Santapan Rohani Hari Ini: Aku Sudah Ditebus!

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Aku Sudah Ditebus!


Aku Sudah Ditebus!

Posted: 02 Jan 2015 09:00 AM PST

Sabtu, 3 Januari 2015

Aku Sudah Ditebus!

Baca: Mazmur 40:9-11

40:9 aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."

40:10 Aku mengabarkan keadilan dalam jemaah yang besar; bahkan tidak kutahan bibirku, Engkau juga yang tahu, ya TUHAN.

40:11 Keadilan tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan-Mu dan keselamatan dari pada-Mu kubicarakan, kasih-Mu dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan kepada jemaah yang besar.

Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. —Mazmur 96:2

Aku Sudah Ditebus!

Suatu hari, ketika mengunjungi suaminya di rumah sakit, Ann mengobrol dengan seorang perawat pria yang sedang melayani suaminya. Ann senang bercakap-cakap dengan siapa saja di mana pun ia berada, dan selalu berusaha mencari celah untuk berbicara tentang Yesus kepada mereka. Ann bertanya apakah perawat itu tahu apa yang ingin dilakukannya di masa depan. Ketika perawat itu menjawab bahwa ia masih ragu, Ann menyebut tentang pentingnya mengenal Allah terlebih dahulu, agar Allah bisa menolongnya mengambil keputusan tentang masa depannya. Perawat pria itu lalu menggulung lengan bajunya dan menunjukkan tato di sepanjang lengannya yang bertuliskan, “Aku sudah ditebus!”

Mereka menyadari bahwa mereka sama-sama mengasihi Tuhan Yesus Kristus! Dan keduanya punya cara masing-masing untuk menunjukkan keyakinan iman mereka di dalam satu Pribadi yang telah mati demi memberi hidup bagi kita.

Judul sebuah lagu lama karya Steve Green menyatakan dengan tepat, “People need the Lord” (Mereka Perlukan). Kita bebas memilih cara untuk memberitakan “kabar gembira” kepada mereka (Mzm. 40:10 BIS). Tidak setiap orang merasa nyaman bercakap-cakap dengan orang yang tidak mereka kenal, dan tidak semua metode yang cocok untuk segala keadaan. Namun Allah akan memakai kepribadian kita dan terang-Nya dalam diri kita untuk menyebarkan kasih-Nya.

“Aku sudah ditebus!” Kiranya Allah membimbing kita untuk menemukan cara yang terbaik dalam memberitakan tentang Yesus Kristus, Penebus kita, kepada sesama kita! —JDB

Kusuka mengundangkan s’lamat
Dari Anak Domba kudus.
Oleh Tuhan yang penuh rahmat—
Kami ‘ni telah tertebus. —Crosby
(Puji-Pujian Kristen Pemuda/Remaja, No. 29)

Kabar baik Injil terlalu indah untuk kita simpan sendiri.

Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 7-9, Matius 3

PustaKaMu: Hidup Bersama Firman

Posted: 02 Jan 2015 02:00 AM PST

Oleh: Melody Tjan

With-The-Word

Judul: Seri Hidup Bersama Firman, Pasal demi Pasal seluruh Alkitab
Penulis: Warren Wiersbe
Edisi Bahasa Inggris diterbitkan oleh: Thomas Nelson, ©1991
Edisi Bahasa Indonesia diterbitkan oleh: Katalis Media ©2012 — 6 buku/set (4 PL, 2 PB)
 

Bayangkan berada di sebuah kota yang asing sendirian. Tidak ada orang yang kita kenal. Mau ke mana-mana serba terbatas. Sama seperti ketika aku mulai kuliah di Yogyakarta. Sebelum ke sana aku hanya tahu Yogyakarta itu identik dengan Malioboro. Selebihnya, aku tidak tahu. Saat mulai tinggal di sana, sehari-hari hidupku hanya berkisar di seputar kampus dan tempat kos. Hari-hariku mulai menjadi berbeda saat aku mengenal beberapa teman di gereja setempat. Aku masih ingat saat persekutuan pemuda di sana memberikan peta khusus edisi mahasiswa baru. Selain memberitahukan lokasi sejumlah fasilitas umum yang tersedia, peta itu juga dilengkapi dengan rute bus, dan berbagai informasi yang bermanfaat. Senang sekali rasanya mendapatkan alat bantu tersebut. Apalagi kemudian aku mengenal beberapa teman yang bersedia mengantarku berkeliling. Beberapa tempat makan yang paling enak letaknya di dalam gang kecil, tanpa papan nama, tidak bakal aku temukan tanpa bantuan teman-teman yang sudah pernah ke sana. Begitu pula informasi tentang toko alat tulis yang lengkap dan murah, tempat belanja barang elektronik yang bagus, toko buku diskon, dan sebagainya. Dengan berbagai bantuan itu aku jadi bisa lebih cepat mengenal dan menikmati kota baruku. Setelah beberapa waktu kemudian, aku sudah bisa ke mana-mana sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Bila ada mahasiswa baru yang butuh informasi, aku bahkan bisa membantu mereka!

Pengalamanku dalam membaca Alkitab juga ibarat berada di kota yang asing. Meskipun aku sudah mendengar cerita Alkitab sejak kecil di sekolah minggu, harus kuakui ada banyak hal yang tidak kumengerti. Belasan tahun menjadi orang Kristen, pengetahuan Alkitabku hanya berkisar di seputar cerita dan ayat hafalan yang diajarkan di sekolah minggu. Meski seperti semua orang Kristen lainnya, aku rindu untuk menjadi pelaku Firman dan hidup menyenangkan-Nya, tetapi jujur saja, aku seringkali tidak bisa memahami apa yang ditulis Alkitab. Apa perlunya silsilah, daftar penduduk yang panjang, bahkan daftar bahan-bahan bangunan, dimasukkan dalam kitab yang disebut Firman Tuhan? Mengapa Tuhan memberi perintah untuk tidak membunuh tetapi kemudian mengizinkan umat-Nya menghabisi bangsa Kanaan? Mengapa orang sebaik Ayub dibiarkan Tuhan menderita? Belum lagi sebagian nama-nama tempat yang ada di Alkitab tidak ada dalam peta modern. Jadi, biasanya aku membatasi diri, membaca bagian-bagian Alkitab yang aku mengerti saja, daripada membaca bagian yang sulit lalu tidak bisa menghayatinya dengan benar.

Namun, Tuhan menegurku melalui seorang pembimbing rohani. Beliau mengingatkan, bila kita benar-benar ingin mengenal dan mengasihi Tuhan, tentulah kita akan berusaha memahami seluruh, bukan sebagian perkataan-Nya saja. 2 Timotius 3:16 (BIS) meneguhkan nasihat beliau: “Semua yang tertulis dalam Alkitab, diilhami oleh Allah dan berguna untuk mengajarkan yang benar, untuk menegur dan membetulkan yang salah, dan untuk mengajar manusia supaya hidup menurut kemauan Allah.” Semua, bukan sebagian saja. Kami, para pemuda, mulai didorong untuk menggali Alkitab sendiri, tidak hanya puas dengan perenungan orang lain. Kami juga diperkenalkan pada alat-alat bantu yang rupanya sudah cukup banyak tersedia, seperti peta Alkitab, konkordansi, serta buku tafsiran Alkitab (commentaries). Ahh, ternyata ada begitu banyak kekayaan yang tersimpan di dalam Alkitab. Rasanya luar biasa ketika bisa melihat sendiri benang merah yang menghubungkan kitab Kejadian hingga Wahyu, termasuk bagian-bagian yang tadinya kuanggap aneh keberadaannya dalam Alkitab.

Aku tidak tahu bagaimana pengalaman teman-teman dalam membaca Alkitab. Tapi di tahun yang baru ini, mungkin akan sangat baik bila salah satu resolusi kita adalah untuk makin mengenal Firman Tuhan yang telah diberikan kepada kita. Bukan hanya sebagian, tetapi secara keseluruhan! Kita bisa menjadwalkan untuk membaca beberapa pasal dalam sehari agar bisa menyelesaikan seluruh Alkitab dalam setahun. Bila tidak ada orang yang bisa membimbing kita dalam membaca Alkitab, buku panduan devosional seperti seri Hidup Bersama Firman, dapat menjadi alat bantu yang sangat menolong. Wiersbe sendiri dengan setia membaca Alkitab sejak menjadi orang Kristen di tahun 1945. Seperti seorang pemandu jalan yang handal, ia mengajak kita mengeksplorasi pasal demi pasal dalam Alkitab, dari Kejadian hingga Wahyu! Di sepanjang perjalanan, ia membagikan pengalamannya sendiri, apa yang ia pahami dan pelajari dari setiap bagian Alkitab tersebut. Ia juga memberikan keterangan yang menolong ketika kita berhadapan dengan bagian-bagian yang sulit dimengerti. Tentu saja sebagai alat bantu, buku ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan Alkitab, tetapi untuk membangkitkan kecintaan kita akan Alkitab! Buku ini juga tidak menyediakan jawaban atas semua pertanyaan kita, tetapi merupakan sarana yang sangat baik untuk memulai perjalanan kita menelusuri Alkitab … =) Dalam bahasa Inggris, buku ini aslinya sangat tebal, lebih dari 800 halaman! Namun, edisi bahasa Indonesia diterbitkan sebagai satu set yang terbagi menjadi 6 buku yang relatif tipis, sehingga memudahkan penggunaannya—cukup membawa salah satu buku yang sesuai dengan jadwal pembacaan Alkitab.

Kembali ke ceritaku soal kota Yogyakarta. Ada masanya aku merasa puas dengan duniaku yang hanya berkisar antara tempat kos, kampus, dan gereja. Tetapi, ketika aku tahu ada begitu banyak hal yang dapat dinikmati dari kota itu, dan aku dibantu untuk tahu caranya ke sana, duniaku pun tidak pernah sama lagi. Aku jadi tidak terhambat lagi untuk jalan-jalan sendiri, bahkan mulai bersemangat menelusuri bagian-bagian kota yang belum pernah aku kunjungi. Aku juga sangat senang bila bisa mengajak rekan (terutama orang baru atau pendatang) untuk ikut menikmati kota itu. What a memory! =)

Doaku, gairah yang sama juga melingkupi kita saat kita menelusuri pasal demi pasal dalam Alkitab kita. Pengenalan dan kasih kita kepada Allah yang berfirman, tak lagi hanya sebatas ayat-ayat favorit yang kita tahu sejak sekolah minggu, atau perenungan orang lain yang kita kutip dari buku. Makin mengenal-Nya, makin kita jatuh cinta, dan ingin mengenal-Nya lebih dalam lagi. Dan, dengan penuh semangat kita bisa mendorong angkatan sesudah kita untuk menemukan hal-hal yang sama.

 
Tentang Penulis “Hidup Bersama Firman”
Dr. Warren W. Wiersbe adalah salah satu pengajar Alkitab yang sangat dihormati di kalangan kaum Injili. Pelayanannya, baik di atas mimbar maupun di atas kertas (beliau adalah pemimpin pelayanan Back to The Bible selama 10 tahun), telah mewartakan Injil Kristus kepada dunia secara jelas dan konsisten selama lebih dari 40 tahun. Beliau juga telah menulis ratusan buku.

0 komentar:

Posting Komentar