Santapan Rohani Hari Ini: Mengajukan Pertanyaan Dari Sisi Lain

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Mengajukan Pertanyaan Dari Sisi Lain


Mengajukan Pertanyaan Dari Sisi Lain

Posted: 08 Jul 2014 10:00 AM PDT

Rabu, 9 Juli 2014

Mengajukan Pertanyaan Dari Sisi Lain

Baca: Ayub 38:1-11

38:1 Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub:

38:2 “Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan?

38:3 Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.

38:4 Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!

38:5 Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? –Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya?

38:6 Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya

38:7 pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai?

38:8 Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim? –

38:9 ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya;

38:10 ketika Aku menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu;

38:11 ketika Aku berfirman: Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan!

Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? —Ayub 38:4

Mengajukan Pertanyaan Dari Sisi Lain

Setelah tragedi melanda, ada banyak pertanyaan yang muncul. Kehilangan orang yang kita kasihi mungkin membuat kita mengajukan pertanyaan berikut kepada Allah: “Mengapa Engkau izinkan hal ini terjadi?” “Salah siapakah semua ini?” “Tidakkah Engkau peduli dengan penderitaanku?” Percayalah, sebagai seorang ayah yang pernah berduka karena kehilangan seorang putri remaja secara tragis, saya pun pernah mengajukan beragam pertanyaan tersebut.

Kitab Ayub mencatat sejumlah pertanyaan yang diajukan Ayub ketika ia duduk bersama para sahabatnya untuk meratapi penderitaannya. Ia telah kehilangan anggota keluarganya, hartanya, dan kesehatannya. Pada satu titik, Ayub bertanya, “Mengapa terang diberikan kepada yang bersusah-susah, dan hidup kepada yang pedih hati?” (3:20). Ia juga bertanya, “Apakah kekuatanku, sehingga aku sanggup bertahan?” (6:11). Lalu, “Apakah untungnya bagi-Mu mengadakan penindasan?” (10:3). Banyak orang telah berkabung dan menanyakan hal-hal yang sama.

Namun ketika kamu membaca kitab ini sampai akhir, kamu akan memperoleh kejutan. Pada saat Allah menanggapi Ayub, Dia melakukannya dengan cara yang tidak terduga (pasal 38-41). Allah membalikkan keadaan dan justru mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Ayub—pertanyaan dari sisi lain yang menunjukkan hikmat dan kedaulatan-Nya. Beragam pertanyaan mengenai karya ciptaan-Nya yang agung—bumi, bintang-bintang, dan lautan. Semua pertanyaan itu berujung pada kesimpulan: Allah itu berdaulat, Allah Mahakuasa. Allah itu kasih. Dan Allah tahu apa yang sedang diperbuat-Nya. —JDB

Ya Bapa yang rahmani, Kau sungguh mengenal
Yang baik bagi kami di dalam tiap hal.
Setia Kaulakukan maksud-Mu yang tetap;
Terwujudlah semua sempurna dan lengkap. —Gerhardt
(Kidung Jemaat, No. 417)

Penghiburan terbesar kita di saat duka adalah menyadari
bahwa Allah yang memegang kendali atas segalanya.

 

Renungan ini telah diadaptasi dalam versi komik.

Mengajukan Pertanyaan dari Sisi Lain

Posted: 08 Jul 2014 09:59 AM PDT

Oleh: Heri Kurniawan
adaptasi dari Santapan Rohani 9 Juli 2014

Week_27_Mengajukan Pertanyaan Dari Sisi Lain_Page01

Week_27_Mengajukan Pertanyaan Dari Sisi Lain_Page02

Week_27_Mengajukan Pertanyaan Dari Sisi Lain_Page03

Week_27_Mengajukan Pertanyaan Dari Sisi Lain_Page04

Penuh dengan Peluang

Posted: 08 Jul 2014 09:55 AM PDT

Rabu, 9 Juli 2014

Header-TaktikJitu
Day 27
Lihat Sumber Foto

Baca: 2 Korintus 4:16-18

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

 

Homare Sawa, kapten tim nasional Jepang dalam Kejuaraan Piala Dunia Wanita 2011 di Jerman, tidak hanya membawa timnya menjadi juara dunia tetapi juga memenangi penghargaan "Sepatu Emas" untuk dirinya sendiri. Setelah sempat ketinggalan, Jepang berhasil menyamakan kedudukan menjelang akhir babak kedua, memaksakan terjadinya adu tendangan penalti dan akhirnya keluar sebagai pemenang atas tim Amerika Serikat yang tangguh. Ketika ditanya tentang kunci sukses mereka, Sawa menyebut tentang kerja sama regu dan semangat pantang menyerah.

Banyak orang telah menyerah terhadap Allah. Mereka menuduh Allah tidak hadir bagi mereka saat mereka sangat membutuhkan-Nya. Di manakah Dia ketika krisis dan penderitaan melanda? Mengapa Dia tidak menjawab saat mereka berseru meminta bimbingan, hikmat, dan iman? Mereka telah menantikan-Nya, tetapi kini mereka menganggap Dia tidak dapat diandalkan, bahkan mungkin tidak pernah hadir bagi mereka. Tim Jepang memanfaatkan peluang saat lawan mereka sudah kelelahan. Pelajarannya sederhana: Jika kita memohon iman kepada Allah, Dia akan memberi kita peluang untuk menerapkan iman dan bertumbuh di dalamnya. Jika Dia memperkenankan kita mengalami kesulitan, Dia akan menciptakan keadaan atau memberikan bantuan dari sesama dalam hidup kita, sehingga kita dapat mengubah kesulitan itu menjadi manfaat. Itulah yang dipelajari Paulus dalam 2 Korintus 4:16-18, dan begitu pulalah caranya kita belajar. Ingatlah, saat masalah muncul, perhatikan beragam peluang yang dibukakan oleh Allah!

Masalah adalah tanah subur tempat hidup dapat bertumbuh.

 

:) Trivia Piala Dunia

59. Mengapa Argentina tidak berpartisipasi dalam Piala Dunia 1950?

60. Apakah nama dari bola yang digunakan dalam Piala Dunia 2010?

61. Nama “Nadal” tidak cuma berkaitan dengan tenis saja. Siapakah pemain Spanyol yang pernah bermain dalam 3 kejuaraan Piala Dunia dan juga bernama Nadal?

62. Tim manakah yang gagal mencetak gol di sepanjang Piala Dunia FIFA 2006?

:) Tahukah Kamu?

Dalam kontes untuk memilih kostum baru bagi tim Brasil, disain yang terpilih adalah karya seorang penggemar dari Uruguay?

Satu Titik Terang

Posted: 07 Jul 2014 09:00 PM PDT

Oleh: Clarissa Elfira
OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Hidup kerap terasa gelap
dan membuat putus asa
Tak urung hati bertanya
di manakah terang yang memberi harapan

Di kala otak malas berpikir
dan sendi kaku tak bertenaga
ingin bergerak tapi tak tahu harus berbuat apa
berharap satu titik terang memberi semangat

Di kala sepi menyergap di tengah keramaian
dan tawa menjadi topeng penutup jiwa
Hai kawan… apa yang salah denganku?
kuharap satu titik terang mengisi kosongnya kalbu

Di kala keadilan terasa seperti
mencari jarum di tumpukan jerami
kecewaku serasa ingin menangis… tapi tertahan
berharap satu titik terang memberi kelegaan

Aku ingin bebas
tanpa rasa capek, takut, gelisah
seolah-olah degup jantung ini janganlah terasa
berharap satu titik terang memberi tenang dan damai

“Semua pasti berjalan dengan baik,” kataku
Tapi dunia berkata tidak
Kotak ini terlalu menghimpitku
berharap satu titik terang memberi keluasan

Masa depan!! Pasti semuanya indah!
Tapi dunia menjawab: “Jangan terlalu banyak berharap!”
Pandanganku berangsur buram
berharap satu titik terang menunjukkan jalan

Hari-hari kelam itu terus kulewati hingga kusadari
satu titik itu telah datang
dengan terang yang paling terang
menerangi tempat paling gelap yang pernah ada
Lirih aku berkata: “Sudah lama sekali.. rindu..
Tuhan, Engkaukah itu?”
Dan syukur aku dapat mendengar suara-Nya
“Ya anak-Ku, Ini Aku, datanglah.”

 
 
Catatan editor:
Kerap tekanan dalam hidup mengaburkan pandangan kita sebagai para murid Kristus. Kita tak lagi mengingat, apalagi memikirkan kebenaran-kebenaran tentang Tuhan dengan jelas. Betapa kita membutuhkan Firman Tuhan untuk menerangi jalan kita. Ketika kita menyadari kehadiran titik terang itu, janganlah diam di tempat. Melangkahlah ke arah satu titik itu dan teruslah mengikutinya hingga seluruh jalanmu menjadi terang.

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Mazmur 119:105

0 komentar:

Posting Komentar