Santapan Rohani Hari Ini: Ketakutan Yang Terbalik

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Ketakutan Yang Terbalik


Ketakutan Yang Terbalik

Posted: 10 Jul 2014 10:00 AM PDT

Jumat, 11 Juli 2014

Ketakutan Yang Terbalik

Baca: 1 Yohanes 4:1-6,17-19

4:1 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.

4:2 Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,

4:3 dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.

4:4 Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.

4:5 Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.

4:6 Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.

4:17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.

4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.

Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman. —1 Yohanes 4:18

Ketakutan Yang Terbalik

Saya ingat sedang menonton siaran berita di televisi pada tahun 1991 ketika revolusi tanpa kekerasan terjadi di jalanan Moscow. Warga Rusia yang selama ini tumbuh dalam kepemimpinan yang totaliter tiba-tiba menyatakan, “Kami akan bersikap seolah-olah kami merdeka,” dan mereka turun ke jalan sembari menghadang sejumlah kendaraan tank berlapis baja. Perbedaan yang amat mencolok antara wajah para pemimpin di dalam gedung dengan massa di luar gedung telah menunjukkan siapa yang sesungguhnya takut, dan siapa yang sesungguhnya merdeka.

Sembari menyimak siaran berita dari Lapangan Merah melalui televisi Finlandia, saya mendapatkan definisi baru tentang iman: ketakutan yang terbalik. Seseorang yang betul-betul paranoid melakukan segalanya di bawah bayang-bayang ketakutan. Segala yang terjadi akan memperkuat rasa takut tersebut.

Iman justru bekerja sebaliknya. Orang beriman melakukan segala sesuatu berdasarkan sikap percaya, bukan atas dasar rasa takut. Sekalipun ada banyak kekacauan yang dialami saat ini, Allah tetap berkuasa. Terlepas dari apa yang saya rasakan, diri saya sangat berarti di mata Allah yang Mahakasih.

Alangkah luar biasanya apabila kita, yang hidup di dalam kerajaan Allah, benar-benar bersikap mengamini perkataan Rasul Yohanes ini: “Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia” (1Yoh. 4:4). Alangkah dahsyatnya apabila kita benar-benar menjalani hidup dalam keyakinan bahwa doa yang paling banyak diucapkan oleh umat Allah—yakni agar kehendak Allah terjadi di bumi seperti di dalam surga—sesungguhnya telah dijawab-Nya. —PDY

Tetap senantiasa percayalah teguh;
Tak mungkin kau binasa di pergumulanmu.
Tuhanmu mengalihkan yang paling susah pun
Menjadi kebajikan di jalan hidupmu. —Gerhardt
(Kidung Jemaat, No. 417)

Iman yang bertumbuh akan melemahkan ketakutanmu.

Teriakan Tardelli

Posted: 10 Jul 2014 09:55 AM PDT

Jumat, 11 Juli 2014

Header-TaktikJitu
Day 29
Lihat Sumber Foto

Baca: Mazmur 98

98:1 Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.

98:2 TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.

98:3 Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.

98:4 Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!

98:5 Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang nyaring,

98:6 dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni TUHAN!

98:7 Biarlah gemuruh laut serta isinya, dunia serta yang diam di dalamnya!

98:8 Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama

98:9 di hadapan TUHAN, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kebenaran.

 

Saat Marco Tardelli mencetak gol kemenangan melawan Jerman dalam pertandingan final Piala Dunia 1982, ia merayakannya dengan suatu kegembiraan yang luar biasa. Dengan tangan terkepal, mulut terbuka, dan kepala bergoyang-goyang, ia menyuarakan teriakan panjang sambil berlari ke pinggir lapangan. Latihan penuh disiplin yang dijalani bertahun-tahun, pertandingan demi pertandingan penyisihan yang dilalui dengan penuh perjuangan, dan impian meraih kejayaan akhirnya berpuncak pada satu momen tersebut ketika ia melesatkan gol kemenangan tepat dari luar kotak penalti. Marco tidak dapat menahan luapan kegembiraannya.

Pernahkah Anda membayangkan bagaimana rasanya hidup di suatu tempat di mana kebenaran dipulihkan dan "maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita" (Why. 21:4)? Sukacita menjuarai Piala Dunia memang terasa indah bagi suatu bangsa dan negara, tetapi akan datang suatu sukacita yang jauh lebih dahsyat. Allah telah menetapkan hari ketka Dia akan menghakimi dunia dan mengaruniakan upah kepada pengikut-pengikut-Nya. Alangkah besar sukacitanya saat Yesus Sang Raja yang mengenakan sendiri mahkota kehidupan yang takkan pudar bagi para hamba-Nya yang setia, sementara mereka terpaku memandang kemuliaan-Nya yang tiada bandingnya!

Besarlah kegirangan yang tersedia bagi mereka yang melangkah menuju kekekalan bersama Dia yang memuaskan kerinduan mereka yang terdalam! Hari itu akan menjadi begitu istimewa. Peperangan melawan dosa, cela, dan dukacita selama bertahun-tahun akan tergantikan dengan sukacita yang murni dan sejati.

Sukacita surgawi adalah sukacita yang berjuta kali lipat rasanya.

 

:) Trivia Piala Dunia

69. Sebutkan nama penjaga gawang yang paling banyak menggagalkan tendangan penalti lawan dalam sebuah pertandingan di Piala Dunia FIFA!

70. Dalam aturan dan persyaratan FIFA, ada sebuah aturan yang hanya berlaku dalam 2 kejuaraan Piala Dunia. Aturan apakah itu?

Tanpa Yesus, Aku Tidak Bisa Apa-Apa

Posted: 09 Jul 2014 08:30 PM PDT

Seri Kesaksian Atlet

Kaka

Setelah terbaring di atas ranjang selama 2 bulan karena patah leher, Ricardo Izecson dos Santos Leite yang berusia 18 tahun menyusun sebuah daftar berisi 10 impiannya. Ia membuat daftar itu sekalipun ia sendiri tidak yakin akan dapat bermain sepakbola lagi setelah tulang lehernya patah akibat jatuh dari sebuah papan seluncur air.

Impiannya terdengar mustahil bahkan bagi seorang anak muda yang besar di tengah negara yang menggilai bola seperti Brasil, mengingat saat itu ia harus menjalani sebuah program medis untuk mendorong pertumbuhan fisiknya. Daftar yang ia tulis dimulai dengan "Kembali bermain sepakbola" dan meningkat hingga "Bermain di Piala Dunia" dan "Pindah ke klub besar di Italia atau Jerman".

Pada Januari 2011, sekitar dua minggu setelah kembali ke lapangan hijau, anak muda ini dipanggil untuk memperkuat tim profesional São Paulo. Tanggal 7 Maret, dengan 10 menit tersisa, ia masuk sebagai pemain pengganti dalam pertandingan final kejuaraan Rio-São Paulo yang bergengsi. São Paulo sedang tertinggal 1-0 dari Botafogo, lalu si pemain tengah itu menerima sebuah umpan lambung, mengangkatnya melewati seorang pemain belakang dan menembak bolanya dengan rendah di bawah penjaga gawang lawan yang maju menghadang. Dua menit kemudian, ia berhasil lagi membobol gawang lawan dengan tembakan rendah yang keras. Reporter TV berteriak, "Goooooooooooooool!" dan São Paulo berhasil merebut piala kejuaraan itu.

Publik Brasil pun mengenal Kaká. (Nama julukan itu, dibaca Ka-kah', diberikan oleh sang kakak yang tidak dapat menyebut nama lengkapnya.) Kaká langsung memperoleh tempat di tim inti São Paulo dan dalam waktu dua tahun saja ia telah menggapai seluruh impiannya, termasuk bermain untuk tim nasional Brasil yang menjuarai Piala Dunia di Jepang. Pada tahun 2007, Kaká mencapai puncak prestasinya dalam kancah sepakbola dunia dengan merebut penghargaan tertinggi bagi seorang pesepakbola: Pemain Terbaik Dunia versi FIFPro, penghargaan Ballon d'Or sebagai pemain terbaik Eropa, dan Pemain Terbaik Dunia dari FIFA. 

"Aku telah begitu diberkati dengan keberhasilan—Piala Dunia 2002, anugerah Bola Emas dari FIFA tahun 2007, banyak kejuaraan dan penghargaan. Sepertinya aku sudah punya segalanya. Karena kekayaan dan ketenaranku, ada yang bertanya mengapa atau apakah aku masih membutuhkan Yesus," kata Kaká.

"Jawabannya sederhana: Aku butuh Yesus setiap hari dalam hidupku. Firman-Nya, Alkitab, memberitahuku bahwa tanpa Dia, aku tidak dapat berbuat apa-apa. Aku benar-benar percaya akan hal itu. Kesanggupanku untuk bermain sepakbola dan semua yang telah kucapai dari hal itu merupakan anugerah Tuhan. Dia telah memberiku talenta untuk digunakan bagi-Nya, dan aku berusaha mengembangkannya setiap hari."

Kaká telah menjadi seorang Kristen sejak kecil. Pengajaran Alkitab dari orangtuanya menjadi bekal yang sangat penting baginya dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Pengalaman baptisan pada usia 12 tahun merupakan tonggak penting bagi Kaká, sekaligus menjadi salah satu peristiwa yang sangat mempengaruhi kehidupan imannya yang saat itu masih baru. "Berangsur-angsur, aku tidak lagi hanya mendengar orang berbicara tentang Yesus yang diajarkan orangtuaku," katanya. "Tiba saatnya aku ingin mengalami sendiri kehidupanku bersama Tuhan."

Memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan membuat Kaká bertumbuh memiliki iman yang autentik. Ia tak hanya menunjukkan identitasnya sebagai pengikut Kristus di gereja, tetapi juga di dalam semua aspek hidupnya – termasuk di lapangan sepakbola. "Aku percaya bahwa mengejar yang terbaik dengan kemampuan yang telah diberikan-Nya bagiku, akan membawa kemuliaan bagi nama-Nya,” tutur Kaká. “Allah tidak mau pengikut-Nya hidup suam-suam kuku; Dia mau yang terbaik dari kita. Alkitab mengatakan dalam 1 Korintus 10:31 'Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.' Motivasiku untuk memenangi pertandingan datang dari kerinduan untuk melakukan yang terbaik bagi Allah Penciptaku.”

Prestasi Kaká di lapangan telah membawanya menjadi perhatian dunia. Tetapi bagaimana dengan hidupnya di luar lapangan? Reputasi dirinya ternyata menarik perhatian luas di kalangan bintang olahraga internasional. Kaká membangun hubungan yang hangat dengan pers dan para penggemarnya, sambil tetap menghindari godaan untuk terlibat dalam dunia hiburan malam dan kejaran paparazzi. Sebagaimana sebelum ia tenar, keluarga dan imannya menjadi jangkar yang mengokohkan hidupnya. Ia juga bukan seorang playboy seperti kebanyakan bintang olahraga lainnya. Kaká dan istrinya, Caroline, dikenal menikah ketika masih perawan dan secara terbuka mengungkapkannya kepada pers.

"Itu merupakan salah satu tantangan terbesar dalam hidupku karena kami membuat keputusan yang tidak mudah," kata Kaká. "Kami mengambil banyak waktu untuk berdoa dan hidup dekat dengan Tuhan Yesus dan Roh Kudus. Sungguh besar tantangan itu, tetapi menunggu adalah keputusan yang baik. Seks adalah berkat yang luar biasa dari Allah untuk dinikmati suami-istri dalam pernikahan, dan itu bukan hal yang seharusnya dianggap remeh atau sepele seperti yang menjadi pandangan banyak orang sekarang ini."

Kaká juga terkenal sebagai orang yang dermawan. Tidak hanya memberi untuk pelayanan gereja lokalnya di Brasil, ia juga menjadi duta bagi PBB untuk melawan masalah kelaparan di dunia. "Aku berutang banyak kepada sepakbola. Sekarang aku mau meneruskan berkat itu dan memberi harapan kepada anak-anak yang kelaparan dan kurang beruntung," katanya. "Aku harap pengalamanku dapat mengilhami anak-anak yang kelaparan itu untuk percaya bahwa mereka dapat mengatasi rintangan yang ada dan hidup dengan normal," demikian kata Kaká tentang perannya sebagai duta PBB untuk membantu anak-anak yang kelaparan. Kaká berharap akan menjadi seorang pendeta setelah ia pensiun dari sepakbola.

"Kaká tidak pernah berubah," ujar Marcelo Saragosa, sahabat karibnya sejak kecil dan juga seorang pemain sepakbola profesional. "Ia selalu menjadi orang yang sederhana, sama seperti ketika aku mengenalnya 10 atau 12 tahun yang lalu."

Kebanyakan media menghormati iman yang Kaká anut dan memuji sikap sportif yang ditunjukkannya. Konsistensi dan kebaikan hati Kaká yang sejalan dengan permainannya yang luar biasa membuat orang sulit berkata yang lain. Namun, ketika ada orang yang menganggap gaya hidup seperti itu membosankan, Kaká membalasnya dengan mengatakan bahwa hidup mengikut Kristus memang suatu hal yang radikal.

Sembari terus mengejar impiannya, Kaká tidak ragu mengatakan bahwa segala yang dilakukannya adalah demi Yesus.

"Hari ini, aku mempunyai pelayanan melalui olahraga, tetapi aku bermain karena diberi karunia dari Allah," kata Kaká. "Aku bermain karena Dia telah menyempurnakan karunia yang diberikan-Nya dalam hidupku. Yesus berkata, 'di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa' dan aku mempercayainya."

Catatan:
Jeremy V. Jones menulis biografi tentang Kaká, Toward the Goal: The Kaká Story (Mengejar Mimpi: Kisah Hidup Kaká), yang diterbitkan oleh Zonderkidz.

Sumber: Sports Spectrum

 

:) Untuk direnungkan

1. Apa yang menjadi motivasi terbesarmu untuk terus melakukan yang terbaik dalam hidup ini?

2. Bagaimana imanmu dalam Kristus memengaruhi aspek-aspek kehidupanmu yang lain?

0 komentar:

Posting Komentar