e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 6 Juni 2014
Ayat SH: 1 Samuel 31:1-13
Judul: Kematian sebagai realitas
Kematian Saul memang bagian dari penghukuman Allah atas ketidaktaatan
Saul sebagai raja urapan Allah. Bersama dengan kematian Saul dan
ketiga putranya, Israel pun kalah di tangan Filistin. Satu babak
dalam sejarah kerajaan Israel selesai. Babak baru, akan segera
dimulai, yaitu Daud sebagai raja Israel. Namun demikian, kisah ini
seolah berdiri sendiri tanpa bayang-bayang Daud mengintai.
Artinya, kematian Saul layak untuk direnungkan bukan sekadar dari
kegagalan Saul yang terus menerus disoroti di 1 Samuel ini.
Sepertinya Saul memiliki kesempatan memilih bagaimana ia akan mati. Ia
menolak mati di tangan musuh yang akan sangat mempermalukan
dirinya maupun bangsanya, karena dia masih raja mereka. Oleh
karena itu, ia meminta pembawa senjatanya untuk membunuhnya.
Penolakan bawahannya tersebut membuat Saul akhirnya memilih
membunuh dirinya sendiri, tetap dengan pertimbangan daripada jatuh
ke tangan musuh dan dipermalukan. Benarkah kematian Saul dengan
cara seperti ini terhormat? Kita melihat bahwa pada akhirnya mayat
Saul dipermalukan oleh orang Filistin. Akan tetapi, kisah ini
ditutup dengan tindakan kepahlawanan penduduk Yabesh-Gilead, yang
menyelamatkan mayat Saul dari dipermalukan lebih lanjut oleh
pasukan Filistin. Tindakan penduduk kota tersebut menunjukkan
penghormatan mereka kepada sang raja yang diurapi Allah, yang
walaupun dalam banyak aspek kehidupannya gagal secara menyedihkan.
Daud juga tetap menghormati Saul sebagai raja Israel sehingga
menangisi kematiannya (lih. 2 Sam. 1).
Kematian memang realitas yang tidak bisa dihindari. Demikian juga,
kita tidak bisa memilih cara kematian kita. Akan tetapi, cara
kematian tidak terlalu penting. Yang jauh lebih penting ialah
bagaimana kita mengisi hidup kita, sebelum maut menjemput kita dan
bagaimana kematian kita di mata Tuhan. Ada hamba Tuhan yang mati
saat melayani firman di mimbar. Indah sekali! Namun, banyak
misionaris yang kematiannya mengerikan. Di mata Tuhan keduanya
adalah hamba yang setia yang akan menerima mahkota kehidupan!
e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2014/06/06/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?1+Samuel+31:1-13
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/1+Samuel+31:1-13
1 Samuel 31:1-13
1 Sementara itu orang Filistin berperang melawan orang Israel.
Orang-orang Israel melarikan diri dari hadapan orang Filistin dan
banyak yang mati terbunuh di pegunungan Gilboa.
2 Orang Filistin terus mengejar Saul dan anak-anaknya dan menewaskan
Yonatan, Abinadab dan Malkisua, anak-anak Saul.
3 Kemudian makin beratlah pertempuran itu bagi Saul; para pemanah
menjumpainya, dan melukainya dengan parah.
4 Lalu berkatalah Saul kepada pembawa senjatanya: "Hunuslah pedangmu
dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang yang tidak
bersunat ini menikam aku dan memperlakukan aku sebagai permainan."
Tetapi pembawa senjatanya tidak mau, karena ia sangat segan.
Kemudian Saul mengambil pedang itu dan menjatuhkan dirinya ke
atasnya.
5 Ketika pembawa senjatanya melihat, bahwa Saul telah mati, iapun
menjatuhkan dirinya ke atas pedangnya, lalu mati bersama-sama
dengan Saul.
6 Jadi Saul, ketiga anaknya dan pembawa senjatanya, dan seluruh
tentaranya sama-sama mati pada hari itu.
7 Ketika dilihat orang-orang Israel, yang di seberang lembah dan
yang di seberang sungai Yordan, bahwa tentara Israel telah
melarikan diri, dan bahwa Saul serta anak-anaknya sudah mati, maka
mereka meninggalkan kota-kota mereka lalu melarikan diri juga;
kemudian datanglah orang Filistin dan menetap di sana.
8 Ketika keesokan harinya orang Filistin datang merampasi
orang-orang yang mati terbunuh itu, didapati mereka Saul dan
ketiga anaknya tergelimpang di pegunungan Gilboa.
9 Mereka memancung kepala Saul, merampas senjata-senjatanya dan
menyuruh orang berkeliling di negeri orang Filistin untuk
menyampaikan kabar itu di kuil berhalanya dan kepada rakyat.
10 Kemudian mereka menaruh senjata-senjata Saul di kuil Asytoret, dan
mayatnya dipakukan mereka di tembok kota Bet-Sean.
11 Ketika penduduk Yabesh-Gilead mendengar tentang apa yang telah
dilakukan orang Filistin kepada Saul,
12 maka bersiaplah segenap orang gagah perkasa, mereka berjalan terus
semalam-malaman, lalu mengambil mayat Saul dan mayat anak-anaknya
dari tembok kota Bet-Sean. Kemudian pulanglah mereka ke Yabesh dan
membakar mayat-mayat itu di sana.
13 Mereka mengambil tulang-tulangnya lalu menguburkannya di bawah
pohon tamariska di Yabesh. Sesudah itu berpuasalah mereka tujuh
hari lamanya.
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---
Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebagai [stefanus.777.renungan@blogger.com]
Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-4896633-4407379.a48c7cdc0d4a88c1ce6ec770adb0f694@hub.xc.org
(e-SH) 06 Juni -- 1 Samuel 31:1-13 - Kematian sebagai realitas
Labels:
0 komentar:
Posting Komentar