Santapan Rohani Hari Ini: Berbelanja dengan Liam |
Posted: 22 Jun 2015 10:00 AM PDT Selasa, 23 Juni 2015 Baca: Kejadian 3:14-193:14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. 3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” 3:16 Firman-Nya kepada perempuan itu: “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.” 3:17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: 3:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; 3:19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974 Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya. —Kejadian 3:15 Anak saya Liam suka sekali memetik dandelion (sejenis bunga rumput liar) untuk ibunya. Sampai sekarang, ibunya tak pernah bosan menerima pemberiannya. Rumput liar bahkan bisa dianggap sebagai bunga oleh seorang anak kecil. Suatu hari saya mengajak Liam berbelanja. Saat kami terburu-buru dan melewati kios penjualan bunga, ia menunjuk dengan penuh semangat pada satu rangkaian bunga tulip berwarna kuning. “Ayah,” serunya, “Ayah harus membeli dandelion itu untuk Ibu!” Anjurannya membuat saya tertawa. Saya pun membeli rangkaian bunga tulip itu, dan karena gembiranya, istri saya memuat foto bunga itu di halaman Facebook miliknya. Sebagian orang melihat rumput liar sebagai pengingat akan dosa Adam. Dengan memakan buah terlarang, Adam dan Hawa menimpakan atas diri mereka sendiri kutuk dari sebuah dunia yang telah jatuh dalam dosa—kerja keras, kesakitan dalam persalinan, dan akhirnya kematian (Kej. 3:16-19). Namun sudut pandang seorang anak seperti Liam mengingatkan saya akan sesuatu yang lain, yakni bahwa rumput liar sekalipun mengandung keindahan. Kesakitan dalam persalinan memberi harapan bagi kita semua. Kematian akhirnya dikalahkan. “Keturunan” yang Allah sebutkan di Kejadian 3:15 akan berperang melawan keturunan ular. Keturunan yang dimaksud itu adalah Yesus sendiri, dan Dialah yang menyelamatkan kita dari kutuk kematian (Gal. 3:16). Dunia mungkin tidak sempurna, tetapi keajaiban menanti di setiap lika-liku hidup kita. Bahkan rumput liar mengingatkan kita pada janji penebusan dan Sang Pencipta yang mengasihi kita. —Tim Gustafson Ya Bapa, tolonglah kami untuk melihat kehadiran-Mu bahkan di tengah kepedihan hidup dan keadaan yang tidak menyenangkan. Ampunilah kami yang sering gagal melihat keindahan yang telah Engkau tempatkan di mana-mana. Alam ciptaan Allah mengingatkan kita akan janji penebusan-Nya. Bacaan Alkitab Setahun: Ester 9–10; Kisah Para Rasul 7:1-21 |
GitaKaMu: Di Bawah Kepak Sayap-Mu Posted: 22 Jun 2015 02:00 AM PDT Pikiran bisa jadi buntu tatkala masalah datang bertubi-tubi. Bukannya introspeksi diri dan mencari solusi, bisa jadi kita sibuk menyalahkan situasi dan orang lain. Kita jadi lelah, frustrasi, makan hati, tidak lagi bergairah menjalani hidup. Lagu lawas gubahan Robert & Lea Sutanto yang dikemas ulang dengan tambahan beberapa bait rap oleh kelompok musik Sunrise Rap ini menjadi pengingat yang indah betapa kita hanya akan mampu mengatasi masalah dan menjalani hidup yang bermakna bila kita dekat dengan Tuhan. Hanya pada Tuhan ada pengharapan, ada pengampunan, ada kekuatan untuk kembali menghadapi tantangan hidup. Mungkin kita belum sanggup mengepakkan sayap, namun Tuhan dapat membawa kita terbang tinggi dan melihat masalah-masalah yang menghadang kita dari sudut pandang-Nya. Adakah kamu rindu untuk dekat dengan Dia? Dalam setiap situasi hidupmu, sudahkah kamu mengandalkan Dia? Aku ingin selalu berada di hadirat-Mu Bagai rajawali melintasi gunung tinggi Rap: Semua yang t'lah kualami tak mampu 'tuk kuhadapi Tersadar ini sebuah teguran Yesus Kristus nama-Nya, Dialah Anak Allah Aku ingin selalu berada di hadirat-Mu Di bawah kepak sayap-Mu Bermula dari persahabatan beberapa pemuda pecinta musik hip-hop rap, kelompok musik yang beranggotakan 10 personil ini terbentuk pada tahun 2010. Karena sama-sama tinggal di daerah sebelah Lembaga Pemasyarakatan Abepura, awalnya mereka menyebut kelompok musik mereka sebagai Antrabes (Anak Terali Besi). Libert Hindom (Ibe), pendirinya, adalah seorang pemuda yang senang membagikan talentanya, baik kepada teman-teman di gerejanya maupun di gereja-gereja lain. Dengan tekun ia membimbing mereka yang juga suka musik, untuk berlatih vokal, membuat aransemen musik dan rekaman yang baik. Para pemuda ini pun tumbuh bersama, tak hanya dalam hal bermusik, tetapi juga dalam perjalanan mereka mengikut Tuhan. Mereka sama-sama rindu memakai hobi bermusik mereka untuk memuliakan Tuhan. Nama Sunrise Rap sendiri mulai digunakan pada tahun 2013. Kata “Sunrise” [matahari terbit] dipilih karena dua hal. Pertama, karena mereka semua tinggal di Abepura, Papua, wilayah timur Indonesia, tempat matahari terbit lebih awal setiap pagi. Kedua, karena terbitnya matahari mengingatkan mereka akan kasih setia Tuhan yang selalu baru setiap pagi (Ratapan 3:22-23). Meski peralatan mereka sederhana, semangat mereka terus membara, rindu agar aransemen dan lirik rap yang mereka buat bisa mendorong sesama kaum muda untuk mengenal dan mengandalkan Tuhan dalam hidup. |
You are subscribed to email updates from WarungSaTeKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
0 komentar:
Posting Komentar