Santapan Rohani Hari Ini: Percaya Lebih Dahulu

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Percaya Lebih Dahulu


Percaya Lebih Dahulu

Posted: 17 Aug 2014 10:00 AM PDT

Senin, 18 Agustus 2014

KomikStrip-WarungSateKamu-20140815-Percaya-Lebih-Dahulu

Baca: Wahyu 22:12-21

22:12 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.

22:13 Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."

22:14 Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.

22:15 Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar.

22:16 "Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang."

22:17 Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!

22:18 Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.

22:19 Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

22:20 Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!

22:21 Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

Ya, Aku datang segera!
—Wahyu 22:20

Percaya Lebih Dahulu

Dalam sebuah kamp penjara milik Jerman pada masa Perang Dunia II, tanpa sepengetahuan penjaga penjara, sejumlah tawanan Amerika merangkai perangkat radio mereka sendiri. Suatu hari, tersiarlah berita bahwa pemerintah Jerman sudah menyerah, dan perang pun berakhir. Namun karena putusnya komunikasi, para penjaga penjara belum mengetahui kabar tersebut. Saat berita itu tersebar di antara para tawanan, mereka pun merayakan peristiwa besar itu. Selama 3 hari, mereka bernyanyi, melambai-lambaikan tangan kepada penjaga penjara, dan bersenda gurau saat makan. Pada hari ke-4, mereka bangun pada pagi hari dan mendapati bahwa seluruh pasukan Jerman yang menjaga mereka telah pergi. Penantian mereka pun telah berakhir.

Sejumlah cerita dalam Alkitab berpusat pada penantian: Abraham menantikan seorang anak (Kej. 12-21). Bangsa Israel menantikan pembebasan dari tanah Mesir. Para nabi menantikan penggenapan dari nubuat mereka. Para murid menantikan Yesus untuk menunjukkan kuasa-Nya sebagai Mesias seperti yang selama ini mereka harapkan. Perkataan terakhir Yesus di kitab Wahyu adalah, “Ya, Aku datang segera!” diikuti dengan sebuah doa yang mendesak, “Amin, datanglah, Tuhan Yesus!” (22:20). Untuk ini, kita masih menanti penggenapannya.

Inilah pertanyaan yang saya ajukan pada diri saya sendiri: Mengapa kita sering merasa takut dan cemas dalam penantian? Layaknya para tentara Sekutu dalam penjara di atas, kita dapat menjalani hidup berdasarkan kabar baik yang kita percayai. Lagipula, bukankah sikap itu yang dinamakan beriman kepada Allah, yaitu mempercayai terlebih dahulu apa yang kelak baru akan kita mengerti? —PDY

Iman melihat melampaui bayang-bayang
Kebimbangan, keraguan, dan ketakutan
Lalu mendapati Juruselamat sedang menanti
Dan Dia senantiasa dekat pada kita. —French

Masa penantian merupakan ujian atas iman kita, karena itulah kita menanti dalam pengharapan.

0 komentar:

Posting Komentar