e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 24 September 2022
Ayat SH: Wahyu 9:1-12
Judul: Penghakiman dan Kesaksian Hidup
Kitab Wahyu berbicara soal kengerian hukuman Tuhan yang menyertai bunyi sangkakala perang. Dalam bagian ini, hukuman yang dikisahkan melibatkan belalang yang: menyiksa seperti kalajengking (5), berderap seperti kuda perang (7, 9), dan bergigi seperti gigi singa (8), dan yang bernama Abadon/Apolion, yaitu kehancuran (11).
Belalang bukan hanya menghancurkan tanaman, tetapi juga terkait dengan bahaya kelaparan. Namun, serangan belalang yang digambarkan di sini mirip serangan militer, dengan dada belalang seperti baju zirah dan sayap mereka seperti kereta kuda perang (9). Mungkinkah terkait serangan raja-raja dari Timur (16:12)? Kata apolion (kehancuran) mungkin berhubungan juga dengan permainan kata yang mirip dengan Apollo, dewa matahari Romawi.
Kedahsyatan hukuman Tuhan sering digambarkan setara dengan kejahatan yang dihancurkan itu, karena Allah itu adil. Namun, penghakiman hukuman Allah tidak menjamin terjadinya pertobatan. Seperti tulah-tulah yang melanda Mesir, bukannya membuat Firaun bertobat, tetapi malah mengeraskan hati melawan Tuhan. Akibatnya, hukuman makin menghunjam Mesir dan menyatakan keadilan Tuhan.
Dunia modern sering beranggapan bahwa kalau kita punya sistem hukum yang sempurna, maka masyarakat akan menjadi baik. Optimisme itu sering salah arah. Dalam banyak kasus, hukuman justru tidak menghasilkan pertobatan. Guru yang hanya pandai menghukum, misalnya, hanya akan menghasilkan murid yang pahit hati atau pemberontak.
Dalam kitabnya, Yohanes bercerita juga soal kesaksian (martir) dari umat yang telah diselamatkan oleh Anak Domba (lih. Why. 14). Di tengah cawan hukuman yang ditumpahkan, penting untuk kita mengingat tanda atau meterai siapa yang tampak di dahi kita. Semua orang sebenarnya memakai tanda tertentu, pertanyaannya, kita ada di pihak yang mana?
Di tengah hukuman penghakiman Allah yang terjadi pada waktu-Nya, mari kita setia bersaksi bersama umat-Nya, menjadi tanda kehadiran Allah di tengah dunia. [IHM]
e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2022/09/24/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Wahyu+9:1-12
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Wahyu+9:1-12
Wahyu 9:1-12
1 Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.
2 Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu.
3 Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi.
4 Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya.
5 Dan mereka diperkenankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyiksa mereka lima bulan lamanya, dan siksaan itu seperti siksaan kalajengking, apabila ia menyengat manusia.
6 Dan pada masa itu orang-orang akan mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya, dan mereka akan ingin mati, tetapi maut lari dari mereka.
7 Dan rupa belalang-belalang itu sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti muka manusia,
8 dan rambut mereka sama seperti rambut perempuan dan gigi mereka sama seperti gigi singa,
9 dan dada mereka sama seperti baju zirah, dan bunyi sayap mereka bagaikan bunyi kereta-kereta yang ditarik banyak kuda, yang sedang lari ke medan peperangan.
10 Dan ekor mereka sama seperti kalajengking dan ada sengatnya, dan di dalam ekor mereka itu terdapat kuasa mereka untuk menyakiti manusia, lima bulan lamanya.
11 Dan raja yang memerintah mereka ialah malaikat jurang maut; namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan dalam bahasa Yunani ialah Apolion.
12 Celaka yang pertama sudah lewat. Sekarang akan menyusul dua celaka lagi.
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 24 September 2022
Ayat SH: Wahyu 9:1-12
Judul: Penghakiman dan Kesaksian Hidup
Kitab Wahyu berbicara soal kengerian hukuman Tuhan yang menyertai bunyi sangkakala perang. Dalam bagian ini, hukuman yang dikisahkan melibatkan belalang yang: menyiksa seperti kalajengking (5), berderap seperti kuda perang (7, 9), dan bergigi seperti gigi singa (8), dan yang bernama Abadon/Apolion, yaitu kehancuran (11).
Belalang bukan hanya menghancurkan tanaman, tetapi juga terkait dengan bahaya kelaparan. Namun, serangan belalang yang digambarkan di sini mirip serangan militer, dengan dada belalang seperti baju zirah dan sayap mereka seperti kereta kuda perang (9). Mungkinkah terkait serangan raja-raja dari Timur (16:12)? Kata apolion (kehancuran) mungkin berhubungan juga dengan permainan kata yang mirip dengan Apollo, dewa matahari Romawi.
Kedahsyatan hukuman Tuhan sering digambarkan setara dengan kejahatan yang dihancurkan itu, karena Allah itu adil. Namun, penghakiman hukuman Allah tidak menjamin terjadinya pertobatan. Seperti tulah-tulah yang melanda Mesir, bukannya membuat Firaun bertobat, tetapi malah mengeraskan hati melawan Tuhan. Akibatnya, hukuman makin menghunjam Mesir dan menyatakan keadilan Tuhan.
Dunia modern sering beranggapan bahwa kalau kita punya sistem hukum yang sempurna, maka masyarakat akan menjadi baik. Optimisme itu sering salah arah. Dalam banyak kasus, hukuman justru tidak menghasilkan pertobatan. Guru yang hanya pandai menghukum, misalnya, hanya akan menghasilkan murid yang pahit hati atau pemberontak.
Dalam kitabnya, Yohanes bercerita juga soal kesaksian (martir) dari umat yang telah diselamatkan oleh Anak Domba (lih. Why. 14). Di tengah cawan hukuman yang ditumpahkan, penting untuk kita mengingat tanda atau meterai siapa yang tampak di dahi kita. Semua orang sebenarnya memakai tanda tertentu, pertanyaannya, kita ada di pihak yang mana?
Di tengah hukuman penghakiman Allah yang terjadi pada waktu-Nya, mari kita setia bersaksi bersama umat-Nya, menjadi tanda kehadiran Allah di tengah dunia. [IHM]
e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2022/09/24/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Wahyu+9:1-12
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Wahyu+9:1-12
Wahyu 9:1-12
1 Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.
2 Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu.
3 Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi.
4 Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya.
5 Dan mereka diperkenankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyiksa mereka lima bulan lamanya, dan siksaan itu seperti siksaan kalajengking, apabila ia menyengat manusia.
6 Dan pada masa itu orang-orang akan mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya, dan mereka akan ingin mati, tetapi maut lari dari mereka.
7 Dan rupa belalang-belalang itu sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti muka manusia,
8 dan rambut mereka sama seperti rambut perempuan dan gigi mereka sama seperti gigi singa,
9 dan dada mereka sama seperti baju zirah, dan bunyi sayap mereka bagaikan bunyi kereta-kereta yang ditarik banyak kuda, yang sedang lari ke medan peperangan.
10 Dan ekor mereka sama seperti kalajengking dan ada sengatnya, dan di dalam ekor mereka itu terdapat kuasa mereka untuk menyakiti manusia, lima bulan lamanya.
11 Dan raja yang memerintah mereka ialah malaikat jurang maut; namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan dalam bahasa Yunani ialah Apolion.
12 Celaka yang pertama sudah lewat. Sekarang akan menyusul dua celaka lagi.
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab
0 komentar:
Posting Komentar