(e-SH) 1 November -- Yunus 4 - Sepanjang Hayat, Aku Dididik!

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Senin, 1 November 2021
Ayat SH: Yunus 4

Judul: Sepanjang Hayat, Aku Dididik!

Bukankah melihat seseorang bertobat dan diampuni Tuhan adalah hal yang baik? Tidak demikian bagi Yunus.

Yunus begitu kesal dan sangat marah (1). Niniwe, ibukota Asyur itu ternyata bertobat. Padahal, kekejamannya sangat dikenal dan ditakuti bangsa lain. Yunus tidak rela jika musuh bangsanya mengalami pengampunan. Baginya, lebih baik mati daripada melihat hal itu terjadi (3). Ia keluar kota sambil terus jengkel, menanti kemungkinan Allah berubah pikiran (5).

Tetapi, justru Allah sedang memproses cara pikir Yunus untuk memperbaruinya. Ia dididik tentang cinta kasih Allah. Percakapan Allah dan Yunus begitu mengesankan. Di satu sisi, Yunus melakonkan pribadi yang begitu kesal, marah, benci, dan egois sehingga Allah menanggapinya, "Layakkah engkau marah?" (4, 9).

Di sisi lain, Allah melakonkan Pribadi yang penuh kasih sayang dan kelemahlembutan. Ia panjang sabar dan terus berupaya memberi pengertian. Atas kemarahan Yunus, Allah menunjukkan bahwa rasa sayang Yunus atas pohon jarak itu tak beralasan (10). Allah menerobos pola pikir Yunus. Allah mengasihi bukan hanya bangsa Israel. Bangsa Niniwe yang besar juga dikasihi-Nya sebagai ciptaan-Nya (11).

Bagaimana Allah menerobos kekakuan hati dan pikiran kita? Teks ini memperlihatkan kelembutan Allah serta kesabaran dan kasih sayang-Nya. Ia hendak membimbing pribadi yang berkepala batu, tegar tengkuk, dan egois.

Ia sabar dalam mendidik kita. Seberapa banyak kegagalan kita dalam memahami maksud Allah, sebanyak itu pula Ia mendidik, bahkan lebih daripada itu. Meski kita sulit berubah dan tak jarang memprotes Allah, atau kita marah atas detail kehidupan yang menyakitkan dan kecewa atas jawaban doa, Allah tetap sabar karena itu bagian dari proses didikan-Nya untuk kita.

Allah begitu panjang sabar. Ia tak pernah lelah mendampingi untuk mendidik kita. Sebagai Bapa yang mengajari anak-anak-Nya tentang yang baik dan benar. Di sepanjang hayat kita, Tuhan melakukannya bagi kita, supaya kekakuan kita diterobos dan diperbarui. Jangan pernah lelah dalam menerima dan menjalani didikan hidup karena Bapa yang panjang sabar adalah Guru kita. [MKD]

e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2021/11/01/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Yunus+4
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Yunus+4

Yunus 4

 1  Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia.
 2  Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.
 3  Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup."
 4  Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau marah?"
 5  Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.
 6  Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.
 7  Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu.
 8  Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada hidup."
 9  Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati."
10  Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.
11  Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab

0 komentar:

Posting Komentar