e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 27 Juni 2023
Ayat SH: Ibrani 6:9-20
Judul: Janji Membuahkan Kesabaran
Penulis Surat Ibrani mengajak orang-orang Kristen untuk bersabar sampai janji hidup kekal digenapi. Semangat kita tidak boleh kendur. Sebaliknya, dengan kesungguhan kita harus mengikuti teladan dari tokoh-tokoh iman.
Abraham adalah tokoh yang disebutkan secara khusus. Ia dikenal dengan kesabarannya dalam menantikan janji Allah. Ia mau bersabar karena Allah telah berjanji dan bersumpah demi diri-Nya sendiri (13-15). Oleh karena Allah tidak akan pernah berubah dan sumpah-Nya dapat dipercaya sepenuhnya sebagai kebenaran (16-18), janji Allah memotivasi orang-orang pilihan untuk meletakkan pengharapan mereka pada Kristus (19-20).
Allah kerap memerintahkan kita untuk bersabar. Mungkin ini terkesan ironis, sebab perintah itu justru mengharuskan kita untuk tidak berbuat apa-apa. Meski terdengar mudah, perintah ini ternyata sulit dilakukan. Kita harus belajar untuk berdiam diri ketika kita ingin menyelesaikan masalah dan mengubah nasib hidup dengan secepat mungkin.
Apakah Anda sedang menantikan janji Allah yang spesifik dan relevan dengan hidup Anda saat ini? Jika Anda yakin bahwa Allah berbicara kepada Anda, dan Anda telah mendoakannya, tinggal satu hal yang bisa Anda lakukan: bersabar!
Tidak sedikit orang Kristen yang menempatkan Allah sebagai lawan ketika janji-Nya belum tergenapi. "Mengapa hidup saya belum berubah? Bukannya Allah sudah berjanji…?" Sesungguhnya musuh dari semua janji adalah kegemaran terhadap perubahan yang instan. Kenyataannya, janji Allah bagaikan bahan bakar yang menyalakan kesabaran. Makin besar janji Allah yang kita pegang, makin besar kesabaran kita dalam menantikannya. Bila janji itu pasti, mengapa kita harus terburu-buru?
Apakah kesabaran Anda hampir habis? Berdoalah! Kita bisa meminta kepada Allah agar pengharapan kita dikuatkan kembali. Sebaliknya, apakah Anda pernah memusuhi Allah karena janji-Nya belum terjadi? Mintalah ampun kepada-Nya dan bertobatlah.
Allah sudah begitu sabar kepada kita, maka kita juga harus belajar bersabar. [PHM]
e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2023/06/27/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Ibrani+6:9-20
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Ibrani+6:9-20
Ibrani 6:9-20
9 Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung keselamatan.
10 Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.
11 Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya,
12 agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.
13 Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya,
14 kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak."
15 Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.
16 Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan.
17 Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah,
18 supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.
19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
20 di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 27 Juni 2023
Ayat SH: Ibrani 6:9-20
Judul: Janji Membuahkan Kesabaran
Penulis Surat Ibrani mengajak orang-orang Kristen untuk bersabar sampai janji hidup kekal digenapi. Semangat kita tidak boleh kendur. Sebaliknya, dengan kesungguhan kita harus mengikuti teladan dari tokoh-tokoh iman.
Abraham adalah tokoh yang disebutkan secara khusus. Ia dikenal dengan kesabarannya dalam menantikan janji Allah. Ia mau bersabar karena Allah telah berjanji dan bersumpah demi diri-Nya sendiri (13-15). Oleh karena Allah tidak akan pernah berubah dan sumpah-Nya dapat dipercaya sepenuhnya sebagai kebenaran (16-18), janji Allah memotivasi orang-orang pilihan untuk meletakkan pengharapan mereka pada Kristus (19-20).
Allah kerap memerintahkan kita untuk bersabar. Mungkin ini terkesan ironis, sebab perintah itu justru mengharuskan kita untuk tidak berbuat apa-apa. Meski terdengar mudah, perintah ini ternyata sulit dilakukan. Kita harus belajar untuk berdiam diri ketika kita ingin menyelesaikan masalah dan mengubah nasib hidup dengan secepat mungkin.
Apakah Anda sedang menantikan janji Allah yang spesifik dan relevan dengan hidup Anda saat ini? Jika Anda yakin bahwa Allah berbicara kepada Anda, dan Anda telah mendoakannya, tinggal satu hal yang bisa Anda lakukan: bersabar!
Tidak sedikit orang Kristen yang menempatkan Allah sebagai lawan ketika janji-Nya belum tergenapi. "Mengapa hidup saya belum berubah? Bukannya Allah sudah berjanji…?" Sesungguhnya musuh dari semua janji adalah kegemaran terhadap perubahan yang instan. Kenyataannya, janji Allah bagaikan bahan bakar yang menyalakan kesabaran. Makin besar janji Allah yang kita pegang, makin besar kesabaran kita dalam menantikannya. Bila janji itu pasti, mengapa kita harus terburu-buru?
Apakah kesabaran Anda hampir habis? Berdoalah! Kita bisa meminta kepada Allah agar pengharapan kita dikuatkan kembali. Sebaliknya, apakah Anda pernah memusuhi Allah karena janji-Nya belum terjadi? Mintalah ampun kepada-Nya dan bertobatlah.
Allah sudah begitu sabar kepada kita, maka kita juga harus belajar bersabar. [PHM]
e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2023/06/27/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Ibrani+6:9-20
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Ibrani+6:9-20
Ibrani 6:9-20
9 Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung keselamatan.
10 Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.
11 Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya,
12 agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.
13 Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya,
14 kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak."
15 Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.
16 Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan.
17 Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah,
18 supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.
19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
20 di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
0 komentar:
Posting Komentar