(e-SH) 16 Januari -- Matius 6:19-24 - Mengabdikan Harta kepada Tuhan

Posted On // Leave a Comment

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Senin, 16 Januari 2017
Ayat SH: Matius 6:19-24

Judul: Mengabdikan Harta kepada Tuhan

Cara pandang seseorang terhadap harta akan memengaruhi pola hidupnya: apakah ia mengumpulkan harta di bumi atau di surga. Mengumpulkan harta di surga berarti mengabdi kepada Tuhan.

Pada masa kini, simpanan harta tidak lagi hanya berwujud uang dan logam mulia, tetapi juga benda-benda berharga lainnya. Kehidupan modern telah membuat aset tidak bergerak seperti tanah, bangunan, benda seni, aneka koleksi sesuai hobi, dan juga surat-surat berharga menjadi harta kekayaan yang luar biasa bila diuangkan. Biasanya, jika seseorang memiliki uang, maka kedudukan, jabatan, dan kekuasaan sering kali beriring sejalan. Tidak heran apabila korupsi, kolusi, dan nepotisme sangat erat kaitannya dengan keserakahan akan harta. Bahkan, Paulus menyebut akar kejahatan adalah cinta akan uang (1Tim. 6:10).

Hal ini sangat berbeda dengan harta surgawi yang tidak dapat dinominalkan jumlahnya. Jika harta duniawi dapat rusak, dicuri, dan hilang, maka harta surgawi sifatnya abadi. Baik harta duniawi maupun surgawi, keduanya memiliki kesamaan, yakni: bertolak pada hati manusia (21).

Meski hidup di dunia membutuhkan uang, namun kebutuhan hidup sama sekali berbeda dengan mengumpulkan harta. Penatalayanan harta diperlukan agar kita dapat mengumpulkan harta di surga, dan bukan harta duniawi. Sebab mata adalah pelita tubuh yang berkaitan dengan cara pandang seseorang atas harta. Ambisi hati untuk mengumpulkan harta hanya di dunia ini merupakan cara pandang yang salah dan menyesatkan. Tuhan Yesus dengan tegas memperlawankan penggunaan harta yang diabdikan kepada Tuhan dengan Mamon (dewa uang yang adalah simbol keserakahan akan harta kekayaan yang tanpa batas).

Mengabdi kepada Tuhan seperti mengikuti asuransi. Premi yang wajib dibayar lebih dari sekadar uang atau harta, melainkan segenap kehidupan yang mengasihi Tuhan. Hanya dengan cara itu kita berbuah dalam kasih dan perbuatan baik kepada sesama. Apakah kita sudah mengumpulkan premi surgawi? [YTP]

e-SH versi web:http://www.sabda.org/publikasi/sh/2017/01/16/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Matius+6:19-24
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Matius+6:19-24

Matius 6:19-24

19  "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
20  Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
21  Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
22  Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
23  jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
24  Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
     Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
              e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
           (e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org

0 komentar:

Posting Komentar