(e-SH) 3 Juli -- Pengkhotbah 8:9-17 - Rahasia Hidup Bahagia

Posted On // Leave a Comment

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Jumat, 3 Juli 2020
Ayat SH: Pengkhotbah 8:9-17

Judul: Rahasia Hidup Bahagia

Kita sering mengidentikkan kebahagiaan dengan banyaknya harta, tingginya jabatan, atau keturunan. Oleh karena itu, kita tidak perlu heran kalau banyak orang mendewakan dan mengejar semua itu dengan cara apa saja. Pertanyaan yang patut kita renungkan adalah, "Benarkah itu rahasia hidup bahagia?"

Pengkhotbah mengamati ada satu ironi yang terjadi di tengah-tengah kehidupan. Ia seolah ingin mengatakan bahwa orang benar harus pergi dari kota sedangkan orang fasik diperbolehkan berada di dalam kota (10). Salah satu fungsi kota adalah memberi perlindungan dan keamanan kepada penduduknya. Namun, ia justru melihat kenyataan yang berbeda. Orang benar mendapat hukuman, sedangkan orang fasik mendapat pujian (14). Ironi ini seakan-akan mengatakan bahwa kebahagiaan dapat diperoleh dengan cara apa pun.

Namun, Pengkhotbah tidak berkata demikian. Sebaliknya, ia berkata bahwa semua itu adalah kesia-siaan belaka (10, 14). Orang fasik tidak akan pernah bahagia, sekalipun mereka bebas melakukan kejahatan. Mereka akan segera lenyap dengan seketika seperti bayang-bayang. Mereka tidak akan bertahan lama.

Mereka yang berbahagia adalah orang yang takut akan Allah dan hadirat-Nya. Takut dapat berarti menghormati Allah, beribadah kepada-Nya, atau menaati peraturan-Nya. Jadi, mereka yang berbahagia adalah orang-orang benar karena merekalah yang takut akan Allah.

Rahasia hidup bahagia adalah hidup yang berpusat pada Allah. Kebahagiaan bukanlah perkara mendapatkan sesuatu. Apa pun yang kita miliki sekarang adalah murni pemberian Allah. Kebahagiaan adalah perkara menikmati pemberian itu.

Allah adalah sumber segala yang kita miliki dan kita nikmati. Oleh karena itu, berbahagialah dalam Tuhan. Kebahagiaan sejati kita adalah menikmati Allah dalam setiap detik kehidupan.

Maka sekarang, kita terus berbahagia karena memiliki Tuhan, Sang Sumber segala yang ada. Kebahagiaan kita sangat berarti. Sebab itu, kita mesti setia kepada Tuhan. [JPH]

e-SH versi web:http://www.sabda.org/publikasi/sh/2020/07/03/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Pengkhotbah+8:9-17
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Pengkhotbah+8:9-17

Pengkhotbah 8:9-17

 9  Semua ini telah kulihat dan aku memberi perhatian kepada segala perbuatan yang dilakukan di bawah matahari, ketika orang yang satu menguasai orang yang lain hingga ia celaka.
10  Aku melihat juga orang-orang fasik yang akan dikuburkan boleh masuk, sedangkan orang yang berlaku benar harus pergi dari tempat yang kudus dan dilupakan dalam kota. Inipun sia-sia.
11  Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat.
12  Walaupun orang yang berdosa dan yang berbuat jahat seratus kali hidup lama, namun aku tahu, bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat-Nya.
13  Tetapi orang yang fasik tidak akan beroleh kebahagiaan dan seperti bayang-bayang ia tidak akan panjang umur, karena ia tidak takut terhadap hadirat Allah.
14  Ada suatu kesia-siaan yang terjadi di atas bumi: ada orang-orang benar, yang menerima ganjaran yang layak untuk perbuatan orang fasik, dan ada orang-orang fasik yang menerima pahala yang layak untuk perbuatan orang benar. Aku berkata: "Inipun sia-sia!"
15  Oleh sebab itu aku memuji kesukaan, karena tak ada kebahagiaan lain bagi manusia di bawah matahari, kecuali makan dan minum dan bersukaria. Itu yang menyertainya di dalam jerih payahnya seumur hidupnya yang diberikan Allah kepadanya di bawah matahari.
16  Ketika aku memberi perhatianku untuk memahami hikmat dan melihat kegiatan yang dilakukan orang di dunia tanpa mengantuk siang malam,
17  maka nyatalah kepadaku, bahwa manusia tidak dapat menyelami segala pekerjaan Allah, yang dilakukan-Nya di bawah matahari. Bagaimanapun juga manusia berlelah-lelah mencarinya, ia tidak akan menyelaminya. Walaupun orang yang berhikmat mengatakan, bahwa ia mengetahuinya, namun ia tidak dapat menyelaminya.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab

0 komentar:

Posting Komentar