Santapan Rohani Hari Ini: Akhir Yang Bahagia

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Akhir Yang Bahagia


Akhir Yang Bahagia

Posted: 28 Nov 2014 09:00 AM PST

Sabtu, 29 November 2014

Akhir Yang Bahagia

Baca: Wahyu 21:1-7

21:1 Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.

21:2 Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

21:3 Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.

21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."

21:5 Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."

21:6 Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.

21:7 Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.

Aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru. —Wahyu 21:1

Akhir Yang Bahagia

Dalam “alur ceritanya”, kisah Alkitab berakhir di tempat yang kurang lebih sama seperti permulaannya. Hubungan yang rusak antara Allah dan umat manusia akhirnya telah dipulihkan, dan kutukan yang tertulis di Kejadian 3 telah dihapuskan. Meminjam gambaran dari taman Eden, kitab Wahyu menggambarkan adanya sebuah sungai dan pohon kehidupan (Why. 22:1-2). Namun kali ini, taman itu digantikan oleh sebuah kota yang megah—kota yang dipenuhi dengan penyembah-penyembah Allah. Tidak akan ada lagi kematian atau kesedihan yang akan menodai tempat itu. Ketika kelak kita terbangun di langit yang baru dan bumi yang baru, akhirnya kita akan mengalami suatu akhir yang bahagia.

Surga bukanlah suatu rekaan atau keyakinan yang dibuat-buat. Surga adalah keadilan puncak bagi seluruh makhluk. Alkitab tidak pernah mengecilkan pahitnya tragedi dan kekecewaan yang dialami manusia—rasanya tidak ada kitab lain yang lebih jujur daripada Alkitab. Namun ada satu kata kunci yang menandainya: sementara. Apa yang kita rasakan sekarang, tidak akan kita rasakan selamanya. Masa penciptaan kembali akan tiba.

Bagi mereka yang merasa terperangkap dalam penderitaan atau dalam rumah tangga yang retak, dalam kesulitan ekonomi atau dalam kekhawatiran—bagi kita semua—surga menjanjikan suatu masa depan dengan kesehatan dan kepenuhan dan kebahagiaan dan damai untuk selama-lamanya. Alkitab dimulai dengan janji tentang seorang Penebus dalam kitab Kejadian (3:15) dan diakhiri dengan janji yang sama (Why. 21:1-7). Itulah jaminan akan kenyataan di masa mendatang. Akhir kisah itu akan menjadi suatu awal yang baru. —PDY

Setelah dukacita duniawi, terbentang sukacita surgawi;
Berkat-berkat abadi bersama Kristus Tuhanku;
Tangisan bumi berakhir, pencobaan dunia berlalu,
Berpulang kepada Yesus, anugerah yang terindah! —Gilmore

Berkat yang kelak diterima di surga lebih dari cukup untuk menggantikan segala kehilangan di dunia.

0 komentar:

Posting Komentar