(e-SH) 29 November -- Pengkhotbah 3:16-4:6 - Ketidakadilan dalam Hidup

Posted On // Leave a Comment

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Selasa, 29 November 2016
Ayat SH: Pengkhotbah 3:16-4:6

Judul: Ketidakadilan dalam Hidup

Satu hal nyata dalam kehidupan orang berdosa adalah orang kuat menindas orang lemah. Itu sebabnya, ketidakadilan menjadi bagian dalam kehidupan manusia di bawah matahari. Bahkan institusi pengadilan yang seharusnya menegakkan keadilan justru sering terjadi ketidakadilan (16).

Pengkhotbah percaya bahwa Allah akan mengadili semuanya karena segala hal ada waktunya (17). Pertanyaannya, mengapa Allah membiarkan banyak ketidakadilan terjadi? Seolah-olah Allah hendak menguji manusia dan memperlihatkan betapa manusia sama seperti binatang (18). Kita harus menafsir pernyataan ini dalam keterangan yang selanjutnya, yaitu pada akhirnya baik manusia maupun binatang akan menghadapi hal yang sama, yaitu kematian. Dalam hal kematian, manusia sepertinya tidak memiliki kelebihan dari binatang. Keduanya mempunyai nafas yang sama, menuju satu tempat, terjadi dari debu, dan kembali kepada debu (19-20).

Pernyataan ayat 21, "Siapakah yang mengetahui, apakah nafas (harfiahnya adalah "roh") manusia naik ke atas dan nafas ("roh") binatang turun ke bawah bumi" menunjukkan bahwa ada perbedaan mendasar antara tujuan akhir manusia dan binatang. Roh binatang akan turun ke bawah bumi (kematian), tetapi "roh manusia kembali kepada Allah yang mengaruniakannya" (12:7). Di sini, Pengkhotbah menekankan bahwa banyak orang tidak mengetahui perbedaan tersebut sehingga mereka bertindak dengan tidak adil tanpa rasa takut. Mereka berpikir bahwa akhir hidup manusia dengan binatang tiada bedanya. Mereka tidak berpikir bahwa Allah akan menghakimi perbuatan setiap orang.

Ketidakadilan merajalela di dunia dan Allah belum memberikan keadilan yang tepat kepada setiap pelaku kejahatan. Sebagai orang percaya, kita harus beriman bahwa setiap orang harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya (bdk. Pkh. 12:14). Pada akhirnya, semua orang akan mendapatkan keadilan yang setimpal. Marilah kita hidup takut akan Allah! Apa yang ditabur akan dituai, baik saat ini maupun di bumi dan langit yang baru. [IT]

e-SH versi web:http://www.sabda.org/publikasi/sh/2016/11/29/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Pengkhotbah+3:16-4:6
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Pengkhotbah+3:16-4:6

Pengkhotbah 3:16-4:6

16  Ada lagi yang kulihat di bawah matahari: di tempat pengadilan, di situpun terdapat ketidakadilan, dan di tempat keadilan, di situpun terdapat ketidakadilan.
17  Berkatalah aku dalam hati: "Allah akan mengadili baik orang yang benar maupun yang tidak adil, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya."
18  Tentang anak-anak manusia aku berkata dalam hati: "Allah hendak menguji mereka dan memperlihatkan kepada mereka bahwa mereka hanyalah binatang."
19  Karena nasib manusia adalah sama dengan nasib binatang, nasib yang sama menimpa mereka; sebagaimana yang satu mati, demikian juga yang lain. Kedua-duanya mempunyai nafas yang sama, dan manusia tak mempunyai kelebihan atas binatang, karena segala sesuatu adalah sia-sia.
20  Kedua-duanya menuju satu tempat; kedua-duanya terjadi dari debu dan kedua-duanya kembali kepada debu.
21  Siapakah yang mengetahui, apakah nafas manusia naik ke atas dan nafas binatang turun ke bawah bumi.
22  Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?
 1  Lagi aku melihat segala penindasan yang terjadi di bawah matahari, dan lihatlah, air mata orang-orang yang ditindas dan tak ada yang menghibur mereka, karena di fihak orang-orang yang menindas ada kekuasaan.
 2  Oleh sebab itu aku menganggap orang-orang mati, yang sudah lama meninggal, lebih bahagia dari pada orang-orang hidup, yang sekarang masih hidup.
 3  Tetapi yang lebih bahagia dari pada kedua-duanya itu kuanggap orang yang belum ada, yang belum melihat perbuatan jahat, yang terjadi di bawah matahari.
 4  Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.
 5  Orang yang bodoh melipat tangannya dan memakan dagingnya sendiri.
 6  Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
     Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
              e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
           (e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org

0 komentar:

Posting Komentar