Santapan Rohani Hari Ini: Detik-detik yang Berarti |
Posted: 04 Oct 2015 10:00 AM PDT Senin, 5 Oktober 2015 Baca: Mazmur 39:5-1439:5 “Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku! 39:6 Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan! Sela 39:7 Ia hanyalah bayangan yang berlalu! Ia hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun, tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti. 39:8 Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? Kepada-Mulah aku berharap. 39:9 Lepaskanlah aku dari segala pelanggaranku, jangan jadikan aku celaan orang bebal! 39:10 Aku kelu, tidak kubuka mulutku, sebab Engkau sendirilah yang bertindak. 39:11 Hindarkanlah aku dari pada pukulan-Mu, aku remuk karena serangan tangan-Mu. 39:12 Engkau menghajar seseorang dengan hukuman karena kesalahannya, dan menghancurkan keelokannya sama seperti gegat; sesungguhnya, setiap manusia adalah kesia-siaan belaka. Sela 39:13 Dengarkanlah doaku, ya TUHAN, dan berilah telinga kepada teriakku minta tolong, janganlah berdiam diri melihat air mataku! Sebab aku menumpang pada-Mu, aku pendatang seperti semua nenek moyangku. 39:14 Alihkanlah pandangan-Mu dari padaku, supaya aku bersukacita sebelum aku pergi dan tidak ada lagi!” Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974 Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku. —Mazmur 39:5 Di usia 59 tahun, teman saya Bob Boardman menulis, “Jika masa hidup manusia pada umumnya adalah 70 tahun, dan masa itu dilihat sebagai satu hari yang berlangsung selama 24 jam, maka sekarang aku hidup pada pukul 20:30. . . . Waktu bergulir dengan begitu cepat.” Kecenderungan manusia yang sulit untuk menyadari terbatasnya masa hidup kita di dunia ini telah menginspirasi para pembuat “Tikker”, yaitu jam tangan yang memberitahukan tentang waktu yang sedang berjalan, menghitung perkiraan masa hidupmu, dan menunjukkan penghitungan mundur dari sisa masa hidupmu. Dalam iklannya, Tikker disebut-sebut sebagai jam tangan “yang menghitung mundur masa hidupmu, agar kamu dapat menjadikan setiap detik hidupmu berarti.” Dalam Mazmur 39, Daud yang bergumul dengan singkatnya masa hidupnya mengatakan, “Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!” (ay.5). Ia menggambarkan bahwa umurnya begitu singkat, seperti sesuatu yang hampa di mata Allah, dan bagai hembusan nafas belaka (ay.6). Daud menyimpulkan, “Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? Kepada-Mulah aku berharap” (ay.8). Jam hidup kita terus bergulir. Sekaranglah saatnya memohon kuasa Allah untuk menolong kita menjadi pribadi yang dikehendaki-Nya. Menemukan pengharapan di dalam Allah yang kekal akan memberikan arti bagi kehidupan kita hari ini. —David McCasland Bagaimana aku telah menyia-nyiakan waktuku? Bagaimana aku telah membuat hari-hariku berarti? Dalam hal apa sajakah aku perlu membuat perubahan? Sekaranglah waktunya untuk hidup bagi Yesus. Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 23-25; Filipi 1 |
You are subscribed to email updates from WarungSaTeKaMu.org. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
0 komentar:
Posting Komentar