(e-SH) 18 Februari -- Markus 9:33-37 - Meneladani yang Paling Kecil

Posted On // Leave a Comment

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Minggu, 18 Februari 2018
Ayat SH: Markus 9:33-37

Judul: Meneladani yang Paling Kecil

Ironis sekali, sementara Yesus dengan penuh pilu mulai mewartakan penderitaan-Nya di sepanjang jalan perjalanan menuju Yerusalem, para murid justru sibuk bergunjing soal kehormatan, "mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka" (34). Tidak sedikit pun respons empati ditunjukkan para murid atas kisah pilu guru-Nya. Malahan mereka adu tebak-tebakan siapa di antara mereka yang akan terpilih menggantikan posisi Sang Guru menduduki "karier bergengsi" selanjutnya.

Gagal mengajar para murid yang bebal memakai metode berbicara. Metode radikal dilakukan oleh Yesus dengan menggendong anak-anak, kemudian menempatkannya sebagai subjek teladan. Mungkin pikir para murid, "Ah, Yesus aneh-aneh saja!" Tidak lazim jika seorang dewasa diminta meneladani anak-anak. Yang terjadi dalam budaya adalah sebaliknya, anak-anak yang meneladani orang dewasa.

Memang anak adalah pusaka pemberian Tuhan bagi dunia ini, namun bagi para murid dan kebanyakan orang, anak tetaplah makhluk yang lemah, tidak punya pengalaman, dan dipandang rendah dalam tata sosial masyarakat. Sehingga tindakan Yesus memeluk dan menjadikan anak sebagai teladan bagi orang dewasa merupakan inspirasi spiritual yang luar biasa. Kata Yesus: Menyambut orang kecil sama dengan menyambut Yesus, menyambut Yesus sama dengan menyambut Sang Bapa (37).

Ada dua hal mendasar yang hendak dikatakan Yesus. Pertama, Yesus menolak gaya hidup yang berpusat pada diri sendiri, sebagaimana dipertontonkan oleh para murid. Hasrat kekuasaan kerap menjauhkan kita dari Allah, sesama, dan dunia. Kedua, Yesus mengundang semua murid-Nya untuk memasuki sebuah model kemanusiaan baru, yaitu bersedia belajar dan meneladani dari hal yang paling kecil di sekeliling kita. Menghayati kedekatan bersama Allah dengan mendekat kepada makhluk yang terkecil. Seseorang tidak akan pernah bisa menjadi seorang pemimpin yang matang dan berkualitas, jika ia tidak memulainya dari hal-hal kecil. [ETY]

e-SH versi web:http://www.sabda.org/publikasi/sh/2018/02/18/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Markus+9:33-37
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Markus+9:33-37

Markus 9:33-37

33  Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?"
34  Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.
35  Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."
36  Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka:
37  "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
- - -
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab

0 komentar:

Posting Komentar