang penyembah berhala mewarisi sifat ilahnya. Ia selalu mementingkan diri sendiri. Celakalah bila kita dipimpin oleh seorang penyembah berhala. Celakalah lembaga yang dipimpin oleh orang yang mementingkan dirinya sendiri.
Saat ini, apakah pemimpin kita sungguh-sungguh peduli terhadap nyawa manusia? Kita harus berdoa agar negara kita dipimpin oleh orang benar. Kalaupun tidak seiman, berdoalah supaya ia tidak mementingkan diri sendiri maupun kelompoknya.
Apakah kita peduli terhadap hajat hidup orang lain? Mari kita periksa hidup keseharian kita. Apakah keputusan-keputusan kita lebih sering didasarkan pada pertimbangan ekonomis dan bukan kesejahteraan bersama?
Tuhan Yesus menginginkan kita bersinar supaya Bapa-Nya di surga dimuliakan (bdk. Mat. 5:16). Terang kita paling bersinar ketika kita menyatakan empati dan kasih di dalam dunia yang gelap ini. [PHM]
e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2024/10/18/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Keluaran+10:21-29
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Keluaran+10:21-29
Keluaran 10:21-29
21 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke langit, supaya datang gelap meliputi tanah Mesir, sehingga orang dapat meraba gelap itu."
22 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke langit dan datanglah gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga hari.
23 Tidak ada orang yang dapat melihat temannya, juga tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya selama tiga hari; tetapi pada semua orang Israel ada terang di tempat kediamannya.
24 Lalu Firaun memanggil Musa serta berkata: "Pergilah, beribadahlah kepada TUHAN, hanya kambing dombamu dan lembu sapimu harus ditinggalkan, juga anak-anakmu boleh turut beserta kamu."
25 Tetapi Musa berkata: "Bahkan korban sembelihan dan korban bakaran harus engkau berikan kepada kami, supaya kami menyediakannya untuk TUHAN, Allah kami.
26 Dan juga ternak kami harus turut beserta kami dan satu kakipun tidak akan tinggal, sebab dari ternak itulah kami harus ambil untuk beribadah kepada TUHAN, Allah kami; dan kami tidak tahu, dengan apa kami harus beribadah kepada TUHAN, sebelum kami sampai di sana."
27 Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga dia tidak mau membiarkan mereka pergi.
28 Lalu Firaun berkata kepadanya: "Pergilah dari padaku; awaslah engkau, jangan lihat mukaku lagi, sebab pada waktu engkau melihat mukaku, engkau akan mati."
29 Kemudian Musa berkata: "Tepat seperti ucapanmu itu! Aku takkan melihat mukamu lagi!"
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 18 Oktober 2024
Ayat SH: Keluaran 10:21-29
Judul: Empati dalam Dunia yang Gelap
Dalam agama Mesir kuno, "Ra" adalah dewa matahari dan dewa kehidupan. Menurut mitos, tiap malam ia berlayar melalui dunia orang mati. Menjelang subuh, ia bertarung melawan seekor ular besar dan mengalahkannya supaya ia bisa muncul kembali menghadirkan hari yang baru.
Nabi Musa menantang kesaktian Ra. Sesuai perintah Allah, Musa mengangkat tangannya. Maka, langit di atas Mesir seketika menjadi gelap gulita. Hal itu berlangsung selama tiga hari (22). Dalam sanubari orang-orang Mesir, Ra telah dikalahkan dan mati.
Kekacauan besar melanda seluruh Mesir seiring kematian dewa jagoan mereka. Bahan makanan telah lama menjadi langka. Kalaupun ada, sekarang mereka tidak dapat menyiapkan makanan sebab semuanya gelap gulita. Tidak ada yang dapat berpindah tempat tanpa membahayakan dirinya (23). Keputusasaan mencekik orang-orang Mesir.
Dalam situasi genting antara hidup dan mati itu, apa yang dilakukan oleh Firaun? Ia tawar-menawar dengan Musa. Ia masih menimbang-nimbang kerugian ekonomis bila harus melepaskan bangsa Israel dan semua ternak mereka (24). Seperti Firaun, sifat seorang penyembah berhala mewarisi sifat ilahnya. Ia selalu mementingkan diri sendiri. Celakalah bila kita dipimpin oleh seorang penyembah berhala. Celakalah lembaga yang dipimpin oleh orang yang mementingkan dirinya sendiri.
Saat ini, apakah pemimpin kita sungguh-sungguh peduli terhadap nyawa manusia? Kita harus berdoa agar negara kita dipimpin oleh orang benar. Kalaupun tidak seiman, berdoalah supaya ia tidak mementingkan diri sendiri maupun kelompoknya.
Apakah kita peduli terhadap hajat hidup orang lain? Mari kita periksa hidup keseharian kita. Apakah keputusan-keputusan kita lebih sering didasarkan pada pertimbangan ekonomis dan bukan kesejahteraan bersama?
Tuhan Yesus menginginkan kita bersinar supaya Bapa-Nya di surga dimuliakan (bdk. Mat. 5:16). Terang kita paling bersinar ketika kita menyatakan empati dan kasih di dalam dunia yang gelap ini. [PHM]
e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2024/10/18/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Keluaran+10:21-29
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Keluaran+10:21-29
Keluaran 10:21-29
21 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke langit, supaya datang gelap meliputi tanah Mesir, sehingga orang dapat meraba gelap itu."
22 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke langit dan datanglah gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga hari.
23 Tidak ada orang yang dapat melihat temannya, juga tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya selama tiga hari; tetapi pada semua orang Israel ada terang di tempat kediamannya.
24 Lalu Firaun memanggil Musa serta berkata: "Pergilah, beribadahlah kepada TUHAN, hanya kambing dombamu dan lembu sapimu harus ditinggalkan, juga anak-anakmu boleh turut beserta kamu."
25 Tetapi Musa berkata: "Bahkan korban sembelihan dan korban bakaran harus engkau berikan kepada kami, supaya kami menyediakannya untuk TUHAN, Allah kami.
26 Dan juga ternak kami harus turut beserta kami dan satu kakipun tidak akan tinggal, sebab dari ternak itulah kami harus ambil untuk beribadah kepada TUHAN, Allah kami; dan kami tidak tahu, dengan apa kami harus beribadah kepada TUHAN, sebelum kami sampai di sana."
27 Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga dia tidak mau membiarkan mereka pergi.
28 Lalu Firaun berkata kepadanya: "Pergilah dari padaku; awaslah engkau, jangan lihat mukaku lagi, sebab pada waktu engkau melihat mukaku, engkau akan mati."
29 Kemudian Musa berkata: "Tepat seperti ucapanmu itu! Aku takkan melihat mukamu lagi!"
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
0 komentar:
Posting Komentar