e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 3 Juni 2023
Ayat SH: Ayub 25
Judul: Melihat Penderitaan Orang Lain
Ketika melihat seseorang yang sedang mengalami kemalangan atau kesulitan, tidak jarang ada yang langsung menghubungkannya dengan dosa. Bagaimana seharusnya respons kita dalam melihat penderitaan orang lain?
Bildad menggambarkan Allah dalam keberadaan-Nya yang penuh kuasa dan dahsyat (2). Tidak ada ciptaan yang dapat menyamai Allah (3).
Natur manusia berdosa menunjukkan bahwa tidak ada seorang manusia pun yang benar di hadapan Allah Yang Mahakudus (4). Di hadapan Allah, bulan dan bintang yang tampak begitu terang bagi manusia pun hanyalah cahaya redup (5). Bildad dengan tepat menggambarkan manusia seperti bernga atau ulat (6).
Secara sekilas pemikiran Bildad ini benar. Akan tetapi, apakah pemikiran ini tepat untuk disampaikan kepada Ayub?
Allah dalam keberadaan-Nya yang kekal memang berdaulat atas segala sesuatu. Namun, dunia di mana manusia hidup adalah dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa. Dalam dunia yang berdosa ini ada banyak penyebab penderitaan manusia.
Di sinilah letak kesalahan Bildad. Ia berupaya untuk membuat Ayub melihat penderitaannya sebagai akibat dari dosanya. Pemikiran Bildad tak hanya sempit, tetapi juga menjadi tuduhan yang salah kaprah. Pemikiran ini akan membuat seseorang selalu melihat penderitaan sebagai akibat langsung dari dosa. Di tengah penderitaan, orang itu akan merasa bersalah dan terdorong untuk menghakimi dirinya sendiri.
Penderitaan menjadi bagian yang tidak terhindarkan dalam dunia yang jatuh ke dalam dosa. Namun, kita tidak harus selalu melihat penderitaan sebagai hukuman atas dosa pribadi seseorang. Kita juga harus belajar untuk tidak mudah menghakimi orang lain yang sedang menderita sebagai orang berdosa.
Sebagai orang percaya, ketika menjenguk orang yang sedang sakit, mendengar seseorang yang sedang susah, dan menyaksikan sesama yang menderita, kita harus datang dengan empati dan kasih, bukan dengan pertanyaan yang membuatnya merasa bersalah dan dihakimi. [RGD]
e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2023/06/03/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Ayub+25
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Ayub+25
Ayub 25
1 Maka Bildad, orang Suah, menjawab:
2 "Kekuasaan dan kedahsyatan ada pada Dia, yang menyelenggarakan damai di tempat-Nya yang tinggi.
3 Dapatkah dihitung pasukan-Nya? Dan siapakah yang tidak disinari terang-Nya?
4 Bagaimana manusia benar di hadapan Allah, dan bagaimana orang yang dilahirkan perempuan itu bersih?
5 Sesungguhnya, bahkan bulanpun tidak terang dan bintang-bintangpun tidak cerah di mata-Nya.
6 Lebih-lebih lagi manusia, yang adalah berenga, anak manusia, yang adalah ulat!"
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 3 Juni 2023
Ayat SH: Ayub 25
Judul: Melihat Penderitaan Orang Lain
Ketika melihat seseorang yang sedang mengalami kemalangan atau kesulitan, tidak jarang ada yang langsung menghubungkannya dengan dosa. Bagaimana seharusnya respons kita dalam melihat penderitaan orang lain?
Bildad menggambarkan Allah dalam keberadaan-Nya yang penuh kuasa dan dahsyat (2). Tidak ada ciptaan yang dapat menyamai Allah (3).
Natur manusia berdosa menunjukkan bahwa tidak ada seorang manusia pun yang benar di hadapan Allah Yang Mahakudus (4). Di hadapan Allah, bulan dan bintang yang tampak begitu terang bagi manusia pun hanyalah cahaya redup (5). Bildad dengan tepat menggambarkan manusia seperti bernga atau ulat (6).
Secara sekilas pemikiran Bildad ini benar. Akan tetapi, apakah pemikiran ini tepat untuk disampaikan kepada Ayub?
Allah dalam keberadaan-Nya yang kekal memang berdaulat atas segala sesuatu. Namun, dunia di mana manusia hidup adalah dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa. Dalam dunia yang berdosa ini ada banyak penyebab penderitaan manusia.
Di sinilah letak kesalahan Bildad. Ia berupaya untuk membuat Ayub melihat penderitaannya sebagai akibat dari dosanya. Pemikiran Bildad tak hanya sempit, tetapi juga menjadi tuduhan yang salah kaprah. Pemikiran ini akan membuat seseorang selalu melihat penderitaan sebagai akibat langsung dari dosa. Di tengah penderitaan, orang itu akan merasa bersalah dan terdorong untuk menghakimi dirinya sendiri.
Penderitaan menjadi bagian yang tidak terhindarkan dalam dunia yang jatuh ke dalam dosa. Namun, kita tidak harus selalu melihat penderitaan sebagai hukuman atas dosa pribadi seseorang. Kita juga harus belajar untuk tidak mudah menghakimi orang lain yang sedang menderita sebagai orang berdosa.
Sebagai orang percaya, ketika menjenguk orang yang sedang sakit, mendengar seseorang yang sedang susah, dan menyaksikan sesama yang menderita, kita harus datang dengan empati dan kasih, bukan dengan pertanyaan yang membuatnya merasa bersalah dan dihakimi. [RGD]
e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2023/06/03/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Ayub+25
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Ayub+25
Ayub 25
1 Maka Bildad, orang Suah, menjawab:
2 "Kekuasaan dan kedahsyatan ada pada Dia, yang menyelenggarakan damai di tempat-Nya yang tinggi.
3 Dapatkah dihitung pasukan-Nya? Dan siapakah yang tidak disinari terang-Nya?
4 Bagaimana manusia benar di hadapan Allah, dan bagaimana orang yang dilahirkan perempuan itu bersih?
5 Sesungguhnya, bahkan bulanpun tidak terang dan bintang-bintangpun tidak cerah di mata-Nya.
6 Lebih-lebih lagi manusia, yang adalah berenga, anak manusia, yang adalah ulat!"
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
0 komentar:
Posting Komentar