(e-SH) 28 Maret -- Lukas 22:39-53 - Malam gelap jiwa

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 28 Maret 2015
Ayat SH: Lukas 22:39-53

Judul: Malam gelap jiwa

Dalam sejarah kristiani, banyak tokoh iman pernah mengalami malam
gelap jiwa. Contohnya adalah Dietrich Bonhoeffer. Sewaktu di
penjara, Bonhoeffer pernah mengalami keraguan iman akan Allah. Ia
melihat Allah itu lemah dan tidak berdaya atas kejahatan. Ia
mempertanyakan, mengapa Allah yang kuat dan perkasa membiarkan
kekejaman Hitler membantai begitu banyak orang Yahudi. Malam gelap
jiwa mampu mengguncang fondasi dan sendi iman, karena membuat
seseorang merasakan ketidakhadiran Allah. Kondisi inilah yang
sering membuat seseorang berteriak menanyakan dimanakah Allah,
ketika mereka membutuhkan pertolongan dan jawaban-Nya.

Yesus pun mengalami malam gelap jiwa di taman Getsemani. Malam gelap
yang dialami Yesus berbeda dengan malam gelap para tokoh iman
lainnya. Malam gelap Yesus adalah cawan yang berisi murka Allah
dan dosa umat manusia. Ia tahu kengerian seperti apakah yang akan
diderita oleh-Nya. Ia tidak sanggup, jika jiwa-Nya untuk sementara
waktu harus berpisah dari dekapan Bapa Surgawi.

Di taman Getsemani, Yesus menapaki jalan sengsara di mana Ia akan
merasakan ketidakhadiran Bapa dalam seluruh penderitaan yang
dialami-Nya. Ketidakhadiran Bapa merupakan lorong gelap yang harus
dijalani-Nya seorang diri. Hal ini membuat ia memohon tiga kali,
tetapi Bapa hanya diam seribu bahasa (bdk. Mat. 26:36-46). Begitu
hebatnya malam gelap jiwa Yesus, sampai setiap tetesan keringat
yang jatuh dilukiskan seperti tetesan darah (43-44). Malam gelap
ini mencapai puncaknya, saat Yesus berteriak mengapa Bapa
meninggalkan dirinya sendirian di kayu salib (Mat. 27:46).
Pergumulan hebat yang Yesus alami membuat tiga orang murid-Nya tak
kuasa menahan kantuk (46). Di akhir pergumulan itu, Yesus memilih
patuh pada kehendak Bapa-Nya (42, 45).

Yesus mengerti malam gelap jiwa yang kita alami. Ia juga tahu betapa
tidak mudahnya bertahan dalam kondisi seperti itu. Ia menawarkan
tangan dan bahu-Nya bagi kita sebagai sandaran. Serahkanlah semua
kepingan pergumulan kepada-Nya, dan Ia akan merajut-Nya bagi
kebaikan kita.

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2015/03/28/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Lukas+22:39-53
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+22:39-53

Lukas 22:39-53

39 Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju
Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia.
40 Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah
supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."
41 Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu
jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya:
42 "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku;
tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang
terjadi."
43 Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya
untuk memberi kekuatan kepada-Nya.
44 Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya
menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
45 Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya,
tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita.
46 Kata-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan
berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."
47 Waktu Yesus masih berbicara datanglah serombongan orang, sedang
murid-Nya yang bernama Yudas, seorang dari kedua belas murid itu,
berjalan di depan mereka. Yudas mendekati Yesus untuk mencium-Nya.
48 Maka kata Yesus kepadanya: "Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak
Manusia dengan ciuman?"
49 Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang
akan terjadi, berkatalah mereka: "Tuhan, mestikah kami menyerang
mereka dengan pedang?"
50 Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus
telinga kanannya.
51 Tetapi Yesus berkata: "Sudahlah itu." Lalu Ia menjamah telinga
orang itu dan menyembuhkannya.
52 Maka Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala
pengawal Bait Allah serta tua-tua yang datang untuk menangkap Dia,
kata-Nya: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap
dengan pedang dan pentung?
53 Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait
Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu, dan
inilah kuasa kegelapan itu."


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-5059177-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org

0 komentar:

Posting Komentar