Santapan Rohani Hari Ini: Pujian Yang Tak Layak Diterima |
Pujian Yang Tak Layak Diterima Posted: 20 Oct 2014 10:00 AM PDT Selasa, 21 Oktober 2014 Baca: Lukas 5:27-32 5:27 Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat. —Lukas 5:32 Bahkan sebelum saya mampu membeli oven dengan pembersih otomatis, saya berhasil menjaga oven saya tetap bersih. Tamu-tamu yang pernah makan di rumah kami pun memberikan komentar, “Wah, ovenmu bersih sekali. Masih terlihat seperti baru.” Saya menerima pujian tersebut meski saya tahu saya tidak layak menerimanya. Oven saya bersih bukan karena saya rajin menggosok dan membersihkannya; oven itu bersih justru karena saya jarang menggunakannya. Saya lalu merenungkan, seberapa sering saya telah menerima pujian yang sebenarnya tidak layak saya terima ketika orang memuji kehidupan saya yang “bersih”? Alangkah mudahnya bagi saya untuk memberikan kesan bahwa hidup saya saleh; cukup dengan melakukan hal-hal yang enteng, yang tidak memicu kontroversi, atau yang tidak menyinggung orang lain. Namun Yesus mengatakan bahwa kita harus mengasihi orang-orang yang tidak sependapat dengan kita, yang menganut nilai hidup yang berbeda, dan yang bahkan tidak menyukai kita. Kasih menuntut kita untuk turun tangan dan memperhatikan hidup orang lain dengan segala kerumitannya. Yesus berulang kali menegur para pemuka agama yang lebih memilih untuk menjaga reputasi daripada membangun iman umat yang seharusnya mereka perhatikan. Mereka menganggap Yesus dan murid-murid- Nya najis karena bergaul dengan para pendosa, padahal Yesus sebenarnya sedang berupaya menyelamatkan orang-orang tersebut dari jalan hidup mereka yang bobrok (Luk. 5:30-31). Murid-murid Yesus yang sejati bersedia mempertaruhkan reputasi mereka demi menolong sesamanya keluar dari jerat dosa. —JAL Ya Tuhanku, berilah aku hati yang berbelas kasih kepada mereka Kristus mengutus kita ke tengah dunia untuk membawa orang lain masuk dalam hubungan pribadi dengan Dia. |
Posted: 20 Oct 2014 12:30 AM PDT Oleh: Radius S.K.Siburian Aku yakin kita semua sudah sering mendengar tentang doa. Aku bahkan yakin bahwa banyak di antara teman-teman yang telah atau setidaknya pernah merasakan kuasa Tuhan yang menjawab permohonan doa kita. Contoh yang mungkin pernah kita semua alami adalah saat ujian. Kita jadi begitu rajin menyebut nama Tuhan, memohon pertolongannya agar kita bisa lulus dengan nilai yang baik. Contoh lain, saat kita dirundung berbagai kesulitan. Biasanya kita juga jadi lebih suka berdoa. Namun, permisi tanya. Seberapa banyak kita berdoa ketika kondisi kita baik-baik saja? Ketika ujian selesai dan nilai kita baik, apakah kita ingat bersyukur karena pertolongan Tuhan, atau justru berbangga diri karena kita telah belajar mati-matian, berusaha maksimal untuk meraih nilai itu. Mungkin juga kita merasa beruntung karena kemurahan hati guru atau dosen yang memberi nilai. Mengapa kita cenderung hanya rajin berdoa pada saat-saat sulit saja? Padahal, bukankah kita setuju bahwa doa adalah napas hidup orang Kristen? Tanpa napas berarti kita mati. Orang Kristen yang tidak berdoa sama saja dengan mayat-mayat rohani. Jasmaninya hidup, tapi rohaninya mati. Kalau mau jujur, apakah kita cukup "bernapas" hari ini? Atau jangan-jangan kita yang kelihatan begitu rohani ternyata adalah mayat-mayat rohani belaka. Mungkinkah ada masalah dalam relasi kita dengan Tuhan? Mungkinkah kebenaran sabda-Nya belum sungguh-sungguh menjadi keyakinan kita? “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Matius 7:7). Hafalan tinggal hafalan. Pengetahuan tinggal pengetahuan. Belum tentu menjadi pengalaman pribadi. Beberapa alasan berikut mungkin sering kita dengar. Yuk kita periksa hati kita, apakah ada yang juga sering kita jadikan alasan untuk tidak berdoa. 1. Tidak tahu caranya. 2. Bingung bagaimana harus memulai. 3. Tidak pintar berkata-kata. 4. Malu ah dilihat orang. 5. Tidak punya waktu. |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
0 komentar:
Posting Komentar