Santapan Rohani Hari Ini: Raksasa Kecil |
Posted: 11 Sep 2014 10:00 AM PDT Jumat, 12 September 2014 Baca: 1 Samuel 17:32-37 17:32 Berkatalah Daud kepada Saul: "Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu." TUHAN . . . akan melepaskan aku. —1 Samuel 17:37 Seorang musuh bertubuh tinggi menjulang melangkah masuk ke Lembah Tarbantin. Tingginya 2,7 meter dan baju zirahnya yang terbuat dari pelat-pelat perunggu berkilau-kilauan terkena pantulan sinar matahari. Batang tombaknya dibalut tali sehingga tombak itu dapat diputar-putar di udara dan dilontarkan dari jauh dengan akurat. Tampaknya Goliat tak mungkin terkalahkan. Namun Daud mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Meski sosok dan tingkah laku Goliat bagaikan raksasa, tetapi dibandingkan dengan Allah yang hidup, ia sangat kecil. Daud memiliki pandangan yang benar tentang Allah dan karena itu juga memiliki pandangan yang benar tentang keadaan yang ada. Ia melihat Goliat sebagai orang yang mencemooh barisan tentara Allah yang hidup (lSam. 17:26). Dengan percaya diri, Daud menghadapi Goliat dengan berpakaian sebagai gembala dan dengan tongkat, lima butir batu dan sebuah ketapel sebagai senjata. Keyakinan Daud bukan pada apa yang dimilikinya, tetapi pada Allah yang menyertainya (ay.45). “Goliat” apa yang sedang kamu hadapi saat ini? Mungkin itu berupa situasi yang sulit di tempat kerja, kesulitan keuangan, atau relasi yang kandas. Semuanya itu kecil jika dibandingkan dengan kebesaran Allah. Tiada satu hal pun yang terlalu besar bagi Allah. Kata-kata yang ditulis oleh Charles Wesley, seorang penulis himne, berikut ini mengingatkan kita: “Iman yang teguh, memandang pada janji, dan hanya pada janji-Nya itu; iman menertawakan kemustahilan, dan berseru, itu pasti akan terjadi.” Allah sanggup melepaskanmu jika Dia memang menghendakinya, dan Dia mungkin melakukannya dengan cara-cara yang tak terpikirkan olehmu. —PFC Pertempuran itu tidak dimenangi oleh yang kuat, Jangan katakan pada Allah sebesar apa raksasamu. Katakan pada raksasa itu seberapa besar Allahmu. |
Posted: 11 Sep 2014 12:30 AM PDT Apa yang terlintas di pikiranmu saat mendengar kata ALS*? Mungkin kamu akan mengingat sebuah kampanye seru dan inspiratif yang membuat jutaan orang bergantian mandi es di sepanjang bulan Juli-Agustus 2014. Mungkin kamu akan mengingat suksesnya penggalangan dana untuk Asosiasi ALS yang merupakan donasi lebih dari 700.000 orang di berbagai belahan dunia. Mungkin kamu mengingat video seorang teman dekat yang mandi es dan menantangmu untuk melakukan hal yang sama. Mungkin kamu akan mendesah prihatin mengingat korban yang meninggal gara-gara mandi es. Atau, mungkin kamu tidak memikirkan apa-apa. Aku sendiri punya kenangan khusus tentang ALS. ALS mengingatkanku bahwa kita tidak memegang kendali atas hidup ini. Aku tidak sekadar berimajinasi. Aku melihat langsung bagaimana ALS menggerogoti tubuh ayahku sendiri. Penyakit yang tidak banyak dikenal orang sebelumnya. Dokter yang memeriksa ayahku salah mendiagnosa kondisi ini sebagai serangan stroke. Dokter paling pintar di dunia pun belum bisa memberikan jawaban pasti tentang apa penyebab kerusakan saraf pada kasus ALS, dan apa yang dapat menghentikan prosesnya. Gelarmu, prestasimu, statusmu, hartamu, semua yang selama ini kamu banggakan, tidak ada yang dapat menolong. Maut seolah melipat tangannya di depan dada sembari sesekali tertawa melihat ketidakberdayaanmu. Dengan sabar ia membiarkanmu menikmati hari-hari yang tersisa, tahu betul bahwa kamu takkan mungkin lolos kali ini. Memang, dengan atau tanpa ALS, kita semua pasti akan mati. Dengan atau tanpa ALS, kita bisa menderita dan tak berdaya. Tetapi, proses yang dialami penderita ALS memperlihatkan dengan lebih jelas betapa kita bukanlah pemegang kendali hidup ini. ALS juga mengajarku tentang apa artinya mengasihi. Aku pikir, tantangan mandi es juga merupakan salah satu wujud kreativitas yang muncul dari orang-orang yang sungguh-sungguh peduli dengan para penderita ALS. Mereka mau putar otak dan mencari cara kreatif untuk meringankan derita sesamanya. Mengumpulkan dana untuk mendukung penelitian ALS, dengan harapan suatu saat penyakit ini dapat diobati. Kasih membuat mereka tidak bisa cuek, menutup mata dengan kondisi sesama. Mungkin tidak semua. Mungkin banyak juga yang mandi es dan menyumbang dana hanya demi terlihat keren dan berani di depan teman-temannya. Kamu bisa saja berbuat baik tanpa kasih, tetapi ketika kamu memiliki kasih, kamu tidak mungkin tidak berbuat baik. ALS hanyalah salah satu di antara sekian banyak situasi yang bisa menguji kasih kita. Ahh, betapa berbedanya dunia ini jika saja para pengikut Kristus berlomba-lomba menyatakan kasih dalam tindakan kreatif…. =) ALS terutama membawaku makin banyak merenungkan tentang Tuhan. Mungkin ALS memang diizinkan-Nya ada untuk menolong kita hidup makin bergantung kepada-Nya. Mungkin ALS memang diizinkan-Nya ada untuk menolong kita menguji kasih yang sering kita bahas dan nyanyikan di gereja. Mungkin ALS memang diizinkan-Nya ada untuk membangkitkan sebuah generasi yang sungguh mengenal Dia dan dengan kreatif menyatakan kasih-Nya kepada dunia. Apa yang terlintas di pikiranmu saat mendengar kata ALS*?
*ALS adalah singkatan dari Amyothropic Lateral Sclerosis. "A" berarti tidak, "Myo" berarti otot, Thropic berarti nutrisi; jadi Amyothrophic berarti tidak ada nutrisi bagi otot. "Lateral" menunjukkan sebuah lokasi pada tulang belakang, yang dihuni oleh sel-sel saraf yang mengatur gerakan otot. Sistem saraf yang rusak ini perlahan menjadi keras (mengalami "sclerosis"). Kerusakan ini membuat penderita ALS tidak bisa menggerakkan banyak bagian tubuhnya. |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar