(e-SH) 6 Desember -- Pengkhotbah 9:1-12 - Hidup itu Singkat dan Berharga

Posted On // Leave a Comment

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Selasa, 6 Desember 2016
Ayat SH: Pengkhotbah 9:1-12

Judul: Hidup itu Singkat dan Berharga

Hidup di tengah dunia berdosa penuh dengan penderitaan dan jerih payah. Belum lagi ditambah akhir hidup manusia, baik orang benar maupun orang fasik, menuju kematian (3). Hal ini merupakan pergumulan utama dari Pengkhotbah.

Pengkhotbah ingin melihat "siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati" (4). Istilah "anjing" dalam dunia kuno merupakan binatang yang diremehkan karena hidupnya mengais sampah. Sedangkan "singa" merupakan raja rimba. Pernyataan Pengkhotbah itu mau menekankan betapa berharganya kehidupan.

Mengapa hidup sangat berharga? Bagi mereka yang hidup dalam kebebalan masih ada kesempatan untuk melakukan hal yang benar (3-4). "Orang-orang yang hidup tahu mereka akan mati, sedangkan orang yang mati tidak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka" (5). Artinya, orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati. Mereka mengerti bahwa harapan untuk mengubah "upah" mereka adalah ketika mereka masih hidup. Kesempatan itu dimungkinkan saat seseorang masih bernafas. Inilah sebabnya mengapa hidup begitu berharga dan tidak ada kata "terlambat" untuk bertobat dari perbuatan jahat.

Sedangkan orang benar menikmati hidupnya dengan keluarga yang dikasihi karena hidup ini singkat. Alasannya, "Allah sudah lama berkenan" akan perbuatan kita dan ini adalah "bahagian" kita dalam hidup dan usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari (8-9). Karena itu, kita harus sekuat tenaga melakukan segala sesuatu yang perlu dilakukan sebab tidak ada kesempatan setelah manusia meninggal (10).

Hidup sangat singkat dan berharga. Jika kita masih hidup dalam kebebalan, bertobatlah dari kefasikan kita selama ada kesempatan untuk mengubah "upah" kita di surga. Apabila kita telah hidup dengan baik, maka lakukanlah lebih baik lagi tanpa henti. Nikmatilah kehidupan yang diberikan Allah sebagai ganjaran buat kita. Jangan membuang kesempatan yang ada dalam hidup yang singkat dan berharga ini. [IT]

e-SH versi web:http://www.sabda.org/publikasi/sh/2016/12/06/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Pengkhotbah+9:1-12
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Pengkhotbah+9:1-12

Pengkhotbah 9:1-12

 1  Sesungguhnya, semua ini telah kuperhatikan, semua ini telah kuperiksa, yakni bahwa orang-orang yang benar dan orang-orang yang berhikmat dan perbuatan-perbuatan mereka, baik kasih maupun kebencian, ada di tangan Allah; manusia tidak mengetahui apapun yang dihadapinya.
 2  Segala sesuatu sama bagi sekalian; nasib orang sama: baik orang yang benar maupun orang yang fasik, orang yang baik maupun orang yang jahat, orang yang tahir maupun orang yang najis, orang yang mempersembahkan korban maupun yang tidak mempersembahkan korban. Sebagaimana orang yang baik, begitu pula orang yang berdosa; sebagaimana orang yang bersumpah, begitu pula orang yang takut untuk bersumpah.
 3  Inilah yang celaka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari; nasib semua orang sama. Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati.
 4  Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati.
 5  Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap.
 6  Baik kasih mereka, maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama hilang, dan untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari.
 7  Mari, makanlah rotimu dengan sukaria, dan minumlah anggurmu dengan hati yang senang, karena Allah sudah lama berkenan akan perbuatanmu.
 8  Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas kepalamu.
 9  Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari, karena itulah bahagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari.
10  Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.
11  Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua.
12  Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
     Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
              e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
           (e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org

0 komentar:

Posting Komentar