e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 12 Maret 2015
Ayat SH: Lukas 18:1-17
Judul: Menantikan Kerajaan Allah
Sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali, Yesus tahu bahwa dunia ini
akan semakin tidak menghargai Allah, seperti pada masa Nuh dan
Lot. Gereja akan seperti janda yang mengalami perlakuan buruk dari
orang yang tidak percaya Tuhan (3). Sementara waktu kedatangan
Kerajaan Allah tidak sesegera seperti yang diharapkan para murid.
Lalu bagaimana murid Tuhan dapat bertahan dalam masa sulit itu?
Yesus mengajarkan bahwa murid-murid-Nya harus selalu berdoa (1). Bila
mendengar uraian Yesus, tentu orang Farisi akan mengaminkannya
karena mereka membanggakan diri sebagai orang yang tekun mendoakan
kedatangan Kerajaan Allah. Walaupun yang mereka doakan adalah
kerajaan yang akan diberikan sebagai upah atas ketaatan mereka
kepada Allah. Maka perumpamaan kedua menyangkal anggapan mereka.
Yesus berkisah tentang dua pria yang datang ke Bait Allah untuk
berdoa. Pria pertama adalah seorang Farisi, pria kedua adalah
pemungut cukai. Mari kita perhatikan isi doanya. Orang Farisi
berdoa dengan keyakinan bahwa dirinya benar (11-12). Sementara si
pemungut cukai tahu bahwa ia berdosa sehingga tidak berani melihat
ke surga. Ia hanya memohon pengampunan Allah atas doa-doanya (13).
Inilah pertobatan sejati. Menurut Yesus, orang Farisi itu akan
pergi dari Bait Allah sama seperti ia datang, sombong karena
merasa diri benar, tetapi ia tidak diperkenan Allah. Namun si
pemungut cukai akan dibenarkan Allah (14). Berikutnya, Yesus
mengajarkan lagi satu karakteristik orang yang akan masuk ke dalam
Kerajaan Allah, yaitu menyambut Kerajaan Allah seperti seorang
anak kecil (16-17). Anak kecil tidak memiliki apapun untuk
diberikan kepada Allah dan akan menerima apapun yang diberikan
kepadanya, dengan gembira dan tanpa curiga.
Setiap orang beriman menantikan saatnya Kerajaan Allah dinyatakan.
Bukan dengan berpangku tangan melainkan dengan melipat tangan,
berdoa. Bukan dengan sikap pongah dan merasa layak untuk masuk ke
dalamnya, melainkan dengan rendah hati karena tahu bahwa
sesungguhnya kita tidak layak.
e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2015/03/12/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Lukas+18:1-17
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+18:1-17
Lukas 18:1-17
1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan,
bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
2 Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut
akan Allah dan tidak menghormati seorangpun.
3 Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim
itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.
4 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia
berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan
tidak menghormati seorangpun,
5 namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan
dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang
aku."
6 Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!
7 Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang
malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu
sebelum menolong mereka?
8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan
tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di
bumi?"
9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan
memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan
ini:
10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang
adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya
Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama
seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan
pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari
segala penghasilanku.
13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak
berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan
berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang
yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa
meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan
diri, ia akan ditinggikan."
15 Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada
Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu murid-murid-Nya
memarahi orang-orang itu.
16 Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak
itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka,
sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
17 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut
Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke
dalamnya."
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---
Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-5050522-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org
(e-SH) 12 Maret -- Lukas 18:1-17 - Menantikan Kerajaan Allah
Labels:
0 komentar:
Posting Komentar