Santapan Rohani Hari Ini: Lembah Penglihatan

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Lembah Penglihatan


Lembah Penglihatan

Posted: 29 Sep 2015 10:00 AM PDT

Rabu, 30 September 2015

Lembah Penglihatan

Baca: Yunus 2:1-10

2:1 Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya, dari dalam perut ikan itu,

2:2 katanya: “Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.

2:3 Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku.

2:4 Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?

2:5 Segala air telah mengepung aku, mengancam nyawaku; samudera raya merangkum aku; lumut lautan membelit kepalaku

2:6 di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku.

2:7 Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.

2:8 Mereka yang berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan setia.

2:9 Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!”

2:10 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itupun memuntahkan Yunus ke darat.

Teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu. —Yunus 2:7

Lembah Penglihatan

Buku doa kaum Puritan berjudul “Lembah Penglihatan” menggambarkan jarak yang terbentang antara seorang manusia berdosa dan Allah yang kudus. Manusia itu berkata kepada Allah, “Engkau telah membawaku ke lembah penglihatan . . . ; dikungkung oleh dosa yang menggunung, telah kulihat kemuliaan-Mu.” Setelah menyadari kesalahannya, manusia itu tetap memegang pengharapan. Ia melanjutkan, “Bintang dapat terlihat dari sumur yang terdalam, dan semakin dalam sumurnya, semakin terang bintang-Mu bersinar.” Akhirnya, puisi itu diakhiri dengan permohonan: “Kiranya aku menemukan terang-Mu dalam kegelapanku, . . . kemuliaan-Mu di tengah lembahku.”

Yunus menemukan kemuliaan Allah selama ia berada di dalam laut. Ia telah memberontak kepada Allah dan terdampar di dalam perut ikan. Di sana, tersadar akan dosanya, Yunus pun berseru kepada Allah: “Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, . . . Segala air telah mengepung aku, mengancam nyawaku” (Yun. 2:3,5). Meskipun dalam keadaan demikian, Yunus tetap berkata, “Teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu” (ay.7). Allah mendengar doa Yunus dan membuat ikan itu memuntahkan dirinya.

Meskipun dosa menciptakan jarak antara Allah dan kita, kita dapat memandang ke atas dari titik nadir hidup kita dan melihat kepada-Nya —untuk melihat kesucian, kebaikan, dan karunia-Nya. Apabila kita berpaling dari dosa kita dan mengakuinya kepada Allah, Dia akan mengampuni kita. Allah menjawab doa-doa yang kita panjatkan dari lembah hidup kita. —Jennifer Benson Schuldt

Ya Tuhan, di siang hari bintang dapat terlihat dari sumur yang terdalam, dan semakin dalam sumurnya, semakin terang bintang-Mu bersinar; kiranya aku menemukan terang-Mu dalam kegelapanku.

Kegelapan dosa hanya akan membuat terang anugerah Allah bersinar semakin cemerlang.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 9-10; Efesus 3

0 komentar:

Posting Komentar