(e-SH) 6 Mei -- Bilangan 15:32-36 - Percaya pada Esensi Kebaikan Tuhan

Posted On // Leave a Comment

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Rabu, 6 Mei 2020
Ayat SH: Bilangan 15:32-36

Judul: Percaya pada Esensi Kebaikan Tuhan

Prof. Richard Dawkins, seorang ateis militan, sering mengkritik konsep ketuhanan Kristen. Baginya, karakter Allah orang Kristen itu tidak menyenangkan, misalnya "cemburuan, tidak adil, tidak memaafkan, gila kuasa, haus darah, rasis, dan sebagainya". Kritik tajamnya sering kali dilandaskan pada peristiwa yang terjadi dalam Bil. 15:32-36.

Hukuman Allah terhadap pelanggar aturan Sabat sangat keras. Melalui peristiwa ini kita menyaksikan hukuman mati terjadi atas perintah Tuhan dengan cara dirajam batu oleh orang banyak. Mungkin bagi generasi sekarang akan sulit memahami Allah yang disebut penuh kasih, namun tindakan-Nya sangat kejam. Karena itu, mari kita membuka wawasan dan membuang dahulu prasangka terhadap tindakan Tuhan yang dianggap abnormal.

Tuhan menindak keras bangsa Israel karena mereka berulang kali tidak menghormati dan memercayai titah serta janji-Nya. Bahkan, orang Israel memfitnah Allah karena ingin mencelakai mereka dengan membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Di sini keselamatan dari Allah dilecehkan.

Setelah perjanjian antara Allah dan umat Israel disahkan (lih. Kel. 19-24), relasi itu diatur berdasarkan syarat dan ketentuan, yaitu ketaatan mendatangkan berkat, sedangkan ketidaktaatan menghadirkan kutuk atau hukuman. Ikatan perjanjian itu pun sudah disepakati oleh umat Israel dengan menyatakan bahwa "segala firman TUHAN akan kami lakukan dan kami dengarkan" (Kel. 24:7). Konsekuensi logisnya adalah mereka harus berkomitmen melaksanakan perjanjian tersebut. Dalam hal ini, terlihat jelas bahwa tindakan Allah itu adil dan benar. Karena itu, kritik para ateis tentang tindakan Allah tidak memiliki dasar yang kuat.

Melalui hal di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa tindakan Allah tidak sewenang-wenang. Sebab Ia bertindak dalam koridor kekudusan ikatan perjanjian. Dengan demikian, ungkapan syukur atas keadilan Tuhan di dalam hidup kita sangat diperlukan, demikian pula kita perlu menjaga ketaatan sebagai umat-Nya. [BDL]

e-SH versi web:http://www.sabda.org/publikasi/sh/2020/05/06/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Bilangan+15:32-36
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Bilangan+15:32-36

Bilangan 15:32-36

32  Ketika orang Israel ada di padang gurun, didapati merekalah seorang yang mengumpulkan kayu api pada hari Sabat.
33  Lalu orang-orang yang mendapati dia sedang mengumpulkan kayu api itu, menghadapkan dia kepada Musa dan Harun dan segenap umat itu.
34  Orang itu dimasukkan dalam tahanan, oleh karena belum ditentukan apa yang harus dilakukan kepadanya.
35  Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Orang itu pastilah dihukum mati; segenap umat Israel harus melontari dia dengan batu di luar tempat perkemahan."
36  Lalu segenap umat menggiring dia ke luar tempat perkemahan, kemudian dia dilontari dengan batu, sehingga ia mati, seperti yang difirmankan TUHAN kepada Musa.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab

0 komentar:

Posting Komentar