Santapan Rohani Hari Ini: Aku dan Sahabatku |
Posted: 17 Dec 2014 09:00 AM PST Kamis, 18 Desember 2014 Baca: 1 Samuel 18:1-4;23:15-181 Samuel 18:1 Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri. Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri. —1 Samuel 18:3 John Chrysostom (347-407), seorang Uskup Agung dari Konstanstinopel, pernah mengucapkan ini: “Demikianlah yang disebut persahabatan, ketika melaluinya kita mencintai setiap tempat dan musim yang dilalui; karena bagaikan . . . bunga-bunga meluruhkan daun-daun indahnya pada tanah di sekitarnya, demikian juga para sahabat menebarkan kebaikan kepada tempat-tempat di mana mereka berada.” Hubungan Yonatan dan Daud melukiskan indahnya sebuah persabahatan sejati. Alkitab mencatat adanya kesatuan hati yang begitu erat dan langsung terjadi di antara mereka (1Sam. 18:1). Mereka menjaga keakraban tersebut dengan membuktikan kesetiaan mereka kepada satu sama lain (18:3; 20:16,42; 23:18). Mereka juga memelihara persahabatan itu dengan sikap yang saling menunjukkan perhatian. Yonatan memberi hadiah kepada Daud (18:4) dan memperingatkannya pada saat beragam kesulitan mengancam nyawa Daud (19:1-2; 20:12-13). Dalam 1 Samuel 23:16, kita melihat momen terbaik dalam persahabatan mereka. Saat Daud menjadi buronan sang ayah, “Yonatan, anak Saul, lalu pergi kepada Daud di Koresa. Ia menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah.” Sahabat yang baik akan menolongmu menemukan kekuatan dalam Allah di titik nadir hidupmu. Di dunia dimana banyak orang lebih mencari keuntungan diri dari relasi mereka dengan sesama, marilah kita menjadi pribadi yang lebih mengutamakan apa yang dapat kita berikan kepada sahabat kita. Yesus, Sahabat kita yang terbaik, telah membuktikan kepada kita bahwa “tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh. 15:13). —PFC Terima kasih Tuhan, untuk para sahabat dari-Mu yang mengasihiku Keindahan hidup dialami dengan mengasihi, memberi, melayani; bukan dengan dikasihi, diberi, dan dilayani. Photo credit: mattcameasarat / Foter / CC BY |
Posted: 17 Dec 2014 12:00 AM PST Oleh: Febe Amalia Tiap tahun, Natal selalu kita tunggu Dua ribu tahun lalu, Yesus dilahirkan Tahun ini, kita peringati kelahiran-Nya kembali Mari, Mari hidup saling memberi |
You are subscribed to email updates from WarungSaTeKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
0 komentar:
Posting Komentar