e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 10 Juni 2023
Ayat SH: Ayub 35
Judul: Berempati dengan Tulus
Setiap orang punya beban hidup yang berbeda-beda dan masing-masing menanggungnya dengan daya yang berbeda juga. Saat beban hidup melanda kita, kerap kali kita menyalahkan Tuhan. Kita tak mau melihat dari perspektif lain atau merenungi apa yang Tuhan ingin tunjukkan lewat peristiwa yang kita alami.
Ayub mengalami penderitaan secara bertubi-tubi. Ironisnya, selama ini Ayub hidup taat di hadapan Tuhan. Karenanya, ia tidak mengerti mengapa semua penderitaan itu terjadi padanya.
Itulah mengapa, ketika teman-temannya menyalahkan cara hidupnya yang berdosa di hadapan Allah, ia membela diri dengan mengaku tidak bersalah. Inilah yang membuat Elihu geram. Elihu merespons pernyataan Ayub secara tendensius dan emosional.
Elihu menunjukkan pemahaman yang keliru tentang Allah. Ia percaya bahwa Allah adalah Pribadi yang jauh dari manusia (5). Kekuasaan dan kedaulatan-Nya jauh lebih besar daripada kebaikan dan kebenaran semua manusia, termasuk Ayub (6-7). Ia berpikir bahwa jika Allah tidak menolong Ayub, itu artinya Ayub bersalah (8-13). Baginya, apa yang dialami Ayub adalah hukuman yang memang pantas untuk diterima Ayub.
Pada akhirnya, Elihu mengatakan bahwa Ayub banyak bicara tanpa pengertian (14-16). Alih-alih berempati atas apa yang terjadi pada Ayub, ia malah berfokus pada pandangan dan pengertiannya sendiri.
Ketika seseorang menceritakan kesulitannya kepada kita, atau ketika kita melihat orang terdekat kita sedang mengalami musibah, kiranya kita dapat merespons dengan cara yang tepat, yaitu berempati dengan tulus. Turut merasakan penderitaan yang dialami lebih baik daripada memojokkan dan menyalahkan.
Ingatlah, Allah memerhatikan penderitaan setiap orang. Ia bukanlah Pribadi yang acuh tak acuh. Ingat juga, penderitaan yang kita alami tidak melebihi kekuatan kita karena Allah itu setia. Ia tak akan membiarkan kita dicobai dengan penderitaan yang membuat kita hancur dan binasa. Saat kita dicobai, Tuhan akan memberi jalan keluar, sehingga kita dapat menanggungnya. [SLM]
e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2023/06/10/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Ayub+35
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Ayub+35
Ayub 35
1 Maka berbicaralah Elihu:
2 "Inikah yang kauanggap adil dan yang kausebut: kebenaranku di hadapan Allah,
3 kalau engkau bertanya: Apakah gunanya bagiku? Apakah kelebihanku bila aku berbuat dosa?
4 Akulah yang akan memberi jawab kepadamu dan kepada sahabat-sahabatmu bersama-sama dengan engkau:
5 Arahkan pandanganmu ke langit dan lihatlah, perhatikanlah awan-awan yang lebih tinggi dari padamu!
6 Jikalau engkau berbuat dosa, apa yang akan kaulakukan terhadap Dia? Kalau pelanggaranmu banyak, apa yang kaubuat terhadap Dia?
7 Jikalau engkau benar, apakah yang kauberikan kepada Dia? Atau apakah yang diterima-Nya dari tanganmu?
8 Hanya orang seperti engkau yang dirugikan oleh kefasikanmu dan hanya anak manusia yang diuntungkan oleh kebenaranmu.
9 Orang menjerit oleh karena banyaknya penindasan, berteriak minta tolong oleh karena kekerasan orang-orang yang berkuasa;
10 tetapi orang tidak bertanya: Di mana Allah, yang membuat aku, dan yang memberi nyanyian pujian di waktu malam;
11 yang memberi kita akal budi melebihi binatang di bumi, dan hikmat melebihi burung di udara?
12 Ketika itu orang menjerit, tetapi Ia tidak menjawab, oleh karena kecongkakan orang-orang jahat.
13 Sungguh, teriakan yang kosong tidak didengar Allah dan tidak dihiraukan oleh Yang Mahakuasa.
14 Lebih-lebih lagi kalau engkau berkata, bahwa engkau tidak melihat Dia, bahwa perkaramu sudah diadukan kehadapan-Nya, tetapi masih juga engkau menanti-nantikan Dia!
15 Tetapi sekarang: karena murka-Nya tidak menghukum dan Ia tidak terlalu mempedulikan pelanggaran,
16 maka Ayub berbesar mulut dengan sia-sia, banyak bicara tanpa pengertian."
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 10 Juni 2023
Ayat SH: Ayub 35
Judul: Berempati dengan Tulus
Setiap orang punya beban hidup yang berbeda-beda dan masing-masing menanggungnya dengan daya yang berbeda juga. Saat beban hidup melanda kita, kerap kali kita menyalahkan Tuhan. Kita tak mau melihat dari perspektif lain atau merenungi apa yang Tuhan ingin tunjukkan lewat peristiwa yang kita alami.
Ayub mengalami penderitaan secara bertubi-tubi. Ironisnya, selama ini Ayub hidup taat di hadapan Tuhan. Karenanya, ia tidak mengerti mengapa semua penderitaan itu terjadi padanya.
Itulah mengapa, ketika teman-temannya menyalahkan cara hidupnya yang berdosa di hadapan Allah, ia membela diri dengan mengaku tidak bersalah. Inilah yang membuat Elihu geram. Elihu merespons pernyataan Ayub secara tendensius dan emosional.
Elihu menunjukkan pemahaman yang keliru tentang Allah. Ia percaya bahwa Allah adalah Pribadi yang jauh dari manusia (5). Kekuasaan dan kedaulatan-Nya jauh lebih besar daripada kebaikan dan kebenaran semua manusia, termasuk Ayub (6-7). Ia berpikir bahwa jika Allah tidak menolong Ayub, itu artinya Ayub bersalah (8-13). Baginya, apa yang dialami Ayub adalah hukuman yang memang pantas untuk diterima Ayub.
Pada akhirnya, Elihu mengatakan bahwa Ayub banyak bicara tanpa pengertian (14-16). Alih-alih berempati atas apa yang terjadi pada Ayub, ia malah berfokus pada pandangan dan pengertiannya sendiri.
Ketika seseorang menceritakan kesulitannya kepada kita, atau ketika kita melihat orang terdekat kita sedang mengalami musibah, kiranya kita dapat merespons dengan cara yang tepat, yaitu berempati dengan tulus. Turut merasakan penderitaan yang dialami lebih baik daripada memojokkan dan menyalahkan.
Ingatlah, Allah memerhatikan penderitaan setiap orang. Ia bukanlah Pribadi yang acuh tak acuh. Ingat juga, penderitaan yang kita alami tidak melebihi kekuatan kita karena Allah itu setia. Ia tak akan membiarkan kita dicobai dengan penderitaan yang membuat kita hancur dan binasa. Saat kita dicobai, Tuhan akan memberi jalan keluar, sehingga kita dapat menanggungnya. [SLM]
e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2023/06/10/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Ayub+35
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Ayub+35
Ayub 35
1 Maka berbicaralah Elihu:
2 "Inikah yang kauanggap adil dan yang kausebut: kebenaranku di hadapan Allah,
3 kalau engkau bertanya: Apakah gunanya bagiku? Apakah kelebihanku bila aku berbuat dosa?
4 Akulah yang akan memberi jawab kepadamu dan kepada sahabat-sahabatmu bersama-sama dengan engkau:
5 Arahkan pandanganmu ke langit dan lihatlah, perhatikanlah awan-awan yang lebih tinggi dari padamu!
6 Jikalau engkau berbuat dosa, apa yang akan kaulakukan terhadap Dia? Kalau pelanggaranmu banyak, apa yang kaubuat terhadap Dia?
7 Jikalau engkau benar, apakah yang kauberikan kepada Dia? Atau apakah yang diterima-Nya dari tanganmu?
8 Hanya orang seperti engkau yang dirugikan oleh kefasikanmu dan hanya anak manusia yang diuntungkan oleh kebenaranmu.
9 Orang menjerit oleh karena banyaknya penindasan, berteriak minta tolong oleh karena kekerasan orang-orang yang berkuasa;
10 tetapi orang tidak bertanya: Di mana Allah, yang membuat aku, dan yang memberi nyanyian pujian di waktu malam;
11 yang memberi kita akal budi melebihi binatang di bumi, dan hikmat melebihi burung di udara?
12 Ketika itu orang menjerit, tetapi Ia tidak menjawab, oleh karena kecongkakan orang-orang jahat.
13 Sungguh, teriakan yang kosong tidak didengar Allah dan tidak dihiraukan oleh Yang Mahakuasa.
14 Lebih-lebih lagi kalau engkau berkata, bahwa engkau tidak melihat Dia, bahwa perkaramu sudah diadukan kehadapan-Nya, tetapi masih juga engkau menanti-nantikan Dia!
15 Tetapi sekarang: karena murka-Nya tidak menghukum dan Ia tidak terlalu mempedulikan pelanggaran,
16 maka Ayub berbesar mulut dengan sia-sia, banyak bicara tanpa pengertian."
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
0 komentar:
Posting Komentar