(e-RH) 24 Januari -- Ayub 7:1-21; 42:1-6 - MENGENAL SANG PENCIPTA

Posted On // Leave a Comment

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                           e-Renungan Harian
      Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 24 Januari 2019
Bacaan : Ayub 7:1-21; 42:1-6
Setahun: Keluaran 20-22
Nats: Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. (Ayub 42:5)

Renungan:

MENGENAL SANG PENCIPTA

Hidup itu penuh misteri. Ada masanya kita gembira mengalami berbagai hal yang baik bertubi-tubi tanpa henti. Ada kalanya kita tenggelam dalam keluh kesah karena merasa hal-hal buruk datang membawa derita. Dalam nas hari ini, yang disebut terakhir dialami oleh Ayub sehingga judul pasal 7 dalam kitab Ayub adalah "Hidup itu Berat".

Jika kita membaca Ayub pasal 7, kata-kata yang dipakai Ayub begitu memilukan namun juga menggelitik hati. Saking beratnya tekanan kehidupan, Ayub merasa diawasi terus oleh penjaga (ay. 12, 20). Dan ketika Ayub ingin beristirahat sejenak untuk tidur, tiba-tiba ia dikagetkan oleh mimpi (ay. 13-14). Ayub pun putus asa (ay. 16). Ayub sampai-sampai merasa tidak sempat menelan ludahnya sendiri oleh karena berbagai persoalan yang datang dan berpikir kematian adalah jalan keluarnya (ay. 19-21).

Namun jika kita membaca terus kitab Ayub, pada akhirnya ia dipulihkan setelah ia menyesal dan berkata benar tentang Sang Pencipta. Mungkin dalam kehidupan kita ada masa dimana kita merasakan penderitaan seperti Ayub. Ketidakadilan, kehilangan, sakit penyakit dan persoalan bertubi-tubi menimpa kita, sehingga untuk menelan ludah pun kita merasa tak sempat. Pandanglah Tuhan dan ucapkan kebenaran Firman-Nya. Sesungguhnya Tuhan mengerti persoalan kita. Dia peduli akan kesulitan kita. Dia juga yang akan memberikan jalan keluar bagi kita. Bersyukurlah dalam segala keadaan karena segala hal yang kita alami adalah untuk membuat kita lebih mengenal Sang Pencipta. --HC/www.renunganharian.net
   
SELURUH KEHIDUPAN KITA DIRANCANG OLEH SANG PENCIPTA AGAR KITA SEMAKIN MENGENAL, MENGASIHI DAN PERCAYA PADA-NYA.

e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2019/01/24/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2019/01/24/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Ayub+7:1-21
   http://alkitab.sabda.org/?Ayub+42:1-6

Ayub 7:1-21

 1  "Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan?
 2  Seperti kepada seorang budak yang merindukan naungan, seperti kepada orang upahan yang menanti-nantikan upahnya,
 3  demikianlah dibagikan kepadaku bulan-bulan yang sia-sia, dan ditentukan kepadaku malam-malam penuh kesusahan.
 4  Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari.
 5  Berenga dan abu menutupi tubuhku, kulitku menjadi keras, lalu pecah.
 6  Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada torak, dan berakhir tanpa harapan.
 7  Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas; mataku tidak akan lagi melihat yang baik.
 8  Orang yang memandang aku, tidak akan melihat aku lagi, sementara Engkau memandang aku, aku tidak ada lagi.
 9  Sebagaimana awan lenyap dan melayang hilang, demikian juga orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak akan muncul kembali.
10  Ia tidak lagi kembali ke rumahnya, dan tidak dikenal lagi oleh tempat tinggalnya.
11  Oleh sebab itu akupun tidak akan menahan mulutku, aku akan berbicara dalam kesesakan jiwaku, mengeluh dalam kepedihan hatiku.
12  Apakah aku ini laut atau naga, sehingga Engkau menempatkan penjaga terhadap aku?
13  Apabila aku berpikir: Tempat tidurku akan memberi aku penghiburan, dan tempat pembaringanku akan meringankan keluh kesahku,
14  maka Engkau mengagetkan aku dengan impian dan mengejutkan aku dengan khayal,
15  sehingga aku lebih suka dicekik dan mati dari pada menanggung kesusahanku.
16  Aku jemu, aku tidak mau hidup untuk selama-lamanya. Biarkanlah aku, karena hari-hariku hanya seperti hembusan nafas saja.
17  Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan,
18  dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji setiap saat?
19  Bilakah Engkau mengalihkan pandangan-Mu dari padaku, dan membiarkan aku, sehingga aku sempat menelan ludahku?
20  Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku?
21  Dan mengapa Engkau tidak mengampuni pelanggaranku, dan tidak menghapuskan kesalahanku? Karena sekarang aku terbaring dalam debu, lalu Engkau akan mencari aku, tetapi aku tidak akan ada lagi."

  Ayub 42:1-6

 1  Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
 2  "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
 3  Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.
 4  Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
 5  Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
 6  Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

Bacaan Alkitab Setahun: http://alkitab.sabda.org/?Keluaran+20-22
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Keluaran+20-22

e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Gloria -- Copyright © 2018 Yayasan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

0 komentar:

Posting Komentar