Santapan Rohani Hari Ini: Graceland |
- Graceland
- Sharing: Memaknai Ketaatan pada Pemerintah
- Wallpaper: Mari Hormati & Dukung Pemerintah Kita!
- Mengapa Harus Takut?
Posted: 01 Aug 2014 10:00 AM PDT Sabtu, 2 Agustus 2014 Baca: Roma 5:15-215:15 Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Jauh lebih besar lagi karunia Allah . . . yang dilimpahkan-Nya atas semua orang. —Roma 5:15 The Graceland Mansion di Memphis, Tennessee, adalah salah satu rumah yang paling sering dikunjungi orang di Amerika Serikat. Rumah megah itu dibangun pada tahun 1930-an dan dinamai Grace, sesuai dengan nama bibi dari pemilik aslinya. Di kemudian hari rumah tersebut menjadi terkenal sebagai kediaman Elvis Presley. Saya menyukai nama Graceland (tanah kasih karunia) karena itu menggambarkan suatu wilayah yang menakjubkan, di mana Allah telah menempatkan saya ketika Dia mengampuni dosa saya dan menjadikan saya sebagai milik-Nya. Allah membawa saya keluar dari kegelapan dan menempatkan saya dalam “graceland” milik-Nya. Rasul Paulus berkata, “Jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus” (Rm. 5:15). Saya akan selamanya bersyukur karena saya termasuk dalam “semua orang” dan karena kasih Allah telah memindahkan saya ke dalam wilayah kasih karunia-Nya yang begitu menakjubkan, tak terbatas, dan tiada taranya itu! Bayangkanlah berkat yang kita terima dengan berada dalam “graceland” milik Allah. Itulah tempat di mana Allah membuka jalan bagi kita untuk masuk ke dalam hadirat-Nya dan di sanalah kasih karunia yang sama terus mengalir dengan limpahnya ke dalam hidup kita hari demi hari. Paulus mengatakan kepada kita bahwa dalam keputusasaan pun, Allah melimpahi kita dengan kecukupan kasih karunia yang cukup untuk menolong kita melaluinya (lihat 2Kor. 12:9). Apa pun yang terjadi di dalam hidup ini, tiada yang dapat memindahkan kita dari lingkup kasih karunia Allah. —JMS Ya Tuhan, atas berkat kasih karunia-Mu, Ingatlah keadaanmu sekarang dan bersukacitalah dalam kasih karunia Allah. |
Sharing: Memaknai Ketaatan pada Pemerintah Posted: 01 Aug 2014 02:00 AM PDT “Rajin amat sih lu, To! Sekarang jadi asistennya Pak RT?” Ditya menerima brosur yang diberikan Arianto sambil tersenyum lebar. Isinya tentang gerakan cinta lingkungan melalui pemilahan sampah dan beberapa kegiatan daur ulang. Sesuatu yang tidak biasa. Arianto yang dikenalnya dulu paling hobi mengkritik pemerintah, mulai dari ketua RT sampai Presiden dan para anggota dewan. “Yaaah, belajar gak cuma komplain sama pemerintah, tapi juga ikut sumbang ide kreatif, hahahaha...” Arianto tertawa lepas. “Sekalian melatih diri sendiri jadi pemimpin masa depan….” lanjutnya berlagak serius. “Cieeee yang mau jadi pemimpin masa depan …” “Revolusi mental men… revolusi mental…” Arianto mengacungkan salam tiga jari sambil nyengir lebar. “Btw keren juga nih desainnya… kamu yang bikin sendiri?” Ditya membolak-balik brosur unik di tangannya. “Ya enggaklah, ancur kalo gue bikin sendiri. Itu karyanya anak-anak Bengkel Desain. Gue bagiannya memprovokasi mereka aja, hehe… ini ternyata udah program lama dari pemerintah daerah, tapi lambat gitu implementasinya. Pas gue butuh proyek buat tugas akhir juga, ya ga ada salahnya sekalian bantu pemerintah. Dan ternyata, banyak temen-temen juga tertarik untuk ikut terlibat.” Ditya terkesima. “Wow!” “Proyek ini bikin gue juga jadi lebih taat aturan, enggak buang sampah sembarangan… biasanya kan suka lupa… atau pura-pura tidak tahu kalo ada aturan, hehe…” Arianto menambahkan sedikit pengakuan dosa. Ditya gantian tertawa. Ini yang ia senangi dari Arianto. Pikirannya kritis sekaligus jernih. Tak sungkan mengakui kesalahan dan tak gentar memulai perubahan. Sekilas ia mengingat pembahasan komselnya minggu lalu. Sebagai orang Kristen, menaati pemerintah adalah wujud nyata keyakinan kita akan apa yang dikatakan Alkitab: tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah. Dan ketaatan itu tak berarti kita diam saja, pasrah dengan apa pun yang terjadi di negeri ini, tetapi secara aktif mendukung pemerintah untuk menjalankan tugas mereka menurut prinsip-prinsip kebenaran. “Pamit dulu ya, Dit. Aku ada kuliah nih jam sepuluh. Jangan lupa datang pas pertemuan perdananya! Sekalian syukuran 17 Agustus…” Arianto menepuk pundak Ditya lalu bergegas menaiki sepeda onthelnya. “Sipp To. Nanti gue ajakin temen-temen lain juga. Memang kalo semua warga negara maunya cuma protes bersama ya kacau jadinya, tapi kalo semua mau bergerak bersama ya maju jadinya… Terus semangat ya!” Ditya mengacungkan jempolnya tinggi-tinggi. Semangat Arianto benar-benar menular! ————————————————————– Sebagai kaum muda Kristen, prinsip menghormati dan menaati pemerintah tentu bukan hal yang asing. Firman Tuhan bahkan meminta kita untuk mendoakan para pemimpin kita. |
Wallpaper: Mari Hormati & Dukung Pemerintah Kita! Posted: 01 Aug 2014 01:00 AM PDT |
Posted: 31 Jul 2014 09:00 PM PDT Oleh: Yohana Christina Takut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai "merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana". Menurut yang gue tahu, setidaknya ada empat kategori rasa takut, yakni : 1. Takut pada kejadian interpersonal. Takut yang mau gue bicarakan di sini adalah kategori takut yang pertama. Takut interpersonal menurut gue adalah rasa takut yang berasal dari dalam diri kita sendiri yang mana rasa takut itu terbentuk dari pikiran-pikiran kita. Oke, gue bukanlah seorang psikolog yang ngebahas rasa takut itu secara spesifik. Yang mau gue bahas adalah realita yang terjadi di sekitar gue saat-saat ini. Banyak orang di sekitar gue yang terlalu takut dengan berbagai hal. Contohnya: takut ditinggal pacar, takut kehilangan sahabat atau orang yang disayangin, takut gak bisa jadi orang sukses, takut kiamat (2012′s doomsday issue), takut gak bisa membagi waktu, takut nilai jelek, takut digosipin orang, dan masih banyak lagi ketakutan-ketakutan yang gue lihat tiap hari. Gue sendiri adalah orang yang mudah takut. Takut terhadap banyak hal yang mungkin akan terjadi dalam hidup gue. Tapi ada kata-kata yang selalu mengingatkan gue untuk gak takut: Kata-kata itu yang sangat membuat gue yakin untuk ngebuang rasa takut yang gue alami selama ini. Mengapa? Karena yang mengatakannya adalah Tuhan sendiri. Ada orang yang bahkan pernah ngitung bahwa selain ayat itu, masih ada 364 perkataan "Jangan takut" dalam Firman Tuhan. Cukup untuk gue gunakan setiap hari. Gue sangat bersyukur mengenal Tuhan yang selalu ada untuk gue, bahkan di saat gue gak taat pada-Nya. Salah satu pengalaman yang membekas adalah ketika gue dipercaya untuk menjadi rekan sekerja-Nya di kampus. Awalnya, gue merasa takut gak bisa bagi waktu, khususnya untuk perkuliahan. Tapi kenyataannya, ketika gue berjalan bersama Tuhan, makin hari gue makin diperlengkapi dengan semangat yang berlimpah untuk menjalani keduanya secara beriringan. Tuhan itu Pencipta yang Mahabesar dan Mahakuasa. Sebagai ciptaan yang terbatas, kerap kita tak dapat mengerti keluasan rencana-Nya. Namun, kita bisa berpegang pada apa yang Tuhan nyatakan melalui firman-Nya. Dia berkata bahwa rancangan-Nya adalah rancangan damai sejahtera (Yeremia 29:11). Dia juga berjanji untuk selalu menyertai anak-anak-Nya (Yohanes 14:16). Sebesar apapun masalah yang kita hadapi, kita punya Tuhan yang jauh lebih besar dari semua masalah itu. Jadi, mengapa harus takut? |
You are subscribed to email updates from WarungSateKaMu.org To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar