Santapan Rohani Hari Ini: Menemukan Jalan Allah |
Posted: 08 Aug 2014 10:00 AM PDT Sabtu, 9 Agustus 2014 Baca: Mazmur 77:11-2177:11 Maka kataku: "Inilah yang menikam hatiku, bahwa tangan kanan Yang Mahatinggi berubah." Melalui laut jalan-Mu dan lorong-Mu melalui muka air yang luas, tetapi jejak-Mu tidak kelihatan. —Mazmur 77:20 Terowongan Channel dibuka pada 6 Mei 1994, hampir dua abad setelah ide pembuatannya pertama kali diusulkan oleh seorang insinyur yang bekerja untuk Napoelon, Albert Mathieu, pada tahun 1802. Saat ini lintasan sepanjang 50 km di bawah Selat Inggris tersebut memungkinkan ribuan orang, mobil, dan truk menempuh perjalanan dengan kereta api dari Inggris ke Prancis dan sebaliknya setiap hari. Sebelumnya, selama berabad-abad, orang-orang harus berlayar untuk menyeberangi Selat Inggris. Hal itu dilakukan sampai jalan perlintasan di bawah selat, yang tidak terpikirkan sebelumnya, selesai dibangun. Allah juga merencanakan suatu jalan yang tidak terduga bagi umat-Nya—jalan yang disebutkan dalam Keluaran 14:10-22. Bangsa Israel hampir dihinggapi rasa panik ketika mereka dihadapkan dengan kematian, baik oleh tangan para tentara Firaun atau oleh air yang dapat menenggelamkan mereka. Namun Allah membelah Laut Merah dan mereka pun berjalan melintasi tanah yang kering. Bertahun-tahun kemudian, Asaf sang pemazmur menggunakan peristiwa itu sebagai bukti dari kuasa Allah yang luar biasa, “Melalui laut jalan-Mu dan lorong-Mu melalui muka air yang luas, tetapi jejak-Mu tidak kelihatan. Engkau telah menuntun umat-Mu seperti kawanan domba dengan perantaraan Musa dan Harun” (Mzm. 77:20-21). Allah dapat membuka jalan-jalan yang baru ketika yang dapat kita lihat hanyalah halangan. Ketika jalan di hadapan kita tampak tidak menentu, ada baiknya kita mengingat apa yang sudah Allah lakukan di masa lalu. Dia sanggup membuka jalan dalam keadaan apa pun—jalan yang mengarahkan kita pada kasih dan kuasa-Nya. —DCM Terima kasih, ya Allah, untuk perbuatan demi perbuatan ajaib Allah yang membuka jalan bagi keselamatan kita pasti dapat menjaga kita di tengah cobaan sehari-hari. |
Posted: 07 Aug 2014 09:00 PM PDT Oleh: Tabita Davinia Akhir-akhir ini aku lagi doyan banget sama lagu-lagunya Taylor Swift. Musiknya enak buat didengerin. Trus, lirik Bahasa Inggrisnya juga cukup bisa dipahami… Ada satu bagian lirik yang sangat aku sukai dari lagu Taylor yang berjudul Everything Has Changed. Bagian itu berkata, "I just wanna know you better, know you better, know you better now…" Kalau kamu baca keseluruhan liriknya, lagu ini bercerita tentang seseorang (si A) yang berjumpa lagi dengan teman lamanya (si B) dan menyadari bahwa ia telah jatuh cinta. Sejak hari itu, dunianya berubah total. Ia pengeeeeen banget untuk tahu lebih banyak lagi segala hal tentang si B. Bisa dibilang momen perjumpaan itu telah mengubah hidupnya. Lagu ini membuat aku jadi merenungkan tentang perjumpaanku dengan Tuhan Yesus. Aku nggak begitu inget kapan persisnya aku mengakui Dia sebagai Tuhan dan Juruselamatku secara pribadi. Yang paling aku inget hari itu aku merasa sangat dicintai. Kasih Tuhan melingkupi hatiku dan aku bersyukurrr banget karena Dia telah menebus aku yang penuh dosa ini. Damai sejahtera-Nya menaungi pikiranku. Dan pastinya, sejak perjumpaan itu, aku jadi pengen tahu lebih banyak tentang Tuhan. Apa yang Tuhan pikirkan. Apa yang ada di hati-Nya. Guys, perjumpaan itu tidak otomatis membuat hidupku jadi kayak malaikat. NO! Aku masih 100% manusia, yang bisa jatuh-bangun dalam dosa, yang masih bisa protes sama Tuhan, yang kadang nggak habis pikir sama apa yang Tuhan mau. Adakalanya aku sibuk dengan diri sendiri dan keinginan-keinginanku. Adakalanya aku melakukan apa yang aku tahu tidak disukai Tuhan. Pada saat-saat seperti itu, aku bayangin mungkin Tuhan itu geleng-geleng kepala melihat kehidupanku sambil bilang, "Nakkkk.. Kamu aja pengenn banget buat tahu apa yang pacarmu mau. Tapi kenapa kamu nggak punya keinginan yang sama terhadap-Ku, Nak??" #duh ._. Bersyukur Tuhan begitu sabar dengan hidupku. Ada saja cara-Nya untuk mengingatkanku saat aku mulai menyimpang. Waktu aku masuk SMA, kakak-kakak kelasku sering banget ngomong gini, "Dek, belajar buat tahu apa yang jadi isi hati-Nya Tuhan ya. Jadi peka sama apa yang Tuhan mau dalam hidupmu." Melalui firman Tuhan yang kubaca tiap kali SaTe (Saat Teduh), juga melalui pengalaman hidup sehari-hari, aku pun mulai belajar lebih banyak tentang Tuhan. Makin banyak aku tahu tentang Tuhan, makin pengeeeeen aku tahu lebih banyak tentang apa yang menjadi isi hati-Nya. Bagaimana dengan kalian, guys? Sudah berapa lama kamu kenal Tuhan Yesus? Masih ingat gak bagaimana perasaanmu saat pertama kali menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamatmu? Ehm.. tapi permisi tanya … setelah itu apa yang terjadi? Apakah setelah perjumpaan dengan Tuhan itu, hidup kita berubah? Atau dengan segera balik lagi seperti semula? Yang balik jadi galau gaje-lah, yang ngomong pakai kata-kata kebun binatang di media sosial-lah, yang hidupnya jadi "sebodo amat" sama yang namanya keselamatan. Kita gak bener-bener "jatuh cinta" dengan Tuhan. Kita hanya sebatas kenal tentang Tuhan, tapi tidak punya kerinduan lebih untuk tahu lebih banyak tentang Pribadi-Nya, tentang apa menjadi isi hati-Nya, apa yang Dia suka dan tidak suka. Mungkin kita merasa bahwa mengenal Tuhan itu sulit. Well, Tuhan sudah menyatakan diri-Nya dalam firman yang tertulis. Hari ini kita semua tentu punya yang namanya Alkitab. Firman Tuhan. Perkataan-perkataan dari Tuhan sendiri. Tapi seberapa ingin kita membacanya? Mungkin kita terpesona dengan kisah-kisah hebat dari tokoh-tokoh manusia di dalamnya. Daud, yang tadinya dianggap anak kecil, ternyata bisa mengalahkan Goliat yang ukuran tubuhnya jauhhhh lebih besar daripadanya. Musa, yang semula takut untuk memimpin bangsa Israel, pada akhirnya bisa memimpin bangsa itu keluar dari Mesir. Paulus, yang dulunya penganiaya orang Kristen, ternyata kemudian dipakai Tuhan secara luar biasa untuk memberitakan Injil. Namun, kisah besar Alkitab bukanlah tentang mereka, tetapi tentang Tuhan yang berkarya melalui hidup mereka. Daud sendiri merindukan Tuhan seperti rusa yang haus akan air (Mazmur 42, 63). Musa mohon kasih karunia untuk bisa mengenal Tuhan (Keluaran 33:13). Paulus ingin terus mengenal Tuhan dan serupa dengan-Nya (Filipi 3:10). Mereka semua tahu bahwa kalau mereka bisa melewati masalah demi masalah dalam hidup dengan luar biasa, itu semua adalah karya Tuhan semata. Mereka rindu untuk selalu hidup seperti apa yang Tuhan mau. Dan lihatlah betapa hidup mereka bisa jadi berkat buat orang lain Guys, kalo selama ini kita hanya kenal Tuhan sambil lalu, biarlah Roh Kudus membuka mata hati kita untuk melihat betapa luar biasanya Tuhan, sehingga hati kita pun meluap dengan kerinduan:
"Lord, I want to know You better everyday. |
Ulasan Buku: Hasrat & Kekudusan Posted: 07 Aug 2014 07:30 PM PDT Oleh: Juni Liem Judul : Passion & Purity (Hasrat dan Kekudusan) Sepertinya topik tentang cinta tidak akan pernah habis dimakan waktu. Setiap orang rasanya pernah bergumul akan masalah ini. Hampir setiap film maupun sinetron mengangkat topik ini. Cinta kepada keluarga, cinta kepada teman, cinta kepada negara, cinta kepada entah siapapun dan apapun itu. Tetapi apa yang digambarkan sebagai "cinta" dalam berbagai media ternyata berbeda dengan “cinta” yang diajarkan oleh Tuhan kepada kita. Inilah yang disadari dan kemudian dituangkan oleh Elisabeth Elliot dalam bukunya, Passion and Purity (Hasrat dan Kekudusan). Jauh dari kalimat-kalimat teoritis, tulisan Elisabeth berbicara tentang pergumulan yang nyata-nyata ia alami selama menjalin hubungan dengan Jim Elliot, kekasih yang kemudian menjadi suaminya. Sejak berkenalan, mereka berdua berkomitmen untuk menyerahkan semua aspek hubungan mereka kepada Tuhan dan menjaga kekudusan hidup mereka di hadapan Tuhan. Tekad itu tak lantas membuat hubungan mereka bebas dari masalah. Melalui kutipan-kutipan dari buku hariannya dan surat-surat Jim yang dibagikan dalam buku ini, Elisabeth mengajak pembaca masuk dalam kehidupan pribadinya dan melihat bagaimana Firman Tuhan menolongnya menghadapi tiap tantangan yang melanda perjalanan cintanya. Saya pikir, buku ini sangat baik dibaca baik oleh mereka yang sudah punya pasangan, maupun mereka yang masih lajang. Pesannya sangat relevan baik bagi pria maupun wanita. Kita ditolong untuk belajar untuk menempatkan Kristus sebagai prioritas utama dalam hidup kita dan membawa kehidupan cinta kita di bawah kendali-Nya. Kita dimotivasi untuk menyerahkan hasrat manusiawi kita agar dimurnikan Allah dalam api penyucian-Nya. Buat teman-teman yang pernah baca buku I Kissed Dating Goodbye tulisan Joshua Harris, jangan lewatkan kata pengantar Joshua yang mengawali buku ini ya… =) Lalu, buat yang belum tahu siapa itu Jim Elliot, beliau adalah tokoh yang sangat menarik untuk kita kenal dalam sejarah misi. Jim adalah salah satu dari lima misionaris yang ditombak mati ketika berusaha memberitakan Injil kepada orang-orang dari suku Aucas di pedalaman Ekuador (kamu bisa nonton kisah Jim dan teman-temannya dalam film End of Spears – ed.). Tentang Penulis |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar