(e-RH) Oktober 26 -- TUA BERHIKMAT

Posted On // Leave a Comment
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 26 Oktober 2014
Bacaan : Ayub 32
Setahun: Lukas 12-13
Nats: Tetapi roh yang di dalam manusia, dan napas Yang Mahakuasa,
itulah yang memberi kepadanya pengertian. Bukan orang yang
lanjut umurnya yang mempunyai hikmat, bukan orang yang sudah tua
yang mengerti keadilan. (Ayub 32:8, 9)

Judul:

TUA BERHIKMAT

Butuh waktu agak lama bagi saya untuk bisa memahami anak-anak saya
yang sudah mulai tumbuh dewasa. Waktu mereka masih kecil, mereka
selalu menuruti apa yang saya katakan. Kini, sepertinya saya yang
harus mulai belajar untuk menerima penolakan karena mereka sudah
bisa berdebat. Bahkan pada beberapa kesempatan mereka juga dapat
menegur saya jika saya melakukan kesalahan menurut pandangan mereka.


Apa yang dilakukan anak saya tidak jauh berbeda dengan yang
dilakukan Elihu. Elihu tidak bisa menerima ketika Ayub menganggap
dirinya lebih benar dari Allah dan ketiga sahabatnya yang selalu
mempersalahkan Ayub. Sebagai orang yang jauh lebih muda, semula
Elihu enggan mengemukakan pendapatnya karena merasa malu dan takut.
Wajar jika Elihu berpikir demikian. Namun, roh di dalam manusia dan
napas Yang Mahakuasa memperi Elihu pengertian (ay. 8, 9) sehingga ia
menegur Ayub dan ketiga sahabatnya. Hasilnya, mereka menundukkan
diri dan bertobat. Tuhan memulihkan kembali Ayub dan ketiga
sahabatnya.


Menjadi orang yang berusia lanjut kerap dirujuk sebagai teladan dan
panutan oleh generasi muda. Anak-anak muda sebagai generasi penerus
memerlukan sosok orang tua yang mengerti, menyelami dunia dan
pergulatan mereka pada zaman ini. Dengan demikian, para orang tua
perlu membangun keterbukaan wawasan dan pemikiran bahwa dari
anak-anak muda pun Tuhan bisa mengajarkan banyak hal kepada para
orang tua. Sebab, hikmat Tuhanlah yang menentukan kematangan kita.
--Sigit Kurniawan D P /Renungan Harian

MAKIN BERTAMBAH USIA, MAKIN BERHIKMAT
DALAM MEMBERI NASIHAT DAN JUGA MENERIMA NASIHAT.

e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2014/10/26/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Ayub+32

Ayub 32

1 Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap
Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.
2 Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia
marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar
dari pada Allah,
3 dan ia juga marah terhadap ketiga orang sahabat itu, karena
mereka mempersalahkan Ayub, meskipun tidak dapat memberikan
sanggahan.
4 Elihu menangguhkan bicaranya dengan Ayub, karena mereka lebih
tua dari pada dia.
5 Tetapi setelah dilihatnya, bahwa mulut ketiga orang itu tidak
lagi memberi sanggahan, maka marahlah ia.
6 Lalu berbicaralah Elihu bin Barakheel, orang Bus itu: "Aku masih
muda dan kamu sudah berumur tinggi; oleh sebab itu aku malu dan
takut mengemukakan pendapatku kepadamu.
7 Pikirku: Biarlah yang sudah lanjut usianya berbicara, dan yang
sudah banyak jumlah tahunnya memaparkan hikmat.
8 Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa,
itulah yang memberi kepadanya pengertian.
9 Bukan orang yang lanjut umurnya yang mempunyai hikmat, bukan
orang yang sudah tua yang mengerti keadilan.
10 Oleh sebab itu aku berkata: Dengarkanlah aku, akupun akan
mengemukakan pendapatku.
11 Ketahuilah, aku telah menantikan kata-katamu, aku telah
memperhatikan pemikiranmu, hingga kamu menemukan kata-kata yang
tepat.
12 Kepadamulah kupusatkan perhatianku, tetapi sesungguhnya, tiada
seorangpun yang mengecam Ayub, tiada seorangpun di antara kamu
menyanggah perkataannya.
13 Jangan berkata sekarang: Kami sudah mendapatkan hikmat; hanya
Allah yang dapat mengalahkan dia, bukan manusia.
14 Perkataannya tidak tertuju kepadaku, dan aku tidak akan
menjawabnya dengan perkataanmu.
15 Mereka bingung, mereka tidak dapat memberi sanggahan lagi,
mereka tidak dapat berbicara lagi.
16 Haruskah aku menunggu, karena mereka putus bicara, karena mereka
berdiri di sana dan tidak memberi sanggahan lagi?
17 Akupun hendak memberi sanggahan pada giliranku, akupun akan
mengemukakan pendapatku.
18 Karena aku tumpat dengan kata-kata, semangat yang ada dalam
diriku mendesak aku.
19 Sesungguhnya, batinku seperti anggur yang tidak mendapat jalan
hawa, seperti kirbat baru yang akan meletup.
20 Aku harus berbicara, supaya merasa lega, aku harus membuka
mulutku dan memberi sanggahan.
21 Aku tidak akan memihak kepada siapapun dan tidak akan
menyanjung-nyanjung siapapun,
22 karena aku tidak tahu menyanjung-nyanjung; jika demikian, maka
segera Pembuatku akan mencabut nyawaku."

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Lukas+12-13
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+12-13


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

0 komentar:

Posting Komentar