Santapan Rohani Hari Ini: Iklan Berjalan |
Posted: 15 Aug 2014 10:00 AM PDT Sabtu, 16 Agustus 2014 Baca: 2 Korintus 5:16-215:16 Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Kami ini adalah utusan-utusan Kristus. —2 Korintus 5:20 Pertama kalinya Pete Peterson berhubungan dengan Vietnam adalah pada saat berlangsungnya Perang Vietnam. Dalam suatu serangan bom pada tahun 1966, pesawatnya tertembak jatuh dan ia pun tertawan. Lebih dari 30 tahun kemudian, ia kembali sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk Vietnam. Salah satu laporan pers menyebutnya sebagai “sebuah iklan berjalan bagi pendamaian”. Peterson menyadari bertahun-tahun yang lalu bahwa Allah tidak menyelamatkan hidupnya supaya ia hidup dalam kemarahan. Karena keyakinannya tersebut, ia pun menggunakan sisa hidup dan kedudukannya untuk memberikan pengaruh dengan mendorong diterapkannya standar keselamatan yang lebih baik bagi anak-anak di Vietnam. Alangkah mulia tanggung jawab dan kehormatan seseorang yang ditunjuk mewakili negaranya sebagai utusan bagi negara lain. Sebagai pengikut Kristus, kita adalah “utusan-utusan Kristus” (2Kor. 5:20). Sebagaimana Allah mengutus Kristus untuk mendamaikan kita dengan diri-Nya (ay.18), kita sekarang memiliki pelayanan “pendamaian” (ay.19). Berita yang kita sampaikan adalah bahwa semua orang dapat ditebus dalam Kristus karena Kristus “yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (ay.21). Sebagai tanggapan atas kasih pendamaian yang Yesus tawarkan kepada kita, kita pun dapat membagikan kasih itu kepada sesama. Mari jalankan peran kita dengan sungguh-sungguh. Di mana pun Allah menempatkan kita di tengah dunia ini, Dia dapat memakai kita sebagai iklan berjalan dari pendamaian bagi Yesus Kristus. —CPH Ku datang dari jauh, diutus Rajaku; Berita baik yang hanya disimpan bukanlah berita sama sekali. |
Posted: 14 Aug 2014 07:00 PM PDT Sharing Lagu Lagu gubahan Sidney Mohede yang berjudul Doa Kami ini pernah aku nyanyikan dalam berbagai persekutuan doa bersama komunitas yang berbeda-beda. Aku sangat menyukai lagu ini, bahkan selalu terharu saat menyanyikannya. Syukur untuk setiap rencana-Mu, dan rancangan-Mu yang mulia Kuucapkan berkat atas Indonesia, biar kemuliaan Tuhan akan nyata Bagi bangsa ini kami berdiri dan membawa doa kami kepada-Mu Kami rindu melihat Indonesia pulih dari semua problema Kami tahu hati-Mu ada di bangsa ini Hanya nama-Mu Tuhan ditinggikan, atas seluruh bumi
Lagu ini adalah sebuah doa. Ungkapan kerinduan anak-anak Tuhan bagi Indonesia. Ungkapan keprihatinan mengingat kejahatan yang merajalela di tengah bangsa dan bahkan di tengah dunia ini, sungguh jauh dari rancangan Sang Pencipta. Ada banyak perpecahan, pertengkaran, konflik antar agama dan aliran, kecemburuan sosial, korupsi, masalah kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. Banyak orang sampai-sampai mengaku tak lagi peduli apa yang akan terjadi di negeri ini. Mereka kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah. Siapa pun yang akan menjadi presiden, wakil presiden, atau para menteri, menurut mereka, semua sama saja. Tidak membuat negeri ini lebih baik. Yang penting masih bisa bekerja untuk bertahan hidup. Yang penting kondisiku baik-baik saja. Namun, bukankah pemerintah ada karena izin Tuhan (Roma 13:1)? Dan dalam kondisi pemerintahan yang tidak ideal pun, anak-anak Tuhan tetap dipanggil untuk menunjukkan sikap hormat terhadap para penguasa, sekaligus berbuat baik dan menjadi teladan bagi banyak orang (1 Petrus 2:16-17). Kita bahkan dipanggil untuk mendoakan pemerintah kita, agar mereka juga dapat mengenal kebenaran dan hidup di dalamnya (1 Timotius 2:1-4). Lagu ini mengingatkanku, betapa doa sungguh diperlukan dalam usaha membangun bangsa ini. Kekuatan manusia belaka tidak bisa mengubah keadaan Indonesia. Aku yakin bahwa doa tidak pernah sia-sia. Ketika orang percaya berdoa, Bapa di surga mendengarkan. Tuhan memahami perasaan hati kita, pikiran kita, dan kesungguhan niat kita dalam berdoa. Dia juga akan memberi hikmat dan memampukan kita menjadi garam dan terang di mana pun kita ditempatkan-Nya. Seiring doa-doa kita kepada Tuhan, mari kita juga “dalam satu tubuh … bersatu, menjadi duta kerajaan-Nya". Memberikan yang terbaik dalam bidang kita masing-masing. Mengusahakan kesejahteraan bangsa ini dengan keahlian-keahlian yang Tuhan berikan. Menolong sesama yang membutuhkan. Memberi sumbangsih pemikiran dan karya untuk mendukung pemerintah. Menggunakan hak-hak kita sebagai warganegara untuk kemajuan bersama. Menyuarakan kebenaran melalui saran dan kritik yang bertanggung jawab. Memberi teladan dalam perkataan maupun perbuatan kita. Menghormati dan mengasihi satu sama lain, baik dengan saudara seiman maupun mereka yang berbeda keyakinan. Bukan kebetulan kita lahir dan besar di Indonesia. Aku yakin Tuhan menempatkan kita di negeri ini, dan bukan di negeri lain, karena Dia ingin menggenapkan rencana-Nya di Indonesia di dalam dan melalui hidup kita. Menjelang peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-69, yuk kita pikirkan cara-cara kreatif untuk memberkati negeri ini. Orang-orang yang merdeka dapat dengan bebas berkreasi dalam kebenaran. Tidak didikte oleh tren dunia yang banyak mengekspos kejahatan sebagai hiburan dan kenikmatan. Orang-orang yang merdeka dapat dengan bebas berbuat baik dan mengasihi sesama. Tidak dipengaruhi hasutan orang yang mengumbar kebencian dan penghakiman. Orang-orang yang merdeka dapat dengan tanpa beban melakukan tanggung jawabnya sebagai warga negara. Kita menyadari bahwa Tuhan sendirilah yang menetapkan keberadaan negara ini dan pemerintahannya, Tuhan jugalah yang menempatkan kita di dalamnya. Setiap hal yang kita lakukan bagi kebaikan negara ini adalah wujud penghormatan dan kasih kita kepada Tuhan. Seperti lagu di atas, kita rindu melihat pemerintah dan segenap rakyat negeri ini hidup dalam jalan kebenaran, kita rindu melihat Indonesia memancarkan terang kemuliaan Tuhan. Mari terus berdoa dan berjuang untuk itu. Never give up! Dirgahayu Indonesiaku!
Hiduplah sebagai orang merdeka |
Posted: 14 Aug 2014 10:00 AM PDT Jumat, 15 Agustus 2014 Baca: Matius 28:1-1028:1 Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. “Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya.” —Matius 28:6 Saya duduk terdiam di samping makam ayah saya, sambil menunggu dimulainya upacara pemakaman ibu saya yang diadakan oleh keluarga. Pegawai rumah duka sedang membawa wadah yang berisi abu jenazah ibu saya. Hati saya terasa beku dan pikiran saya begitu kalut. Bagaimana mungkin saya dapat mengatasi kesedihan atas kepergian Ayah dan Ibu yang hanya berselang 3 bulan? Dalam duka, saya merasa begitu kehilangan dan kesepian. Saya pun merasa tidak berdaya menghadapi masa depan tanpa mereka berdua. Kemudian sang pendeta membacakan tentang suatu makam yang lain. Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar, sejumlah wanita pergi ke kubur Yesus membawa rempah-rempah yang telah mereka siapkan untuk jasad Yesus (Mat. 28:1; Luk. 24:1). Setibanya di sana, mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu dan ada seorang malaikat. Kata malaikat itu kepada mereka, “Janganlah kamu takut” (Mat. 28:5). Mereka tidak perlu merasa takut karena kosongnya kubur itu atau kepada sang malaikat, karena malaikat itu membawa kabar baik untuk mereka. Harapan dalam hati saya pun bangkit saat saya mendengar perkataan selanjutnya, “Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya” (ay.6). Karena Yesus telah hidup kembali, maut pun sudah ditaklukkan! Yesus mengingatkan para pengikut-Nya hanya beberapa hari sebelum kematian-Nya, “Sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup” (Yoh. 14:19). Meski merasa sedih karena kehilangan orang yang kita kasihi, kita mendapat pengharapan melalui kebangkitan Yesus dan janji yang diberikan-Nya akan adanya kehidupan setelah kematian. —AMC Terima kasih, Tuhan, untuk penghiburan dan pengharapan dari-Mu. Sebab Dia hidup, kita pun hidup. |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar