(e-SH) 16 Februari -- Markus 9:30-37 - Kebesaran yang Merendahkan Diri

Posted On // Leave a Comment

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                        e-Santapan Harian
      Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA

Tanggal: Selasa, 16 Februari 2016
Ayat SH: Markus 9:30-37

Judul: Kebesaran yang Merendahkan Diri

Banyak orang sangat mendambakan posisi utama dari orang lain. Tanpa disadari, sering kali hal ini dianggap sebagai kesempatan untuk memegahkan diri. Dengan posisi itu, kita dapat memerintah dan mengatur orang lain.

Yesus terus berjalan menghindari daerah Galilea (30) karena sedang mempersiapkan murid-murid-Nya memasuki masa penderitaan-Nya. Ketika membicarakan penderitaan-Nya, mereka tidak mengerti namun segan untuk bertanya kepada- Nya (31-32). Sikap seperti ini menunjukkan ketidakpekaan, keegoisan, dan tidak memikirkan apa yang akan terjadi terhadap Yesus. Yang terjadi adalah mereka bertengkar tentang siapa yang terbesar di antara mereka (33-34).

Tiba di Kapernaum, Yesus secara pribadi menanyakan apa yang sedang  mereka perdebatkan. Mereka hanya diam saja. Perilaku ini memperlihatkan ciri seseorang melakukan kesalahan tetapi enggan mengakuinya. Sikap diam juga bisa menunjukkan kekerasan hati mereka. Yesus menuntut kejujuran mereka. Setelah itu, Yesus menjelaskan arti menjadi terbesar dengan cara merendahkan diri dan melayani semua orang (35). Lalu Yesus memberi contoh dengan mengambil seorang anak kecil dan memeluknya sebagai suatu cara menyambut Tuhan Yesus dan Allah Bapa (36-37).

Tuhan Yesus sedang mempersiapkan diri menghadapi penderitaan hingga kematian yang mengerikan. Seharusnya orang-orang di sekitarnya, yaitu murid-murid menguatkan-Nya, setidaknya mengerti situasi-Nya. Tetapi orang-orang di sekitar Yesus justru sibuk mencari kebesaran pribadi. Konsep kebesaran dan kepemimpinan yang Tuhan inginkan bukan bersifat otoriter. Orang percaya seharusnya meneladani kepemimpinan Yesus, bukan dunia.

Jangan malu mengakui kesalahan. Kejujuran merupakan ciri seorang pemimpin yang dapat dipercaya. Selain itu, seorang pemimpin harus merendahkan diri dan melayani siapa saja, bahkan anak kecil yang kelihatan tidak berdaya. Hal ini sangat dibutuhkan dalam persekutuan orang percaya. [TNT]

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2016/02/16/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Markus+9:30-37
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Markus+9:30-37

Markus 9:30-37

30  Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang;

31  sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." 32  Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya.

33  Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?"

34  Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.

35  Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."

36  Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka:

37  "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."

e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
  Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
            e-SH  Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
          (e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org

0 komentar:

Posting Komentar