(e-SH) 12 Januari -- Matius 5:31-37 - Penghargaan yang Seharusnya

Posted On // Leave a Comment

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Kamis, 12 Januari 2017
Ayat SH: Matius 5:31-37

Judul: Penghargaan yang Seharusnya

Berbicara tentang hukum perceraian (31, lih. Ul. 24:1-4), Yesus seolah-olah menyetujui perceraian, pernikahan kembali, atau perzinaan (32). Namun tidak demikian (bandingkan kata "kecuali" (32) dengan Markus 10:4-5; lihat juga Im. 20:10). Yesus justru hendak mengarahkan kepada betapa berharga dan seriusnya penyatuan seumur hidup antara pria dan wanita melalui pernikahan (bdk. Kej. 2:24; Mat. 19:6; Mal. 2:14-16).

Yesus juga mengajarkan sesuatu yang melampaui hal bersumpah seperti yang orang Yahudi lakukan (33, lih. Im. 19:12; Bil. 30:2). Mereka bersumpah demi langit (34), bumi, Yerusalem (35), atau kepalanya (36). Yesus melarang pendengarnya bersumpah demi hal-hal yang sebenarnya adalah milik dan dalam kuasa Allah (bdk. Yes. 66:1). Ketika seseorang menyatakan sesuatu, ia harus dan hanya menyatakan kebenaran yang bisa dipercayai (37; bdk. 2 Kor. 1:18; Gal. 1:20). Hal sebaliknya berasal dari Si Jahat.

Sebagai anak-anak Allah, kita harus menghargai pernikahan dan kesaksian yang kita ucapkan sebagaimana seharusnya. Dalam pernikahan Kristen, sepasang mempelai tentu membuat ikatan perjanjian. Yakni melalui mengikraran janji nikah di hadapan Allah dan jemaat. Sudah seharusnya kita bisa memegang teguh, memelihara, dan menghargai janji tersebut dengan setia, seumur hidup kita.

Pernikahan bukan sekadar sebuah ikatan antara suami-istri. Pernikahan juga menjadi sarana kesaksian bahwa mereka bisa dipercayai; bahwa mereka menyaksikan kebenaran yang mereka wujudkan dalam kehidupan pernikahan mereka. Ini merupakan salah satu cara yang bisa menghindarkan pasangan suami-istri dari perceraian.

Hargailah pernikahan kita sebagaimana seharusnya, baik bagi kita yang akan menikah, maupun yang sudah menikah. Penghargaan itu akan terwujud melalui memegang janji nikah kita, memupuk kedekatan yang menyatukan, serta membangun komunikasi yang didasarkan pada kejujuran dan kebenaran. [RH]

e-SH versi web:http://www.sabda.org/publikasi/sh/2017/01/12/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Matius+5:31-37
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Matius+5:31-37

Matius 5:31-37

31  Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
32  Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
33  Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
34  Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
35  maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
36  janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun.
37  Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
     Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
              e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
           (e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org

0 komentar:

Posting Komentar