Santapan Rohani Hari Ini: Hidup Kita Ibarat Buku

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Hidup Kita Ibarat Buku


Hidup Kita Ibarat Buku

Posted: 08 Dec 2014 09:00 AM PST

Selasa, 9 Desember 2014

Hidup Kita Ibarat Buku

Baca: Ulangan 6:4-9

6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!

6:5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.

6:6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,

6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.

6:8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,

6:9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu . . . apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. —Ulangan 6:7

Hidup Kita Ibarat Buku

Buku The New England Primer (buku pelajaran dasar bagi siswa SD) diterbitkan di penghujung tahun 1600-an. Buku tersebut menjadi materi pelajaran yang digunakan secara luas di antara koloni-koloni yang di kemudian hari bersatu membentuk negara Amerika Serikat.

Sebagian besar isi dari buku pelajaran yang digunakan di Amerika pada zaman lampau itu didasarkan pada Alkitab. Di dalamnya digunakan beragam gambar dan sajak yang dilandaskan pada Kitab Suci dengan maksud untuk membantu anak-anak belajar membaca. Buku tersebut juga mencantumkan doa-doa seperti ini: “Kini aku ingin berbaring tidur, aku berdoa, ya Tuhan, jagalah aku. Jika aku mati sebelum kubangun, aku berdoa, ya Tuhan, bawalah jiwaku.”

Pada zaman kolonial di Amerika, cara itulah yang dipakai oleh sebuah generasi untuk meneruskan iman mereka pada generasi berikutnya. Hal itu sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah dari umat-Nya, bangsa Israel kuno, sebagaimana tercatat dalam Ulangan 6:6-7, “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkan [perintah-perintah Allah] berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya . . . apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”

Ketika kita berbicara tentang diri Allah, perbuatan-perbuatan-Nya bagi kita, dan bagaimana Dia menghendaki kasih dan ketaatan kita, kehidupan kita dapat menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya. Kita dapat menjadi alat pengajaran yang akan Allah pakai untuk menuntun orang lain dalam perjalanan iman mereka bersama-Nya. —HDF

Tuhan, kami mengasihi-Mu. Kami ingin belajar mengasihi-Mu
dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan kami.
Pakailah hidup dan perkataan kami untuk membawa orang lain
kepada Engkau yang terlebih dulu mengasihi kami.

Ketika kita mengajar orang lain, kita tidak sedang menghabiskan waktu, tetapi menanamkan iman.

Perisai Baru

Posted: 07 Dec 2014 11:30 PM PST

Oleh: Tini Telnoni
perisai-baru

ku langkahkan kaki ini
tegap bersama perisai keangkuhan
menatap ke depan dengan penuh keyakinan
tak peduli yang terlibas di sana sini
aku terus melangkah
melangkah
dan melangkah
perisai ini pelindungku

hingga akhirnya aku tersandung
jatuh di atas duri dan batu-batu
pecah perisaiku
tak dapat lagi lindungiku
aku menjerit perih
sakitnya tak tertahankan
inikah aku?
mana hebatku?

namun hari itu juga
dunia kecil yang di sekelilingku terlihat jelas
mereka yang merawat lukaku dengan perhatian
yang melantunkan namaku dalam doa
yang mewarnai hariku dengan senyuman
ambisiku yang pernah melibas mereka
dibalas dengan kasih yang menghangatkan jiwa

bukan tanpa alasan aku tersandung
dan pecah perisai andalanku
Dia yang menyayangiku telah menyelamatkanku
dari keangkuhan yang membuat hati beku
kasih-Nya kini jadi perisaiku
perisai yang akan selalu melindungiku
dan orang-orang di sekelilingku
selamanya

0 komentar:

Posting Komentar