(e-RH) September 05 -- MENOLAK BUDAYA KEMATIAN

Posted On // Leave a Comment
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 5 September 2015
Bacaan : Kejadian 22:1-19
Setahun: Yehezkiel 17-19
Nats: Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di
belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham
mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran
pengganti anaknya. (Kejadian 22:13)

Judul:

MENOLAK BUDAYA KEMATIAN

Phileas Fogg, dalam novel Jules Verne yang sudah sering difilmkan,
Around the World in Eighty Days, menemui budaya sati di India.
Seorang perempuan muda, Aouda, hendak dikurbankan dengan dibakar
menyusul kematian suaminya. Perempuan itu menolak, namun tak berdaya
karena dibius dengan ganja. Fogg dan asistennya, Passepartout,
mencari siasat, dan akhirnya berhasil membebaskan Aouda.



Kisah Abraham dan Ishak sering kita baca sebagai nubuatan bagi
pengurbanan Kristus di kayu salib menggantikan kita. Dan, memang
tidak keliru. Namun, ada pelajaran lain yang dapat kita petik dari
kisah ini. Bagi kita, perintah Allah agar Abraham mengurbankan Ishak
terkesan bengis. Nyatanya, tidak bagi orang-orang zaman itu. Menurut
Brian Zahnd dalam A Farewell to Mars, mereka biasa mengurbankan anak
sulung demi memohon berkat dan kesuburan pada dewa mereka. Mendengar
perintah itu, kemungkinan mereka tidak terkejut, hanya mengasihani
Abraham, yang sudah sekian lama menantikan anak itu. Syukurlah,
kisah tidak berakhir secara keji. Tindakan Allah menggantikan Ishak
dengan seekor domba jantan, dengan demikian, merupakan pernyataan
yang kuat bahwa Dia tidak menghendaki pengurbanan manusia.



Menurut saya, itu sebagian dari "berkat Abraham". Di dalam Kristus,
kita mengambil bagian dalam berkat itu untuk memberkati dunia dan
sesama. Kita diundang untuk menjauhi dan menolak budaya yang
mendatangkan kematian, dan menumbuhkembangkan budaya yang membuahkan
kehidupan. --Arie Saptaji/Renungan Harian

ALLAH TIDAK MENGHENDAKI KITA MENGURBANKAN KEHIDUPAN SESAMA,
MELAINKAN MENDORONG KITA BERBELAS KASIHAN SATU SAMA LAIN.

e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2015/09/05/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2015/09/05/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+22:1-19

Kejadian 22:1-19

1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman
kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau
kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah
dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang
akan Kukatakan kepadamu."
3 Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana
keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak,
anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu
berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah
kepadanya.
4 Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya,
kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.
5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di
sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke
sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
6 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan
memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya
dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan
bersama-sama.
7 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut
Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api
dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran
itu?"
8 Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk
korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan
bersama-sama.
9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu
Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya
Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas
kayu api.
10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau
untuk menyembelih anaknya.
11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya:
"Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan
kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau
takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan
anakmu yang tunggal kepada-Ku."
13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di
belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham
mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran
pengganti anaknya.
14 Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu
sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan
disediakan."
15 Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada
Abraham,
16 kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah
firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau
tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal
kepada-Ku,
17 maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat
keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti
pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota
musuhnya.
18 Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat,
karena engkau mendengarkan firman-Ku."
19 Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka
bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di
Bersyeba.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Yehezkiel+17-19
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Yehezkiel+17-19


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

0 komentar:

Posting Komentar