(e-SH) 14 Maret -- Lukas 19:45-48 - Rumah Doa atau Sarang Penyamun

Posted On // Leave a Comment

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Sabtu, 14 Maret 2020
Ayat SH: Lukas 19:45-48

Judul: Rumah Doa atau Sarang Penyamun

Apakah arti rumah bagi Anda? Tentu tak sekadar tempat berteduh. Rumah penting dan bermakna karena merupakan tempat kita bertolak pada pagi hari dan pulang pada malam hari. Itulah sebabnya, orang menata rumahnya senyaman mungkin agar betah. Setiap orang mempunyai gambaran ideal tentang rumah. Itulah yang membuat orang kangen rumah setelah lama di luar rumah.

Mungkin, rasa kangen rumah itu juga menguasai Yesus kala ke Yerusalem. Bagi orang Israel, Yerusalem bukan sembarang kota karena Bait Allah ada di sana. Ziarah ke Yerusalem menjadi impian setiap umat Allah karena mereka bisa beribadah di Bait Allah. Mengingat lalu lintas yang tak selancar sekarang, mungkin bagi sebagian umat ziarah ke Yerusalem hanya impian.

Setelah sampai di Yerusalem, Yesus pergi ke Bait Allah. Sang Guru ingin pulang ke rumah-Nya dan bersekutu dengan Bapa di sana. Akan tetapi, suasana di sana tak lagi hening dan kudus. Rumah Allah tak beda dengan pasar karena disesaki para pedagang. Ketika menyaksikan semuanya itu, Lukas mencatat: "mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ" (45). Yesus marah karena rumah-Nya telah berubah rupa dari rumah doa menjadi sarang penyamun.

Awalnya, penjual binatang ada di sana untuk menolong umat agar tidak repot membawa hewan kurban. Tentulah bukan hal gampang membawa hewan kurban ke Yerusalem. Meski demikian, banyak orang yang membawa sendiri hewan terbaik untuk dipersembahkan kepada Allah. Persoalannya, kadang hewan kurban ditolak karena dianggap tidak kudus. Akibatnya, mereka harus membeli dari pedagang di Bait Allah yang telah "tersertifikasi". Harganya lebih mahal dari biasanya. Kegiatan macam begini tak ubahnya perampokan.

Hal yang membuat Yesus bertambah marah, baik umat maupun imam sepertinya merasa tak ada yang salah. Padahal di mata Yesus, mereka tak lagi menghormati kekudusan Tuhan. Itulah sebabnya Yesus mengusir semua pedagang di Bait Allah itu. Lalu, bagaimanakah dengan kita? Apakah kita masih menjaga dan terus memelihara kekudusan bait-Nya? [YMI]

e-SH versi web:http://www.sabda.org/publikasi/sh/2020/03/14/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Lukas+19:45-48
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+19:45-48

Lukas 19:45-48

45  Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ,
46  kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
47  Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia,
48  tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab

0 komentar:

Posting Komentar