Santapan Rohani Hari Ini: Membuatnya Menarik

Posted On // Leave a Comment

Santapan Rohani Hari Ini: Membuatnya Menarik


Membuatnya Menarik

Posted: 27 Jun 2014 10:00 AM PDT

Sabtu, 28 Juni 2014

Komik-Strip-WarungSateKamu-20140628-Jus-Apel

Baca: Kolose 4:2-6

4:2 Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.

4:3 Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang karenanya aku dipenjarakan.

4:4 Dengan demikian aku dapat menyatakannya, sebagaimana seharusnya.

4:5 Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.

4:6 Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

Di dalam hubungan kalian dengan orang-orang yang tidak percaya, hendaklah kalian hidup bijaksana dan memakai setiap kesempatan dengan sebaik-baiknya. —Kolose 4:5 (BIS)

Membuatnya Menarik

Alkisah pada zaman lampau, ada seorang bocah laki-laki yang berusaha mencari nafkah dengan cara menjual apel di atas kereta api berpenumpang. Ia menyusuri gerbong demi gerbong, sambil berseru, “Apel! Apel! Adakah yang mau membeli apel?” Sesampainya di gerbong terakhir, si bocah masih memiliki apel sekantong penuh, tetapi tidak ada uang.

Seorang pria yang memperhatikan kesulitan bocah itu pun memanggilnya dan meminta sebiji apel untuk dilihatnya. Pria itu beranjak ke bagian depan kereta, menggosok-gosok apelnya sampai mengkilap dengan selembar kain di depan umum, lalu berjalan menyusuri lorong kereta dengan menggigiti apel itu sembari berkomentar tentang kelezatan dan kesegaran apel yang sedang dimakannya. Kemudian ia menyuruh si bocah menjajakan apelnya lagi. Kali ini, bocah itu berhasil menjual setiap butir apelnya. Apa bedanya? Apel itu dibuat menarik sehingga memikat calon pembeli.

Cerita ini dapat mengingatkan kita akan satu cara yang dapat kita gunakan untuk membuat orang lain tertarik pada Injil Yesus Kristus: Buatlah menarik untuk mereka—yaitu dengan memperlihatkan pengaruh Injil itu dalam hidup kita sendiri. Cara yang terbaik adalah dengan mengikuti perkataan Paulus dalam Kolose 4:5 (bis), “Di dalam hubungan kalian dengan orang-orang yang tidak percaya,” katanya, “hendaklah kalian hidup bijaksana dan memakai setiap kesempatan dengan sebaik-baiknya.” Apabila kita menunjukkan kebaikan, kasih, dan belas kasihan terhadap sesama, orang-orang yang memperhatikan kita akan bertanya-tanya, dan mungkin itulah kesempatan kita untuk menceritakan tentang keindahan kasih Allah kepada mereka. —JDB

Ya Allah, Engkau telah memberi kami begitu banyak dengan menganugerahkan
kami keselamatan kekal. Tolonglah kami untuk membuat
Injil-Mu menarik bagi orang lain lewat cara hidup kami yang
memancarkan terang Yesus kepada orang di sekitar kami setiap hari.

Indahnya perubahan hidup dapat membuat orang lain mau mengenal Pribadi yang menjadikan kita indah itu.

Kemenangan yang Tak Terduga

Posted: 27 Jun 2014 09:55 AM PDT

Sabtu, 28 Juni 2014

Header-TaktikJitu
Day 16

Baca: 1 Korintus 15:20-26

15:20 Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.

15:21 Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.

15:22 Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.

15:23 Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.

15:24 Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.

15:25 Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.

15:26 Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.

 

Tak ada yang memperhitungkan tim Amerika Serikat untuk berprestasi dalam turnamen Piala Dunia. Bagaimana mungkin sebuah tim yang beranggotakan sejumlah tukang pos, tukang cuci piring, guru, dan sopir mobil jenazah dapat menaklukkan tim Inggris, rajanya sepakbola yang beranggotakan para pemain kelas dunia. Namun pada Piala Dunia 1950, yang pertama setelah Perang Dunia II, tim Amerika membuat salah satu kejutan terbesar dalam sejarah sepakbola, saat mereka melumpuhkan Inggris dengan skor 1-0 dalam pertandingan yang disebut "Mukjizat Lapangan Hijau".

Sebuah kemenangan lain yang jauh lebih menakjubkan terjadi sekitar 2.000 tahun yang lalu, ketika musuh umat manusia, yakni kematian yang tak pernah terkalahkan sebelumnya, harus tumbang. Ketika Yesus menghadapi maut, tak seorang pun memperhitungkan-Nya. Akan tetapi, yang mustahil telah terjadi dalam
pertarungan yang menentukan itu, dan dampaknya bagi seluruh umat manusia begitu luar biasa. Seorang diri, Yesus menghadapi para pemuka masyarakat dan agama, kuasa tipu daya Iblis, bahkan kematian itu sendiri. Meski tak ada yang memperhitungkan-Nya, Dia telah membalikkan yang kelihatannya merupakan kekalahan menjadi kemenangan, mematahkan kuasa dosa dan maut untuk selamanya, serta menaklukkan segala kuasa di langit dan bumi (1Kor.15:24- 25). Kematian-Nya yang memalukan telah menjadi lambang kasih, rahmat, pengampunan, hidup, dan pengharapan. Dia melakukan semua itu untuk Anda dan saya.

Kemenangan terasa begitu manis
ketika tak seorang pun memperhitungkan Anda.

 

:) Trivia Piala Dunia

32. Negara manakah yang dua kali menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA, tetapi tak pernah berhasil masuk ke pertandingan final?

33. Tim manakah yang hanya pernah tampil dua kali dalam Piala Dunia, tetapi berhasil memperoleh tempat ketiga dalam kejuaraan tahun 2002?

Bukankah Kami Sudah Melayani-Mu, Tuhan?

Posted: 26 Jun 2014 09:00 PM PDT

Oleh: Ovit Samuel Purba

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Mungkin kamu pernah merasa Tuhan tidak adil. Kamu sudah giat melayani-Nya, namun Dia sepertinya lebih bermurah hati memberkati orang lain. Atau kamu merasa kamu lebih baik dan lebih mampu dalam mengerjakan sesuatu, tetapi Tuhan malah memberikan kesempatan itu kepada orang lain. Ufffh, jujur saja aku pernah merasakannya.

Namun, ketika aku merenungkan sikapku lagi dalam terang Firman Tuhan, aku menjadi malu. Siapakah aku di hadapan Tuhan? Bukankah Tuhan itu Mahabijak dan Mahatahu? Berani-beraninya aku berlagak lebih tahu dan mau mengajari Tuhan cara mengatur dunia ini.

Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur yang disampaikan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya mengajariku beberapa hal penting (kamu bisa membacanya dalam Matius 20:1-16).

1. Tuhan adalah Sang Pemilik pelayanan kita
Dalam perumpamaan ini Tuhan diibaratkan sebagai tuan pemilik kebun anggur. Sang tuan memiliki hak penuh untuk menentukan bagaimana ia akan mengelola kebun anggurnya, siapa saja yang boleh bekerja di kebun anggurnya, dan bagaimana ia akan memberi upah kepada para pekerjanya. Ia bebas menggunakan miliknya menurut kehendak hatinya (ayat 15).

Bukankah kerap kita mengukur pelayanan menurut standar kita sendiri? Kita merasa melayani lebih banyak dari orang lain sehingga boleh menuntut Tuhan untuk berterimakasih dan membayar segala jerih lelah kita. Betapa arogannya kita! Betapa kita perlu selalu diingatkan bahwa Tuhan adalah Tuan dan Pemilik pelayanan kita, bukan pesuruh kita.

2. Melayani Tuhan adalah anugerah
Siapakah orang-orang yang dipekerjakan di kebun anggur? Apakah mereka pekerja yang luar biasa? Bukan! Mereka adalah para pengangguran di pasar, yang karena belas kasihan sang tuan dipanggil bekerja di kebun anggur miliknya.

Bukankah hanya karena anugerah Tuhan, kita dipanggil untuk dapat ikut ambil bagian dalam kerajaan-Nya? Apakah kita menjadi orang upahan yang bekerja seharian atau hanya beberapa jam saja, itu bukan masalah. Bisa dikasihi dan dipanggil bekerja bagi sang tuan saja sudah merupakan hal yang luar biasa. Betapa aku bersyukur karena Tuhan memanggilku bukan karena aku punya posisi tertentu atau kemampuan yang bisa dibanggakan. Kalau tidak aku tentu hanya akan berputar-putar saja menjalani hidupku, tidak punya arah dan tujuan yang pasti.

3. Tuhan tahu bagaimana menilai para pekerja-Nya
Pemilik kebun anggur dalam perumpamaan ini membayarkan upah para pekerja sesuai apa yang dijanjikannya. Namun, sebagian pekerja menuduhnya tidak adil, karena tidak senang melihat orang-orang yang hanya bekerja sebentar mendapatkan bonus yang sama besar dengan upah mereka. Mereka sepertinya merasa sang tuan tidak tahu bagaimana menilai pekerjaan yang mereka lakukan dengan benar.

Bukankah kerap kita juga bersikap demikian? Kita bersungut-sungut dengan pekerjaan yang Tuhan berikan. Kita mengeluh karena Tuhan memberikan kepada orang lain bagian yang lebih mudah dan enak untuk dikerjakan, sementara bagian kita sulit dan kurang dihargai. Betapa kita perlu selalu diingatkan bahwa Tuhan adalah Allah yang Mahatahu, dan dalam kemahatahuan-Nya itu Dia telah memercayakan pelayanan-pelayanan tertentu untuk kita kerjakan sesuai dengan kapasitas kita. Dia adalah Tuhan yang tahu apa yang terbaik untuk kita kerjakan dalam kerajaan-Nya. Dia tahu apa yang terbaik untuk menolong kita bertumbuh makin serupa Dia. Kita tak perlu membanding-bandingkan diri dengan orang lain ketika kita memercayai penilaian-Nya dan upah yang akan Dia sediakan bagi orang-orang yang mengasihi-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar