(e-SH) 8 Maret -- Kisah Para Rasul 26:1-11 - Berdamai dengan Masa Lalu

Posted On // Leave a Comment

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Jumat, 8 Maret 2019
Ayat SH: Kisah Para Rasul 26:1-11

Judul: Berdamai dengan Masa Lalu

Ada seorang perempuan yang lahir dari keluarga miskin. Orang tuanya bercerai. Ibunya menikah lagi dengan laki-laki yang sering memukulnya. Pada usia lima tahun, ia diperkosa oleh tetangganya. Beranjak dewasa, ia drop out dari kampus dan hamil pada usia enam belas tahun. Ia memberikan bayinya untuk diadopsi. Nama perempuan itu adalah Louise Hay (1926-2017).

Nama ini mungkin tidak akrab di telinga kita. Ia adalah seorang motivator dan penulis. Bukunya terjual puluhan juta eksemplar di seluruh dunia. Ia juga terlibat dalam aktivitas-aktivitas kemanusiaan. Suatu kali, ada yang bertanya apa kunci kesuksesannya. "Belajar dari masa lalu dan biarkan saja. Hiduplah hari ini, " jawabnya sederhana.

Paulus merasakan kelamnya sebuah masa lalu. Dalam kesempatan membela kasusnya (1-3), ia jujur mengakuinya. Paulus adalah seorang Yahudi, bahkan seorang Farisi menurut mazhab paling keras (4-5). Ia banyak memenjarakan orang kudus, bahkan berharap mereka dihukum mati (10). Ia berterus terang sering menyiksa orang Kristen di rumah ibadat. Ia memaksa mereka untuk menyangkal iman (11).

Namun, ketika Paulus berjumpa dengan Tuhan, ia bertobat (6-7). Paulus punya pemikiran dan arah baru dalam hidupnya (8-9). Pada akhirnya, kita semua tahu siapa Paulus. Ia adalah tokoh sentral dalam sejarah kekristenan dan peradaban dunia.

Jelas bahwa Paulus tidak menyiksa dirinya dengan masa lalu. Ia tidak melupakannya, sebaliknya sadar dengan sejarah hidupnya yang brutal. Menariknya, Paulus tidak pernah berusaha menyembunyikan atau menyangkali itu semua. Sebaliknya secara jujur dan terbuka, ia menerima fakta itu. Paulus berdamai dengan masa lalunya.

Masa lalu bisa melumpuhkan kita dengan dua cara, yaitu sesal dan dendam. Jika tidak keluar darinya, maka yang tersisa hanyalah hati yang terluka. Kita akan dibuatnya bangkrut menjalani kehidupan. Terimalah masa lalu, belajar darinya, dan hiduplah sekarang

Doa: Tuhan, mampukan kami untuk memaafkan diri kami sendiri. [PUR]

e-SH versi web:http://www.sabda.org/publikasi/sh/2019/03/08/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Kisah+Para+Rasul+26:1-11
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Kisah+Para+Rasul+26:1-11

Kisah Para Rasul 26:1-11

 1  Kata Agripa kepada Paulus: "Engkau diberi kesempatan untuk membela diri." Paulus memberi isyarat dengan tangannya, lalu memberi pembelaannya seperti berikut:
 2  "Ya raja Agripa, aku merasa berbahagia, karena pada hari ini aku diperkenankan untuk memberi pertanggungan jawab di hadapanmu terhadap segala tuduhan yang diajukan orang-orang Yahudi terhadap diriku,
 3  terutama karena engkau tahu benar-benar adat istiadat dan persoalan orang Yahudi. Sebab itu aku minta kepadamu, supaya engkau mendengarkan aku dengan sabar.
 4  Semua orang Yahudi mengetahui jalan hidupku sejak masa mudaku, sebab dari semula aku hidup di tengah-tengah bangsaku di Yerusalem.
 5  Sudah lama mereka mengenal aku dan sekiranya mereka mau, mereka dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama kita.
 6  Dan sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh sebab aku mengharapkan kegenapan janji, yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita,
 7  dan yang dinantikan oleh kedua belas suku kita, sementara mereka siang malam melakukan ibadahnya dengan tekun. Dan karena pengharapan itulah, ya raja Agripa, aku dituduh orang-orang Yahudi.
 8  Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati?
 9  Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret.
10  Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati.
11  Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing."


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab

0 komentar:

Posting Komentar