(e-SH) 20 Maret -- Lukas 20:45-47 - Spiritualitas, Religiositas, dan Keadilan

Posted On // Leave a Comment

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Jumat, 20 Maret 2020
Ayat SH: Lukas 20:45-47

Judul: Spiritualitas, Religiositas, dan Keadilan

Spiritualitas berbeda dari religiositas. Spiritualitas adalah kehidupan yang bersifat rohani. Sedangkan religiositas adalah praktik kehidupan beragama. Orang mulai memisahkan antara keduanya. Sekarang, zaman kita lebih menghargai spiritualitas dibanding religiositas. Bahkan, spiritualitas dianggap telah melampaui religiositas.

Religiositas tidak menyatakan spiritualitas. Orang bisa saja tampak religius, tetapi unsur spiritualnya hilang. Yesus menjumpai fenomena ini. Ahli-ahli Taurat adalah kelompok yang terpandang, dihormati dan otoritatif dalam masyarakat Yahudi (46). Menurut Yesus, mereka justru mempraktikkan religiositas untuk menyembunyikan kefasikan mereka (47). Korban mereka adalah para janda-kelompok masyarakat terlemah. Sudah tahu begitu, para ahli Taurat tetap tega membuat kebijakan yang tidak adil terhadap mereka. Padahal menurut Taurat, perhatian kepada para janda adalah perintah penting.

Ironis! Praktik religiositas, yang tampak terhormat, justru memelihara, menyembunyikan, bahkan melakukan ketidakadilan terhadap orang-orang terlemah. Yesus pun marah. Ia mengkritik praktik religiositas yang mati dari ahli-ahli Taurat. Ia bahkan mengecam dan menubuatkan penghakiman yang akan menimpa mereka.

Allah merindukan agar kita waspada akan kefasikan dengan kedok religiositas. Setiap orang percaya harus berhati-hati karena tiada seorang pun yang kebal dari praktik ini. Allah menghendaki spiritualitas yang menyuarakan keadilan, bukan religiositas yang menyembunyikan kefasikan. Banyak umat Allah terlihat religius, tetapi menyembunyikan kefasikan di dalam religiositas.

Jadi, panggilan kita sekarang adalah menunjukkan wajah kekristenan dengan menjadikan Kristus sebagai pusat teladan. Formasi spiritualitas kita harus meneriakkan keadilan dan menyatakan keberpihakan kepada orang-orang tertindas. Bangunan spiritualitas kita mesti berani melawan ketidakadilan, apalagi kalau itu terjadi di dalam institusi agama!

Kita perlu terus-menerus menghidupi spiritualitas yang senantiasa meneriakkan keadilan. [JHN]

e-SH versi web:http://www.sabda.org/publikasi/sh/2020/03/20/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Lukas+20:45-47
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+20:45-47

Lukas 20:45-47

45  Ketika semua orang banyak mendengarkan, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
46  "Waspadalah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan,
47  yang menelan rumah janda-janda dan yang mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka itu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat."


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab



0 komentar:

Posting Komentar