(e-SH) 24 Januari -- Matius 9:1-17 - Selalu Menafsir Ulang Tradisi

Posted On // Leave a Comment

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Selasa, 24 Januari 2017
Ayat SH: Matius 9:1-17

Judul: Selalu Menafsir Ulang Tradisi

Yesus tumbuh dalam lingkungan, sistem nilai, etika, moral, ajaran, dan tradisi agama Yahudi. Tindakan dan ajaran Yesus bukan sekadar meneruskan tradisi keagamaan Yahudi, tetapi juga memperbaruinya melalui kuasa dan belas kasih-Nya kepada orang berdosa.

Peristiwa penyembuhan orang lumpuh, makan bersama dengan pemungut cukai, dan jawaban tentang mengapa murid-murid Yesus tidak berpuasa mencerminkan cara pandang Yesus atas hukum agama sangat berbeda dengan pemahaman para agamawan serta cendekia Yahudi. Pembaruan ajaran yang dilakukan oleh Yesus lebih dari hasil penafsiran ulang semata. Di balik semua yang diajarkan dan dilakukan Yesus, Ia memperlihatkan bahwa diri-Nya berkuasa mengampuni dosa manusia (2). Sebab, kedatangan-Nya adalah untuk orang-orang berdosa (9-13).

Tindakan dan ajaran Yesus yang revolusioner dan radikal tidak sekadar menjaga warisan ritual, tetapi juga bertindak berdasarkan belas kasih-Nya (13). Karena itu, pembaruan yang dilakukan Yesus tidak menyebabkan tradisi agama Yahudi tercabik atau hancur, sebaliknya menggenapi dan menyempurnakannya. Bahkan bersama Yesus diumpamakan seperti jamuan pesta dan sama sekali bukan waktu untuk berpuasa (14-15).

Dunia senantiasa berubah dan zaman baru datang untuk menggantikan yang lama, demikian pula tradisi agama memerlukan pembaruan. Pembaruan Yesus dilakukan dengan kuasa dari diri-Nya melalui ajaran, tindakan, serta kesaksian hidup-Nya, dan bukan hanya menurut tradisi agama semata. Praktik keseharian Yesus bersama para murid-Nya lebih mengungkapkan sukacita dan syukur kepada Bapa Surgawi.

Kita dipanggil untuk memaknai ulang rutinitas keseharian kita sebagai pengikut Yesus. Injil yang kita terima mengajak kita memandang kehidupan dalam anugerah Allah. Karena itu, bersukacitalah menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Sebab Kristus memberi kita kuasa hidup dalam sukacita dan ucapan syukur senantiasa. [YTP]

e-SH versi web:http://www.sabda.org/publikasi/sh/2017/01/24/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Matius+9:1-17
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Matius+9:1-17

Matius 9:1-17

 1  Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri.
 2  Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."
 3  Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: "Ia menghujat Allah."
 4  Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: "Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?
 5  Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah?
 6  Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
 7  Dan orang itupun bangun lalu pulang.
 8  Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.
 9  Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.
10  Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.
11  Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"
12  Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.
13  Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
14  Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"
15  Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
16  Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.
17  Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
     Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
              e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
           (e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org

0 komentar:

Posting Komentar