Santapan Rohani Hari Ini: Melihat Lalu Mencari |
Posted: 16 Oct 2014 10:00 AM PDT Jumat, 17 Oktober 2014 Baca: Yunus 1:1-2:21:1 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku. —Yunus 2:2 Ketika putri kami masih terlalu kecil untuk berjalan atau merangkak, ia melakukan sesuatu untuk bersembunyi dari orang banyak atau saat ia ingin sendirian dan menuruti kemauannya sendiri. Ia cukup memejamkan matanya. Kathryn berpikir, orang yang tidak bisa dilihatnya juga tidak akan bisa melihat dirinya. Ia menggunakan taktik itu di dalam mobil ketika orang yang belum dikenalnya ingin menyapanya; ia juga melakukannya saat duduk di kursi makan apabila ia tidak menyukai makanannya; ia bahkan melakukannya saat kami memintanya untuk siap-siap tidur. Yunus mempunyai strategi yang lebih canggih untuk bersembunyi, tetapi strategi itu sama tidak berhasilnya dengan cara putri kami bersembunyi. Ketika Allah memerintahkan Yunus untuk melakukan sesuatu yang tidak ia kehendaki, ia melarikan diri ke arah yang berlawanan. Namun ia segera mengetahui bahwa tidak ada tempat yang tersembunyi bagi Allah. Kitab Suci bahkan penuh dengan kisah-kisah tentang Allah yang menemukan orang-orang pada saat mereka tidak ingin ditemukan (Kel. 2:11-3:6; 1Raj. 19:1-7; Kis. 9:1-19a). Mungkin kamu telah berusaha untuk bersembunyi dari Allah, atau mungkin saja kamu berpikir bahwa Allah sekalipun tidak bisa melihatmu. Pahamilah ini: Jika Allah melihat dan mendengar doa seorang nabi yang memberontak di dalam perut seekor ikan besar, Dia pun melihat dan mendengarmu di mana pun kamu berada dan apa pun yang pernah kamu lakukan. Namun itu bukanlah hal yang perlu ditakutkan, melainkan suatu penghiburan yang luar biasa. Dia selalu hadir, dan Dia peduli padamu! —RKK Ya Tuhan, terima kasih karena Engkau hadir menyertai kami. Kita tak perlu mengkhawatirkan segala kesulitan di sekitar kita selama mata Tuhan tertuju kepada kita. |
Posted: 16 Oct 2014 12:30 AM PDT Oleh: Tabita Davinia Hari itu aku terbangun sekitar jam 4 pagi. Lalu aku jadi galau, "Buka, apa nggak? Buka, apa nggak?" Sempat terlintas keinginan di benakku untuk tidak mempedulikan ketukan itu. Tapi, tiba-tiba ada satu pertanyaan yang langsung mendominasi pikiranku. "Bagaimana kalo misalnya yang mengetuk itu orang yang udah tuaaa banget? Apa kamu nggak kasihan kalo sakitnya tambah kumat gara-gara gerbangnya nggak kamu buka? Kalo seandainya orang itu (maaf) meninggal di depan rumahmu gimana?? Apa nggak berabe?" Waduh. Entah kenapa, Tuhan kemudian ingetin aku tentang sebuah perumpamaan dari Alkitab, tepatnya dari Lukas 18:1-6. Perumpamaan yang diberikan Tuhan Yesus agar orang selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Ceritanya ada seorang janda yang datang kepada seorang hakim, memohon pertolongan agar sang hakim mau membela kasusnya. Hakim itu sebenarnya tidak takut akan Tuhan dan tidak menghormati seorang pun, tetapi karena si janda terus datang memohon tanpa kenal lelah, akhirnya permohonannya pun dikabulkan sang hakim. Jika hakim yang tidak benar saja bisa memenuhi pemohonan yang diajukan terus-menerus, bukankah Tuhan jauh lebih baik lagi? Tuhan pasti mendengarkan orang yang berseru kepada-Nya terus-menerus. "Vin, posisimu sama seperti ibu janda itu, bukan?" Tuhan mengingatkan aku. Jadilah, aku bukain gerbang rumah, dan si pasien (seorang ibu tua yang duduk di becak) langsung dibawa masuk oleh beberapa orang yang menolong beliau untuk menuju ke ruang praktek Mama. Aku pun segera membangunkan Mama untuk segera memeriksa ibu itu. Tuhan terus berbicara dalam hatiku. "Tahukah kamu bagaimana Aku dan mama-mu berbeda? Mama-mu bisa tertidur, tapi Aku tidak." Awalnya sih, aku bingung. "Lho, maksud Tuhan gimana sih? Kok tahu-tahu aku dibilangin gitu?" Kembali, sebuah ayat Alkitab lainnya melintas di pikiranku. Aku yakin inilah cara Tuhan menjelaskan maksud-Nya kepadaku. Roh Kudus mengingatkan aku tentang apa yang telah difirmankan-Nya. Dia bilang, "Akulah Pertolonganmu, yang menjadikan langit dan bumi. Aku tidak akan membiarkanmu goyah, Aku tidak akan terlelap." (lihat Mazmur 121:2-3) Tuhan tidak akan terlelap! Sebuah kebenaran yang melegakan. Di tengah kesibukan yang terus bertambah tiap hari, tiap kita pasti pernah merasa terabaikan. Bahkan di tengah situasi yang ramai, mungkin kita tetap merasa sendirian, karena masing-masing orang sibuk dengan urusannya sendiri. Dalam zaman yang demikian, wajar saja kalau kita merasa Tuhan pun belum tentu memperhatikan kita. Bukankah Dia sudah capek mengurusi seisi dunia ini tiap hari? Tapi……. Tuhan tidak capek. Tuhan tidak pernah tertidur! Sungguh bersyukur Tuhan mengingatkan aku akan kebenaran ini. Dia tahu air mata jenis apa yang kita keluarkan, apakah itu air mata kebahagiaan ato kesedihan. Dia tahu apakah kita tertawa dengan penuh ketulusan ato tertawa dengan penuh paksaan. Dia tahu masalah apa yang sedang kita alami di sekolah (walaupun Ayah-Ibu, Papa-Mama, Papi-Mami, Emak-Babe nggak tahu). Dia tahu kita lagi suka sama siapa. Dia tahu apa yang paling kita takuti. Dia tahu perasaan kita ketika kita nggak lulus dalam pelajaran Fisika. Tuhan adalah Bapa kita yang selalu memperhatikan kita. Dia bahkan tahu berapa jumlah helai rambut kita (padahal kita aja nggak tahu) . He never sleep, guys… Bersyukurlah karena kita punya Bapa yang sangaaaatttt mengasihi kita Mungkin adakalanya kita berpikir bahwa Tuhan bisa saja lalai menjawab doa kita. Tetapi, kebenarannya adalah: Tuhan tidak pernah lalai. Dia tahu betul apa yang Dia lakukan, termasuk ketika Dia menjawabnya dengan kata "tidak" atau "tunggu". Dia tahu yang terbaik bagi anak-anak-Nya. So, bro and sist, percayakanlah hidupmu kepada Tuhan. Mungkin awal-awalnya kita nggak bisa menerima apa yang Dia kehendaki. Tapi percaya deh, ketika kita terus mendekat kepada-Nya, suatu saat kita akan melihat bagaimana hidup kita dibentuk Tuhan dengan cara-Nya yang nggak pernah kita sangka! |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar