(e-RH) 17 Juni -- Lukas 15:11-24 - SABAR DAN PEMAAF

Posted On // Leave a Comment

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                           e-Renungan Harian
      Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 17 Juni 2018
Bacaan : Lukas 15:11-24
Setahun: Ayub 9-12
Nats: "Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya." (Lukas 15:22)

Renungan:

SABAR DAN PEMAAF

Sangat memprihatinkan ketika kita menyaksikan anak-anak kita terjerumus kepada hal-hal yang buruk. Sebagai orangtua mungkin tidak kurang-kurangnya nasihat dan perhatian kita berikan. Namun pada akhirnya tetap saja-saat mereka berpikir dirinya telah cukup dewasa-memilih jalan yang dipikirnya baik. Sampai kita tahu bahwa anak-anak kita telah terjerumus pada hal yang begitu memalukan. Apa reaksi kita?

Kita mencoba membayangkan apa yang dirasakan ayah dalam Alkitab ini ketika menyaksikan anak bungsunya itu menjual harta warisannya dan pergi memboroskannya di negeri yang jauh. Sedih, marah, jengkel, tentu reaksi yang normal. Tetapi Ayah ini sabar. Ia cukup sabar untuk tidak mengejar anaknya ketika anak itu pergi. Ia sabar untuk menunggu sampai anaknya sadar. Ia cukup sabar untuk tidak menuntut permintaan maaf dan menunggu sampai anaknya menunjukkan pertobatannya. Ayah ini juga pemaaf. Ia menghabiskan banyak uang, waktu, kasih, dan reputasi bagi anaknya, dan sekarang semua investasi itu lenyap. Namun ayah ini cukup pemaaf untuk mempercayakan cincin pusaka keluarga kepadanya waktu anaknya itu pulang dalam keadaan sangat kotor! Ya, ia tidak mungkin mempercayai anaknya sebesar itu tanpa memaafkannya!

Sebagaimana kesetiaan ayah ini pada anaknya yang pemberontak, kesetiaan Allah pada kita adalah teladan yang layak kita ikuti dalam hubungan kita dengan anak-anak kita. Anak-anak bisa saja melakukan kesalahan dan sangat menyakiti kita. Di tengah keprihatinan kita, kiranya kita memiliki hati yang cukup sabar dan luas untuk memaafkan apa pun kesalahannya. --SYS/www.renunganharian.net
   
INILAH HATI BAPA: NYAWA-NYA PUN BAHKAN TIDAK DISAYANGKANNYA DEMI AGAR CINCIN KELUARGA ITU BISA DISEMATKAN-NYA PADA JARI KITA.

e-RH situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2018/06/17/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2018/06/17/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Lukas+15:11-24

Lukas 15:11-24

11  Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
12  Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
13  Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
14  Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat.
15  Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
16  Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.
17  Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
18  Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
19  aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
20  Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
21  Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
22  Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
23  Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
24  Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.

Bacaan Alkitab Setahun: http://alkitab.sabda.org/?Ayub+9-12
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Ayub+9-12

e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Dilarang memperbanyak isi Renungan Harian® tanpa izin tertulis dari penerbit.
Renungan Harian® milik Yayasan Gloria -- Copyright © 2017 Yayasan Gloria.
- - -
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
BCA Rekening No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

0 komentar:

Posting Komentar