Santapan Rohani Hari Ini: Siapakah Orang Ini?

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Siapakah Orang Ini?


Siapakah Orang Ini?

Posted: 30 Jun 2014 10:00 AM PDT

Selasa, 1 Juli 2014

Siapakah Orang Ini?

Baca: Matius 27:32-44

27:32 Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.

27:33 Maka sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Golgota, artinya: Tempat Tengkorak.

27:34 Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya.

27:35 Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi.

27:36 Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia.

27:37 Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum: "Inilah Yesus Raja orang Yahudi."

27:38 Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya.

27:39 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala,

27:40 mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!"

27:41 Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata:

27:42 "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.

27:43 Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah."

27:44 Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian juga.

Dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita. —Roma 1:4

Siapakah Orang Ini?

Sewaktu Kelly Steinhaus mengunjungi Harvard Square untuk menanyai para mahasiswa tentang Yesus, pendapat yang mereka berikan mengungkapkan suatu rasa hormat pada diri-Nya. Seorang mengatakan, “Dia begitu peduli pada sesama manusia.” Yang lain mengatakan, “Sepertinya Dia orang yang menyenangkan.” Yang lain menolak- Nya mentah-mentah: “Dia hanya manusia biasa. Kurasa Dia bukan Juruselamat.” Ada pula yang berkata, “Aku tidak bisa menerima keyakinan atau agama yang menyatakan, ‘Akulah satu-satunya jalan kepada Allah.’” Ada yang memang serius memikirkan tentang Yesus tetapi ada juga yang menolak-Nya.

Ketika Yesus menghadapi kematian-Nya 2000 tahun yang lalu, banyak orang yang melecehkan pemikiran bahwa Dia adalah seorang yang istimewa. “Di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum: ‘INILAH YESUS RAJA ORANG YAHUDI’” (Mat. 27:37). Mereka yang berkata, “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu!” (ay.40) telah meragukan kuasa-Nya. Para pemuka agama bahkan berkata, “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!” (ay.42).

Dalam kematian-Nya, kelihatannya Yesus tidak berdaya sama sekali. Namun ketika membaca keseluruhan kisahnya, kita melihat bahwa Dia telah menyerahkan nyawa-Nya dengan rela. Dia membuktikan bahwa diri-Nya memang Anak Allah dengan kuasa tak terbatas ketika Dia bangkit dari kubur. Hayatilah kematian-Nya dan saksikanlah kuasa kebangkitan-Nya. Dialah Juruselamat dunia! —JDB

Bangkitlah Dia megah,
Kuasa Iblis patah menyerah;
Alam maut sudah dikalahkan-Nya,
Ia hidup dan berkuasa s’lamanya! —Lowry
(Kidung Jemaat, No. 195)

Kebangkitan Yesus telah menaklukkan kuasa maut.

Keluar Garis

Posted: 30 Jun 2014 09:55 AM PDT

Selasa, 1 Juli 2014

Header-TaktikJitu
Day 19
Lihat Sumber Foto

Baca: Markus 10:17-23

10:17 Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”

10:18 Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.

10:19 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!”

10:20 Lalu kata orang itu kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.”

10:21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

10:22 Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.

10:23 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

 

Ketika waktu pertandingan tinggal tersisa beberapa menit, para pemain bermain habis-habisan dan bergerak maju ke depan, termasuk sang penjaga gawang, demi mempertahankan peluang mereka. Sambil mendorong dan menarik lawan, mereka berusaha keras untuk memanfaatkan bola dari sebuah tendangan penjuru. Penjaga gawang lawan mencoba keluar dari gawangnya untuk menangkap bola, tetapi kemudian ia berubah pikiran dan melangkah mundur sementara para pemain melompat untuk mendapatkan bola. Akan tetapi bola itu ternyata melaju melewati mereka semua dan jatuh ke kaki seorang pemain bertubuh mungil yang telah menyelinap di belakang semua pemain itu. Dengan tak terbendung, ia pun berhasil menyundul bola melewat si penjaga gawang yang sedang kewalahan.

Berubah pikiran dan mundur setelah bergerak maju bisa berujung pada bencana. Seorang pemuda kaya dalam Markus 10:17-23 mengalami hal itu ketka ia mencari Yesus demi mendapatkan hidup kekal. Ia telah menjalani hidup yang lurus secara moral dan menyangka bahwa kekayaannya adalah tanda bahwa Allah merestuinya (ay.19-20). Ia mengira bahwa ia hanya perlu menambah sedikit kebaikan dan surga pasti menjadi miliknya. Akankah Yesus dapat menolongnya? Namun Yesus menantangnya untuk melepaskan kekayaan yang telah menjadi lambang jaminan hidupnya (ay.21). Upaya manusia tidak akan pernah memuaskan Allah dan membuat kita memperoleh hidup kekal. Itulah mengapa hidup kekal adalah anugerah dari Allah. Si pemuda kaya perlu mengikuti Yesus. Sayangnya, ia sudah maju untuk bertemu Yesus, tetapi mundur
kembali dengan tangan hampa. Bagaimana dengan Anda?

Komitmen tidak bisa dikerjakan setengah hati.

 

:) Trivia Piala Dunia

38. Sebutkan nama julukan yang diberikan untuk tim Uruguay!

39. Siapakah pemain Italia yang gagal tendangan penaltinya pada tahun 1994 sehingga membuat Brasil memenangi Piala Dunia untuk keempat kalinya?

Dia Menopang Kehidupanku

Posted: 29 Jun 2014 08:30 PM PDT

Seri Kesaksian Atlet

Radamel Falcao

Radamel Falcão, salah seorang penyerang terbaik di dunia, direkrut oleh Monaco pada Mei 2013 dengan nilai transfer fantastis dari Atletico Madrid. Kemudian, hidup Falcão menjadi makin semarak. Tiga bulan setelah kontraknya, Falcão dan istrinya, penyanyi asal Argentina Lorelei Taron, mendapatkan buah hati mereka yang pertama, Dominique Garcia Taron.

Kontrak baru. Anak pertama. Sungguh tahun yang indah bagi Falcão, pemain berusia 28 tahun yang telah menjadi simbol bagi tim nasional Kolombia.

Namun demikian, pada 22 Januari 2014, saat bertanding bersama Monaco dalam pertandingan Piala Perancis, lutut kiri Falcão cedera setelah terkena jegalan yang keras. Akibatnya, ia harus menjalani operasi pada ligamen anterior tiga hari kemudian. Saat itu impiannya bermain bersama tim nasional runtuh seketika. Piala Dunia adalah kesempatan yang datang empat tahun sekali, dan cedera yang dideritanya seakan membawa petaka bagi tim nasional Kolombia.

Akan tetapi apa yang telah membuatnya teguh di masa-masa gemilang juga telah menguatkannya di tengah masa-masa yang sulit itu. Allah. Ya, Falcão selalu bergantung pada Allah. Dan ia tahu pasti bahwa Allah punya rencana yang lebih baik ketika mengizinkannya mengalami cedera.

Siapa sebenarnya pemain sepakbola yang tangguh ini? Falcão—yang dikenal "El Tigre" atau "Sang Harimau"—adalah seorang yang sangat mencintai keluarganya, seorang Kristen yang saleh, dan pemimpin dari suatu pelayanan olahraga. Para penggila sepakbola berdecak kagum menyaksikan keterampilan dan kemampuannya mencetak gol. Para pengagum dan pebisnis menyukai penampilannya yang unik—wajah yang ramah dengan rambut hitam yang panjang dan kentara. Tim-tim sepakbola menyanjung reputasinya yang tak bercela di luar lapangan.

Falcão pertama kali dikenal publik ketika ia berusia 13 tahun dan bermain untuk klub Lanceros Boyaca di Kolombia. Sejak saat itu ia terus membuat orang mengagumi permainannya di atas lapangan. Ketenarannya mulai memuncak ketika ia bermain bagi Atletico Madrid pada tahun 2011-2013, saat ia berhasil mencetak lebih dari 100 gol. Pada tahun 2012, harian The Guardian menempatkan Falcão pada posisi nomor 6 dalam peringkat 100 pesepakbola terbaik di dunia. Pelatih top Fábio Capello menganggap Falcão dapat disejajarkan dengan bintang-bintang internasional seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Namun prestasinya itu juga membawa tekanan dan godaan—tekanan untuk selalu tampil prima dan godaan untuk menerima sanjungan orang yang memuji penampilannya.

"Saya merasa diberkati dapat bermain sebagai penyerang dan mencetak gol," ujar Falcão. "Itulah puncak sukacita yang bisa dirasakan dalam suatu pertandingan dan suatu momen spesial bagi para pemain dan penggemar. Namun dengan sanjungan dan tanggung jawab untuk mencetak gol, aku juga merasakan banyak tekanan. Aku bergantung pada Allah di dalam tekanan tersebut, karena aku sadar Dia selalu ada bersamaku untuk menolongku. Imanku di dalam Dia telah menolongku menguasai diri dan tetap teguh dalam keyakinanku di sepanjang karir—dan juga sepanjang hidupku."

Itulah yang membuat Falcão begitu unik—cara pandangnya di tengah ketenaran dan kekayaan yang diterimanya, serta sikapnya yang selalu bergantung kepada Allah sekalipun nampaknya ia telah mendapatkan segala-galanya yang diingini di dunia.

"Ada yang berkata bahwa semua yang dapat memberikan kepuasan sejati adalah prestasi di lapangan, pengakuan dunia dan uang yang banyak," komentar Falcão. "Tetapi banyak orang merasa hampa dan hatinya kosong meskipun mereka terkenal dan kaya-raya. Aku percaya hanya Allah yang dapat memuaskan dahaga jiwa kita. Yesus Kristus memberikan nyawa-Nya untuk memuaskan dahaga itu. Bersama Dia, kita dapat merasa yakin bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan kita. Aku meyakini betul hal ini karena aku telah sering mengalami bukti kesetiaan dan kasih-Nya dalam hidupku sendiri."

Orang yang belum pernah menikmati kesenangan dunia ini mungkin pantas mengatakan bahwa dunia ini tidak berarti, tetapi alangkah luar biasanya apabila itu keluar dari seseorang yang telah mencapai puncak kesuksesan, seperti Falcão. Orang yang tidak mempunyai uang bisa saja berkata kalau kekayaan itu tak berarti; tetapi sungguh mengagumkan apabila pengejaran akan uang itu diabaikan oleh seseorang yang telah benar-benar merasakan nikmatnya kekayaan.

Kesaksian Falcão mengingatkan kita untuk melihat dunia sebagaimana adanya, tidak diperdaya oleh kemasannya yang menggiurkan. Seorang teolog bernama Henri Nouwen pernah menulis dalam bukunya Life of the Beloved, "Anda harus terus membongkar pandangan dunia tentang diri Anda apa adanya: pandangan yang penuh tipu daya, berhasrat menguasai, gila kuasa, dan pada akhirnya, membawa kehancuran."

Teolog lain, Agustinus, pernah berkata, "Engkau telah mencipta kami bagi diri-Mu, ya Tuhan, dan hati kami takkan tenteram sebelum menemukan perteduhannya di dalam Engkau." Ada yang menyebutnya kegelisahan itu sebagai "kehampaan seukuran Allah" di dalam hati kita yang akan menganga selamanya, tak peduli betapa hebatnya prestasi atau banyaknya uang yang ada di rekening kita.

Iman Falcão adalah hal yang terpenting baginya ketika ia bermain baik. Iman itu jugalah yang menjaganya untuk bergantung pada Allah di dalam kegagalannya. Iman Falcão menjadi penopang hidupnya di tengah berbagai keadaan yang tidak menentu.

Sumber: Sports Spectrum

 

:) Untuk direnungkan

1. Hal apa yang menurutmu jika diraih akan memberikan kepuasan dalam hidup ini?

2. Bayangkanlah kamu meraih kesuksesan dalam banyak hal seperti Falcão. Lalu mendadak Allah mengizinkan impianmu runtuh dalam semalam. Bagaimana iman kepada Yesus Kristus dapat menopangmu dalam naik turunnya kehidupanmu?

0 komentar:

Posting Komentar