(e-RH) 11 Mei -- Lukas 15:11-32 - MONITOR KOMPUTER BEKAS

Posted On // Leave a Comment

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                           e-Renungan Harian
      Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 11 Mei 2019
Bacaan : Lukas 15:11-32
Setahun: 1 Tawarikh 1-2
Nats: "Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikan sesuatu kepadanya." (Lukas 15:16)

Renungan:

MONITOR KOMPUTER BEKAS

Saya memiliki ingatan khusus setiap kali melihat monitor komputer. Beberapa tahun silam, dalam kondisi tak punya uang untuk mengganti monitor komputer yang rusak, sekalipun bekas, saya berkunjung ke rumah teman. Melihat ada monitor tak terpakai, saya bertanya apakah saya boleh membelinya dengan cara mengangsur. Tak disangka, teman saya menolak permohonan itu. Ketika itu saya sempat kecewa, tetapi kini saya bersyukur karena permintaan saya ditolak. Tuhan mau saya menang atas pergumulan itu, tentu dengan cara-Nya.

Membaca kisah anak bungsu yang tragis-tak ada yang mau memberikan ampas makanan babi kepadanya-pernahkah kita berpikir, "Mengapa ada orang yang kejam seperti itu? Bukankah jiwa manusia lebih berharga daripada babi?" Alkitab memang tak menuliskan alasan nasib tragis si bungsu. Sebenarnya mudah bagi Tuhan untuk menolong si bungsu. Namun, tampaknya Tuhan sengaja "membiarkan" dia kelaparan supaya dapat menyadari kesalahannya, teringat rumah bapanya, lalu pulang. Akhirnya itulah yang terjadi pada si bungsu. Ia pulang, menerima pengampunan dari bapanya, dan hidupnya dipulihkan lagi.

Dalam hidup kita, terkadang Tuhan seolah membiarkan kita berada pada situasi yang sulit, supaya Ia dapat mendidik kita. Respons terbaik adalah menerima kondisi itu dengan sukarela, lalu belajar untuk mengikuti apa yang Tuhan mau, sembari menanti pertolongan-Nya dinyatakan bagi kita. Ketika itulah, didikan Allah berhasil. Iman kita bertumbuh, dan pengenalan kita akan Dia menjadi semakin dalam. --GHJ/www.renunganharian.net
   
DIDIKAN TERBAIK SERING KALI HADIR KETIKA SITUASI SULIT MELANDA HIDUP KITA.

e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2019/05/11/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2019/05/11/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Lukas+15:11-32

Lukas 15:11-32

11  Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
12  Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
13  Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
14  Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat.
15  Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
16  Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.
17  Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
18  Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
19  aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
20  Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
21  Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
22  Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
23  Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
24  Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
25  Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.
26  Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu.
27  Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
28  Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
29  Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
30  Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
31  Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
32  Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Bacaan Alkitab Setahun: http://alkitab.sabda.org/?1+Tawarikh+1-2
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/1+Tawarikh+1-2

e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Gloria -- Copyright © 2019 Yayasan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

0 komentar:

Posting Komentar