e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 19 Maret 2024
Bacaan : PENGKHOTBAH 7:1-22
Setahun: Hakim-hakim 3-5
Nats: Pergi ke rumah duka lebih baik daripada pergi ke tempat pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaklah orang yang hidup memperhatikannya. (Pengkhotbah 7:2)
Renungan:
KESUDAHAN SETIAP MANUSIA
Ada banyak ketidakpastian di dunia ini dan ada satu hal yang pasti dialami semua manusia, yaitu kematian. Saya kerap berada di rumah duka baik sebagai tuan rumah atau sebagai tamu. Saya sudah merasakan kehilangan Ayah, Ibu, dan kakak kandung. Saya turut berduka saat hamba Tuhan, kawan, atau tetangga yang saya kenal meninggal dunia. Setiap kali melayat di rumah duka dan merenungkan apa yang dialami almarhum sebelum meninggal, saya selalu dingatkan untuk memperhatikan hidup saya. Karena kelak saya juga pasti mati.
Kematian adalah peristiwa yang kebanyakan orang tidak suka membahas, tapi suka tidak suka kita harus memperhatikannya sebagai orang yang masih hidup. Sebagai orang Kristiani, kematian sebetulnya bukan hal yang menakutkan, karena Kristus sudah mengalahkan maut. Saat kita meninggal dunia, kita bertemu dengan Kristus yang adalah kebangkitan dan hidup (Yoh. 11:25). Satu hal yang harus kita perhatikan, sudahkah saya memiliki hikmat yang benar, sehingga saya menjalani hidup dalam kebenaran firman Tuhan? Apakah saya hidup sebagai orang fasik, atau saya hidup sebagai seorang kristiani yang berhikmat? Apakah saya selalu rindu bertumbuh untuk hidup seperti Kristus telah hidup?
Hidup ini adalah kesempatan, hidup ini untuk melayani Tuhan, jangan sia-siakan waktu yang Tuhan beri, hidup ini hanya sementara. Sepenggal lirik lagu yang biasa kita dengar ini benar adanya. Mari kita jangan selalu sibuk untuk urusan duniawi yang hanya sementara, sehingga tidak memperhatikan kematian yang pasti kita alami. --RTG/www.renunganharian.net
KEMATIAN ADALAH SATU PERISTIWA YANG PASTI KITA SEMUA ALAMI.
e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: https://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2024/03/19/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?PENGKHOTBAH+7:1-22
PENGKHOTBAH 7:1-22
1 Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal, dan hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran.
2 Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.
3 Bersedih lebih baik dari pada tertawa, karena muka muram membuat hati lega.
4 Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria.
5 Mendengar hardikan orang berhikmat lebih baik dari pada mendengar nyanyian orang bodoh.
6 Karena seperti bunyi duri terbakar di bawah kuali, demikian tertawa orang bodoh. Inipun sia-sia.
7 Sungguh, pemerasan membodohkan orang berhikmat, dan uang suap merusakkan hati.
8 Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati.
9 Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.
10 Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.
11 Hikmat adalah sama baiknya dengan warisan dan merupakan suatu keuntungan bagi orang-orang yang melihat matahari.
12 Karena perlindungan hikmat adalah seperti perlindungan uang. Dan beruntunglah yang mengetahui bahwa hikmat memelihara hidup pemilik-pemiliknya.
13 Perhatikanlah pekerjaan Allah! Siapakah dapat meluruskan apa yang telah dibengkokkan-Nya?
14 Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.
15 Dalam hidupku yang sia-sia aku telah melihat segala hal ini: ada orang saleh yang binasa dalam kesalehannya, ada orang fasik yang hidup lama dalam kejahatannya.
16 Janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat; mengapa engkau akan membinasakan dirimu sendiri?
17 Janganlah terlalu fasik, janganlah bodoh! Mengapa engkau mau mati sebelum waktumu?
18 Adalah baik kalau engkau memegang yang satu, dan juga tidak melepaskan yang lain, karena orang yang takut akan Allah luput dari kedua-duanya.
19 Hikmat memberi kepada yang memilikinya lebih banyak kekuatan dari pada sepuluh penguasa dalam kota.
20 Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa!
21 Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau tidak mendengar pelayanmu mengutuki engkau.
22 Karena hatimu tahu bahwa engkau juga telah kerapkali mengutuki orang-orang lain.
Bacaan Alkitab Setahun: https://alkitab.sabda.org/?Hakim-hakim+3-5
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Hakim-hakim+3-5
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Pelayanan Gloria -- Copyright © 2024 Yayasan Pelayanan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 19 Maret 2024
Bacaan : PENGKHOTBAH 7:1-22
Setahun: Hakim-hakim 3-5
Nats: Pergi ke rumah duka lebih baik daripada pergi ke tempat pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaklah orang yang hidup memperhatikannya. (Pengkhotbah 7:2)
Renungan:
KESUDAHAN SETIAP MANUSIA
Ada banyak ketidakpastian di dunia ini dan ada satu hal yang pasti dialami semua manusia, yaitu kematian. Saya kerap berada di rumah duka baik sebagai tuan rumah atau sebagai tamu. Saya sudah merasakan kehilangan Ayah, Ibu, dan kakak kandung. Saya turut berduka saat hamba Tuhan, kawan, atau tetangga yang saya kenal meninggal dunia. Setiap kali melayat di rumah duka dan merenungkan apa yang dialami almarhum sebelum meninggal, saya selalu dingatkan untuk memperhatikan hidup saya. Karena kelak saya juga pasti mati.
Kematian adalah peristiwa yang kebanyakan orang tidak suka membahas, tapi suka tidak suka kita harus memperhatikannya sebagai orang yang masih hidup. Sebagai orang Kristiani, kematian sebetulnya bukan hal yang menakutkan, karena Kristus sudah mengalahkan maut. Saat kita meninggal dunia, kita bertemu dengan Kristus yang adalah kebangkitan dan hidup (Yoh. 11:25). Satu hal yang harus kita perhatikan, sudahkah saya memiliki hikmat yang benar, sehingga saya menjalani hidup dalam kebenaran firman Tuhan? Apakah saya hidup sebagai orang fasik, atau saya hidup sebagai seorang kristiani yang berhikmat? Apakah saya selalu rindu bertumbuh untuk hidup seperti Kristus telah hidup?
Hidup ini adalah kesempatan, hidup ini untuk melayani Tuhan, jangan sia-siakan waktu yang Tuhan beri, hidup ini hanya sementara. Sepenggal lirik lagu yang biasa kita dengar ini benar adanya. Mari kita jangan selalu sibuk untuk urusan duniawi yang hanya sementara, sehingga tidak memperhatikan kematian yang pasti kita alami. --RTG/www.renunganharian.net
KEMATIAN ADALAH SATU PERISTIWA YANG PASTI KITA SEMUA ALAMI.
e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: https://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2024/03/19/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?PENGKHOTBAH+7:1-22
PENGKHOTBAH 7:1-22
1 Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal, dan hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran.
2 Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.
3 Bersedih lebih baik dari pada tertawa, karena muka muram membuat hati lega.
4 Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria.
5 Mendengar hardikan orang berhikmat lebih baik dari pada mendengar nyanyian orang bodoh.
6 Karena seperti bunyi duri terbakar di bawah kuali, demikian tertawa orang bodoh. Inipun sia-sia.
7 Sungguh, pemerasan membodohkan orang berhikmat, dan uang suap merusakkan hati.
8 Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati.
9 Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.
10 Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.
11 Hikmat adalah sama baiknya dengan warisan dan merupakan suatu keuntungan bagi orang-orang yang melihat matahari.
12 Karena perlindungan hikmat adalah seperti perlindungan uang. Dan beruntunglah yang mengetahui bahwa hikmat memelihara hidup pemilik-pemiliknya.
13 Perhatikanlah pekerjaan Allah! Siapakah dapat meluruskan apa yang telah dibengkokkan-Nya?
14 Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.
15 Dalam hidupku yang sia-sia aku telah melihat segala hal ini: ada orang saleh yang binasa dalam kesalehannya, ada orang fasik yang hidup lama dalam kejahatannya.
16 Janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat; mengapa engkau akan membinasakan dirimu sendiri?
17 Janganlah terlalu fasik, janganlah bodoh! Mengapa engkau mau mati sebelum waktumu?
18 Adalah baik kalau engkau memegang yang satu, dan juga tidak melepaskan yang lain, karena orang yang takut akan Allah luput dari kedua-duanya.
19 Hikmat memberi kepada yang memilikinya lebih banyak kekuatan dari pada sepuluh penguasa dalam kota.
20 Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa!
21 Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau tidak mendengar pelayanmu mengutuki engkau.
22 Karena hatimu tahu bahwa engkau juga telah kerapkali mengutuki orang-orang lain.
Bacaan Alkitab Setahun: https://alkitab.sabda.org/?Hakim-hakim+3-5
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Hakim-hakim+3-5
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Pelayanan Gloria -- Copyright © 2024 Yayasan Pelayanan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA
0 komentar:
Posting Komentar