(e-SH) 03 Desember -- Amsal 26:1-16 - Belajar Menjadi Bijak

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 3 Desember 2015
Ayat SH: Amsal 26:1-16

Judul: Belajar Menjadi Bijak

Belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh
seseorang, sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang
berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Aktivitas ini sudah
dilakukan setiap orang sejak mereka masih bayi. Jika tidak ada
perubahan, maka pertumbuhan si bayi menjadi keprihatinan bagi
orang tuanya.

Agaknya penulis amsal memberikan gambaran mengenai seseorang yang
tidak pernah mau berubah melalui proses belajar. Orang seperti ini
disebut sebagai seorang bebal dan pemalas. Seperti salju di musim
panas dan dan hujan di musim panen (1), maka kehormatan yang
diberikan kepada mereka merupakan hal yang sia-sia. Bahkan
kepercayaan yang diberikan kepada orang bebal cenderung menjadi
kontraproduktif. Sebab dengan kebebalannya, mereka tidak
menghasilkan hal positif apapun, selain hal yang negatif (6-9).
Bentuk kepercayaan apapun yang diberikan kepada orang bebal dapat
berakibat fatal bagi orang yang memercayakan (10). Selain itu, ia
akan kembali mengulangi kesalahan yang pernah dilakukannya (11).

Sedangkan seorang pemalas menurut pengamsal kurang lebih sama dengan
orang bebal. Mereka melihat masalah tetapi tidak berusaha
menyelesaikannya (13), malahan berputar-putar pada masalah yang
sama dan tidak mau beranjak dari tempatnya (14). Jadi, seorang
bebal dan pemalas memiliki ciri khas yang sama, yaitu mereka
merasa lebih bijak daripada orang lain (12, 16).

Gambaran orang bebal dan pemalas sangat banyak dijumpai di Alkitab.
Ada kalanya kita merasa lebih bijak daripada orang lain. Tanpa
disadari, kita justru berperilaku seperti orang bebal. Disini kita
melihat bahwa orang bijak bukanlah orang yang menganggap dirinya
bijak, tetapi orang yang mau belajar dari kesalahan dan tidak
mengulanginya. Dengan demikian, ia menjadi orang yang dapat
dipercaya dan dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik.

Sejauh mana kita dapat dipercaya orang lain dan hal itu menjadi
penentu apakah kita bebal atau tidak. Marilah kita belajar menjadi
bijak. [YSAN]

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2015/12/03/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Amsal+26:1-16
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Amsal+26:1-16

Amsal 26:1-16

1 Seperti salju di musim panas dan hujan pada waktu panen, demikian
kehormatanpun tidak layak bagi orang bebal.
2 Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang,
demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena.
3 Cemeti adalah untuk kuda, kekang untuk keledai, dan pentung untuk
punggung orang bebal.
4 Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan
engkau sendiri menjadi sama dengan dia.
5 Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia
menganggap dirinya bijak.
6 Siapa mengirim pesan dengan perantaraan orang bebal mematahkan
kakinya sendiri dan meminum kecelakaan.
7 Amsal di mulut orang bebal adalah seperti kaki yang terkulai dari
pada orang yang lumpuh.
8 Seperti orang menaruh batu di umban, demikianlah orang yang
memberi hormat kepada orang bebal.
9 Amsal di mulut orang bebal adalah seperti duri yang menusuk tangan
pemabuk.
10 Siapa mempekerjakan orang bebal dan orang-orang yang lewat adalah
seperti pemanah yang melukai tiap orang.
11 Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang
mengulangi kebodohannya.
12 Jika engkau melihat orang yang menganggap dirinya bijak, harapan
bagi orang bebal lebih banyak dari pada bagi orang itu.
13 Berkatalah si pemalas: "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!"
14 Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di
tempat tidurnya.
15 Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, tetapi ia
terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya.
16 Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak dari pada tujuh orang
yang menjawab dengan bijaksana.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-5194437-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org

0 komentar:

Posting Komentar