(e-SH) 1 Juni -- Kisah Para Rasul 7:1-29 - Intervensi Allah dalam Sejarah Manusia

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Sabtu, 1 Juni 2024
Ayat SH: Kisah Para Rasul 7:1-29

Judul: Intervensi Allah dalam Sejarah Manusia

Allah yang kita percaya ialah Allah yang berintervensi dalam sejarah. Dia bukan Allah menurut deisme, yang menciptakan lalu meninggalkan ciptaan-Nya.

Stefanus sangat memahami konsep ini. Oleh karena itu, ketika dia dituduh bahwa dia menghujat Musa dan Allah, Stefanus tetap tenang. Ditambah lagi, dalam pembelaan dirinya yang cukup panjang itu, Stefanus malah menceritakan kembali pekerjaan Allah dari Abraham sampai Musa. Ini adalah suatu pembelaan diri yang tidak lazim di tengah tuduhan penistaan agama.

Akan tetapi, dalam ketidaklaziman ini, kita dapat melihat satu benang merah.

Benang merahnya adalah kovenan Allah selalu menemui persoalan. Seolah-olah kovenan atau perjanjian tersebut akan batal, tetapi Allah senantiasa menuntun dan memberikan jalan keluar, sehingga apa yang telah direncanakan--sekalipun selalu menemui kesulitan--tidak pernah gagal, karena Allah memelihara kovenan-Nya.

Abraham diberi janji akan tanah dan keturunan, tetapi ia tidak memiliki anak sampai usia tua (5); keturunan Abraham malah menjadi pendatang di negeri asing dan dianiaya (6); Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya (9); Musa ditolak oleh orang Israel sendiri (27). Semuanya tampak seperti masalah yang begitu besar. Akan tetapi, pada akhirnya Tuhan selalu membuktikan kovenan-Nya (7-8, 10).

Stefanus juga menghadapi masalah yang serupa. Ada kemungkinan besar bahwa ia akan dihukum mati. Namun, dia percaya pada janji Tuhan bahwa Tuhan akan menyertainya senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat. 28:20). Stefanus mengenal secara utuh Allah yang berintervensi dalam sejarah. Oleh karena itulah, dia menceritakan bagaimana Allah telah memelihara kovenan-Nya sejak zaman Abraham-Musa.

Konsep tentang Allah yang berintervensi dalam sejarah memberi kita pengharapan. Dalam dunia yang penuh tragedi, kita akan mudah dibuat berputus asa dan menyerah. Percayalah kepada-Nya yang selalu berintervensi dan memberikan jalan keluar, Ia memberi kita kekuatan dalam menjalani kehidupan ini. [YGM]

e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2024/06/01/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Kisah+Para+Rasul+7:1-29
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Kisah+Para+Rasul+7:1-29

Kisah Para Rasul 7:1-29

 1  Kata Imam Besar: "Benarkah demikian?"
 2  Jawab Stefanus: "Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah! Allah yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran,
 3  dan berfirman kepadanya: Keluarlah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.
 4  Maka keluarlah ia dari negeri orang Kasdim, lalu menetap di Haran. Dan setelah ayahnya meninggal, Allah menyuruh dia pindah dari situ ke tanah ini, tempat kamu diam sekarang;
 5  dan di situ Allah tidak memberikan milik pusaka kepadanya, bahkan setapak tanahpun tidak, tetapi Ia berjanji akan memberikan tanah itu kepadanya menjadi kepunyaannya dan kepunyaan keturunannya, walaupun pada waktu itu ia tidak mempunyai anak.
 6  Beginilah firman Allah, yaitu bahwa keturunannya akan menjadi pendatang di negeri asing dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya empat ratus tahun lamanya.
 7  Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka itu akan Kuhukum, firman Allah, dan sesudah itu mereka akan keluar dari situ dan beribadah kepada-Ku di tempat ini.
 8  Lalu Allah memberikan kepadanya perjanjian sunat; dan demikianlah Abraham memperanakkan Ishak, lalu menyunatkannya pada hari yang kedelapan; dan Ishak memperanakkan Yakub, dan Yakub memperanakkan kedua belas bapa leluhur kita.
 9  Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia,
10  dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan kepadanya kasih karunia dan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya.
11  Maka datanglah bahaya kelaparan menimpa seluruh tanah Mesir dan tanah Kanaan serta penderitaan yang besar, sehingga nenek moyang kita tidak mendapat makanan.
12  Tetapi ketika Yakub mendengar, bahwa di tanah Mesir ada gandum, ia menyuruh nenek moyang kita ke sana. Itulah kunjungan mereka yang pertama;
13  pada kunjungan mereka yang kedua Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, lalu ketahuanlah asal-usul Yusuf kepada Firaun.
14  Kemudian Yusuf menyuruh menjemput Yakub, ayahnya, dan semua sanak saudaranya, tujuh puluh lima jiwa banyaknya.
15  Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir. Di situ ia meninggal, ia dan nenek moyang kita;
16  mayat mereka dipindahkan ke Sikhem dan diletakkan di dalam kuburan yang telah dibeli Abraham dengan sejumlah uang perak dari anak-anak Hemor di Sikhem.
17  Tetapi makin dekat genapnya janji yang diberikan Allah kepada Abraham, makin bertambah banyaklah bangsa itu di Mesir,
18  sampai bangkit seorang raja lain memerintah tanah Mesir, seorang yang tidak mengenal Yusuf.
19  Raja itu mempergunakan tipu daya terhadap bangsa kita dan menganiaya nenek moyang kita serta menyuruh membuang bayi mereka, supaya bangsa kita itu jangan berkembang.
20  Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya.
21  Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
22  Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
23  Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel.
24  Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang itu dengan membunuh orang Mesir itu.
25  Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti.
26  Pada keesokan harinya ia muncul pula ketika dua orang Israel sedang berkelahi, lalu ia berusaha mendamaikan mereka, katanya: Saudara-saudara! Bukankah kamu ini bersaudara? Mengapakah kamu saling menganiaya?
27  Tetapi orang yang berbuat salah kepada temannya itu menolak Musa dan berkata: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami?
28  Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti kemarin engkau membunuh orang Mesir itu?
29  Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Di situ ia memperanakkan dua orang anak laki-laki.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab

0 komentar:

Posting Komentar