(e-SH) 29 November -- Wahyu 13:11-18 - Tritunggal najis, siapa takut?

Posted On // Leave a Comment
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 29 November 2014
Ayat SH: Wahyu 13:11-18

Judul: Tritunggal najis, siapa takut?

Roh Kudus, pribadi yang bekerja di hati orang percaya, tidak pernah
mempromosikan diri sendiri, melainkan menunjuk kepada Kristus dan
Bapa sebagai yang layak disembah dan dimuliakan (Yoh. 16:13-14).
Beberapa dekade belakangan ini kita tahu bahwa peran Roh Kudus,
terutama di kalangan gereja tertentu, sangat diangkat tinggi dalam
berbagai manifestasi. Tentu ada yang Alkitabiah, tetapi banyak
juga yang mengawur.

Roh kudus palsu lebih pantas disebut roh kenajisan, digambarkan dengan
binatang yang keluar dari bumi (bdk. 1Sam. 28:13). Binatang itu
akan mempromosikan binatang yang keluar dari laut, - meniru Roh
Kudus mempromosikan Kristus - agar seluruh bumi menyembahnya (12).
Caranyalah yang menunjukkan kepalsuannya. Yaitu, dengan berbagai
manifestasi spektakuler (13-15), sampai dengan pemaksaaan yang
bersifat struktural (15-17).

Manifestasi yang sangat beragam ini pasti membingungkan dan
menyesatkan. Apalagi seperti kata Paulus, bahwa di hari-hari
terakhir, orang tidak lagi mau mendengarkan ajaran sehat, tetapi
hanya yang memuaskan telinganya (2Tim. 4:3).

Yohanes mengingatkan bahwa ketritunggalan najis ini harus disikapi
dengan benar. Sepanjang sejarah gereja, bilangan 666 coba
ditafsirkan dengan cara mencocokkannya dengan tokoh dalam sejarah.
Mungkin, lebih tepat melihat 666 sebagai upaya untuk mencapai 777,
namun gagal. Itulah upaya gagal Si Naga dan kedua oknum tritunggal
najis lainnya. Angka 7 melambangkan kesempurnaan. Angka ke-7 di
dalam penjelasan meterai (8:1-5), sangkakala (11:1-19), dan
nantinya cawan (16:17-21) selalu menunjuk pada kedatangan Allah
dan Kerajaan-Nya. Sedangkan meterai, sangkalala, dan cawan sampai
dengan yang keenam jelas berbicara mengenai penghukuman yang
semakin dahsyat. Itulah bilangan manusia! Artinya, tidak memiliki
kuasa apapun untuk dibandingkan apalagi mau menyaingi kuasa Allah.
Jadi, percaya saja pada Allah Tritunggal. Kuasa tritunggal najis?
Siapa takut?

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2014/11/29/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Wahyu+13:11-18
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Wahyu+13:11-18

Wahyu 13:11-18

11 Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan
bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti
seekor naga.
12 Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan
matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya
menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.
13 Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan
api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
14 Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang
telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata
binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya
mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh
pedang, namun yang tetap hidup itu.
15 Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung
binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan
bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah
patung binatang itu, dibunuh.
16 Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar,
kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan
kanannya atau pada dahinya,
17 dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari
pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau
bilangan namanya.
18 Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana,
baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu
adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus
enam puluh enam.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-4987994-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org

0 komentar:

Posting Komentar