(e-SH) 29 Maret -- Yohanes 18:12-27 - Berbicara dengan Bijaksana

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Senin, 29 Maret 2021
Ayat SH: Yohanes 18:12-27

Judul: Berbicara dengan Bijaksana

Ada ungkapan yang berbunyi "mulutmu harimaumu". Ungkapan itu ingin menunjukkan bahwa kata-kata yang keluar dari mulut kita memiliki kekuatan, seperti harimau yang kuat. Kata-kata kita bisa menyerang orang lain atau berbalik menyerang diri kita sendiri; bahkan membuat orang sedih, terluka, dan putus asa. Kata-kata juga bisa menentukan hidup mati seseorang. Salah bicara pada saat yang tidak tepat, bisa jadi jabatan, atau bahkan nyawa, melayang.

Oleh karena itu, orang harus sangat berhati-hati dengan kata-kata yang diucapkannya. Perkataan yang bijaksana akan sangat bermanfaat, dan pada saat yang sama dapat menunjukkan kualitas atau karakter seseorang.

Dalam perikop ini, kita melihat perbedaan antara Yesus dan Petrus dalam berkata-kata. Di depan Hanas, Yesus berkata-kata dengan diplomatis. Dia tidak menyangkal atau mengiyakan, tetapi mengajak lawan bicaranya untuk melihat kebenaran yang ada, yang sebenarnya telah nyata di hadapan mereka (19-23). Yesus tidak merasa takut sebab Dia tidak melakukan kesalahan. Dia juga tidak merasa takut terhadap konsekuensi atas perbuatan-Nya. Namun, Dia tidak mau terjebak dalam perdebatan dengan seseorang yang sudah jelas dan pasti menolak diri-Nya. Yesus berbicara dengan bijaksana.

Sementara itu, Petrus dipenuhi ketakutan sehingga berkata-kata dengan kurang bijaksana. Demi melindungi diri dan kepentingannya sendiri, Petrus menyangkal Yesus (17, 25-27). Tentu Petrus takut kalau orang tahu bahwa dia adalah murid Yesus. Bisa jadi dia harus turut dalam penghakiman dan penghukuman yang diterima oleh Yesus. Dalam ketakutan, Petrus tidak berpikir mengenai kesetiaan atau pengakuan. Dia hanya berpikir untuk melindungi dirinya sendiri.

Marilah kita berkata-kata dengan bijaksana! Dengan perkataan yang bijaksana, kita tidak dapat dipersalahkan dan juga tidak akan menyakiti orang lain. Tentu saja, untuk bisa berkata-kata dengan bijaksana, kita harus hidup lurus dan bersih seperti Yesus, sehingga tidak sibuk melindungi kepentingan diri sendiri saja. [KRS]

e-SH versi web: https://www.sabda.org/publikasi/sh/2021/03/29/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: https://alkitab.sabda.org/?Yohanes+18:12-27
Mobile: https://alkitab.mobi/tb/passage/Yohanes+18:12-27

Yohanes 18:12-27

12  Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia.
13  Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar;
14  dan Kayafaslah yang telah menasihatkan orang-orang Yahudi: "Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa."
15  Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar,
16  tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk.
17  Maka kata hamba perempuan penjaga pintu kepada Petrus: "Bukankah engkau juga murid orang itu?" Jawab Petrus: "Bukan!"
18  Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawa dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Juga Petrus berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka.
19  Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya.
20  Jawab Yesus kepadanya: "Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi.
21  Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan."
22  Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?"
23  Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?"
24  Maka Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu.
25  Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya: "Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?"
26  Ia menyangkalnya, katanya: "Bukan." Kata seorang hamba Imam Besar, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus: "Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?"
27  Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab

0 komentar:

Posting Komentar