(e-RH) Juli 25 -- MENGUNJUNGI SI SAKIT

Posted On // Leave a Comment
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 25 Juli 2014
Bacaan : 1 Yohanes 4:7-21
Setahun: Amsal 24-27
Nats: Siapa yang tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak
mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya. (1 Yohanes 4:20)

Judul:

MENGUNJUNGI SI SAKIT

Suatu ketika, sebelum saya memimpin suatu acara persekutuan doa,
seorang ibu menghampiri saya dengan mata berkaca-kaca. Ia
terbata-bata menceritakan keponakannya yang hampir sepuluh tahun
sakit. Ia telah menyampaikan hal itu kepada pendeta jemaat
berkali-kali, tetapi ia hanya mendapatkan jawaban, "Ya, kita
doakan." Padahal, ia mengharapkan kunjungan. Setelah persekutuan doa
itu saya memutuskan berkunjung. Ternyata, kondisi sang keponakan
sangat memprihatinkan: tinggal di gubuk reot di antara
tumpukan-tumpukan sampah, tidur beralas tikar kotor di atas tanah,
dan mengalami gangguan mental.


Ada kalanya, Tuhan mempertemukan kita dengan orang yang memiliki
kebutuhan khusus. Dan, saat itu bisa merupakan kesempatan untuk
menunjukkan kasih nyata kepada orang tersebut. Yohanes mengatakan
bahwa kita harus saling mengasihi karena kasih berasal dari Allah,
dan Allah adalah kasih (ay. 7, 8). Namun, Yohanes menyatakan
kecenderungan kita yang kerap kali tidak mempraktikkan kasih kepada
sesama manusia yang tampak di depan mata sehingga kasih kita kepada
Allah yang tak kelihatan patut dipertanyakan.


Kita bisa saja berkata bahwa kita mengasihi Allah, berulang-ulang
kepada siapa saja. Namun, orang lain melihat wujudnya dalam praktik
kasih kita kepada sesama; hal praktis, sesederhana apa pun perbuatan
kita kepada sesama, menunjukkan seberapa besar kasih dan pengenalan
kita kepada Allah. --Piter Randan Bua /Renungan Harian

PERBUATLAH KASIH SEBANYAK DAN SESERING MUNGKIN KEPADA SESAMA,
SUPAYA MEREKA MELIHAT KASIH ALLAH DI DALAM DAN MELALUI HIDUP KITA.

e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2014/07/25/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?1+Yohanes+4:7-21

1 Yohanes 4:7-21

7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi,
sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang
mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab
Allah adalah kasih.
9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita,
yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam
dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi
Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya
sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian
mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling
mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di
dalam kita.
13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah
dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat
bagian dalam Roh-Nya.
14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus
Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.
15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap
berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.
16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada
kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam
kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau
kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena
sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna
melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan
barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci
saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak
mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi
Allah, yang tidak dilihatnya.
21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi
Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Amsal+24-27
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Amsal+24-27


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

0 komentar:

Posting Komentar